Dirty [Nanami Kento x Reader]

6.5K 249 8
                                    

warning : cock warming

Kau mengintip Kento yang sedang berkutat dengan pekerjaannya di ruang kerja. Sial, bahkan di hari liburnya laki-laki itu tetap berusaha menyelesaikