Love and Hate (Zenin Naoya x Reader)

8.7K 377 27
                                    

Warning : Porn With Plot, Consensual Sex, Kissmark, Oral Sex, Creampie, Breeding, Pregnancy.

***

Kau menatap Naoya dengan tatapan malas. Kau sudah berusaha menghindari laki-laki itu sebisa mungkin dan kini ia sedang berada di apartemenmu. Kau sendiri tidak tahu bagaimana dia bisa menemukanmu.

Kau selalu berada di sekolah dan kelas yang sama dengan Naoya. Kau tahu jika dia menyukaimu. Sayang sekali kau membencinya. Kau sangat membencinya hingga kau melakukan segala cara untuk membuatnya membencimu.

Tapi semua hal yang kau lakukan selalu berakhir dengan sia-sia. Naoya tidak pernah membencimu walaupun kau melakukan tindakan yang tidak ia sukai. Kau akhirnya menyerah dan memutuskan untuk pergi dari pandangannya.

"Sangat sulit untuk menemukan di mana kau berada, (nama). Kau tidak perlu melakukan ini semua hanya untuk kabur dariku. Kau tahu apa pun yang kau lakukan, aku akan tetap mencintaimu," ucap Naoya.

Kau berdecih. "Aku tidak bisa membalas perasaanmu. Kau menatap perempuan dengan sebelah mata dan aku sangat membenci itu. Aku tidak akan menjadi pasangan yang kau inginkan. Lebih baik kau mencari orang lain."

"Sangat mudah untuk mengatakannya. Tapi aku sudah mencintaimu sejak kita pertama kali bertemu. Ah, aku sudah mencintaimu selama dua puluh tahun. Bagaimana mungkin aku bisa menyerah setelah berjuang selama ini?" tanya Naoya.

Kau tidak menjawab kata-katanya. Kau pergi ke dapur dan membiarkannya sendirian di ruang tamu. Kau mulai memasak makanan untuk porsi dua orang. Kau menatap bulan yang bersinar dan mendesah pelan.

Kau menyelesaikan masakanmu dan segera menghampiri Naoya. Kau tersentak ketika menyadari jika laki-laki itu sedang tertidur. Dia tidak terlihat menyebalkan ketika tidur dan kau menyukai itu.

Kau menatap badannya yang tercetak di kemeja yang ia pakai. Kau menelan ludahmu. Kau berdebat dengan dirimu sendiri dan nafsumu menang. Kau membuka kancing kemejanya dengan jantung yang berdegup kencang.

Kau akhirnya berhasil dan kini kau menatap badan Naoya yang sangat indah. Sepertinya laki-laki itu menjaga tubuhnya dengan sangat baik. Kau mencoba memegang absnya dan terkejut ketika tangan Naoya memegang pergelangan tanganmu.

Naoya menyeringai. "Kau bisa mengatakannya padaku jika kau ingin melihat tubuhku. Aku akan senang hati menerima permintaanmu."

Wajahmu memerah, namun kau masih bernafsu. Kau segera melumat bibir Naoya dan membuat laki-laki itu terkejut. Naoya membalas ciumanmu dan mengusap rambutmu dengan lembut.

Kau kemudian mulai memberikan beberapa tanda di leher Naoya. Laki-laki itu menyeringai. "Sepertinya kau ingin memberitahu seluruh dunia jika aku adalah milikmu. Aku akan menjadi milikmu selamanya, (nama)."

Kau dengan tidak tahu malunya mencoba melepaskan celana Naoya. Kau terkejut ketika melihat penisnya. "Aku tahu jika kau akan terkejut begitu kau melihat milikku. Tapi aku yakin aku bisa memuaskanmu dengan ini," celetuk Naoya.

Kau memasukkan miliknya ke dalam mulutmu dan mulai menghisapnya. Naoya mendesahkan namamu ketika kau melakukan ini. Setelah beberapa saat, kau mulai bersiap untuk memasukkan penisnya ke dalam milikmu.

"Argh!" kau memekik ketika Naoya sengaja memasukkan penisnya dengan cepat. Kau bisa merasakan milikmu yang memijat penisnya.

"Aku yakin jika milikku adalah yang terbesar dibandingkan semua laki-laki yang pernah kau tiduri. Aku akan membantumu mencapai surga dunia," ucap Naoya.

Naoya segera membawamu ke kamar tanpa melepas penyatuan kalian. Kini Naoya berada di atasmu dan mulai menggerakkan miliknya. Kepalamu terasa pusing akibat hantaman kenikmatan yang tidak berhenti.

Naoya tahu bagaimana cara membuatmu merasa puas dan di saat yang bersamaan itu sangat menyebalkan. Kau tidak tahu apakah kau sanggup meraih orgasme dengan laki-laki lain setelah berhubungan dengan Naoya.

"Sejak dulu kau terlihat sangat cantik. Aku tidak pernah menyesal mencintaimu selama dua puluh tahun. Jika saja kau tidak membenciku, mungkin kini kita sudah memiliki beberapa anak!" pekik Naoya.

Kau tidak mampu membalas kata-katanya. Kau mulai merasakan sesuatu yang sangat familiar. Kau akan meraih orgasmemu. Naoya juga merasakan hal yang sama denganmu. Kalian berdua akhirnya mencapai orgasme bersama-sama.

Kau hendak tertidur, tapi kau kemudian menyadari sesuatu. "Naoya, jangan katakan jika kau tidak memakai pengaman?" tanyamu horor.

Naoya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku tidak datang ke sini untuk melakukan hubungan seksual denganmu."

Mendengar kata-katanya itu, kau tau jika kau sudah tamat.

***

Kau menatap lima testpack yang ada di hadapanmu. Walaupun kau sudah meminum Plan B, tampaknya benih Naoya berhasil membuahi sel telurmu. Kau menenggelamkan wajahmu di bantal. Ini adalah kesalahanmu dan kau tidak ingin menggugurkannya.

Kau tidak tahu harus melakukan apa. Mengandung anak Naoya merupakan hal yang tidak pernah kau inginkan. Kau tersentak ketika ponselmu berbunyi. Kau mengangkat panggilan itu dan mendelik ketika Naoya mengatakan jika ia berada di depan apartemenmu.

Kau membuka pintu dengan wajah yang pucat. Kau tidak bisa makan karena morning sickness. Kau akan selalu memuntahkan makananmu sebanyak apa pun kau makan. Naoya mengerutkan keningnya ketika melihat kondisimu.

"Ada apa denganmu? Apakah kau sakit?"

Kau tidak menjawabnya dan kembali ke kamar. Badanmu terasa sangat lemas karena kau hampir tidak memakan apa pun. Naoya dengan sigap mengambil obat dan memasak makanan instan.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak pernah melihatmu sepucat ini," tanya Naoya khawatir.

Kau tidak menjawabnya dan memakan makanan yang Naoya berikan untukmu. Mata Naoya menatap seisi kamarmu dan ia menemukan sesuatu yang aneh. Ia berjalan ke meja dan menemukan lima testpack dengan tulisan pregnant.

"Tunggu, kau hamil?" tanya Naoya terkejut.

Kau menatapnya malas. "Aku juga tidak pernah menginginkan ini terjadi. Salahkan Plan B yang tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik."

Kau tidak mendengar jawaban. Kau kemudian menoleh ke arah Naoya dan menyadari jika laki-laki itu meneteskan air matanya. "Kau menangis?" tanyamu terkejut.

Naoya tersenyum kecil. "Yah, aku hanya terlalu bahagia."

***

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Kau tidak bisa menghilangkan kebencianmu terhadap Naoya walaupun kau mengandung anaknya. Suatu hari, sebuah ide terlintas di kepalamu. Kau tahu jika Naoya sangat membenci itu.

Kau menatap bayi perempuan yang sangat mirip dengan Naoya. Mungkin karena terlalu membenci Naoya, anakmu memiliki wajah yang mirip dengannya. Naoya segera datang begitu ia mendengar jika kau sudah melahirkan.

Naoya menatap anak kalian dengan tatapan terpukau. "Wow, dia sangat mirip denganku."

Kau mengangguk. "Aku tidak dapat membiayainya sendirian dan aku membutuhkan bantuanmu. Kau harus memberikan penghasilanmu kepada anak kita atau aku akan menuntutmu ke jalur hukum."

Naoya tersenyum kecil ketika mendengar itu. "Sial, untuk pertama kalinya kau berhasil membuatmu membencimu. Tentu saja aku akan membiayainya. Dia adalah putri dari keluarga Zenin."

"Aku membutuhkan pengorbanan yang besar untuk membuatmu membenciku," kau mendesah.

"Sayang sekali rasa cintaku tetap lebih besar dari rasa benciku, (nama). Aku akan tetap mencintaimu seumur hidup," jawab Naoya.

Kau menghembuskan napasmu. Sepertinya kau memang tidak memiliki pilihan lain selain menerima kenyataan jika Naoya tidak akan pernah membencimu. Kau menatap anakmu dan tersenyum. Setidaknya Naoya memberikan sesuatu yang indah kepadamu.

END

Ada yang punya ide untuk cerita selanjutnya? Fetish atau kink, mungkin?

Kalo aku buka commision cerita, kira-kira ada yang mau ga ya? 🤣🤣

Met Him Last Night [JJK Chara x Fem! Reader] smutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang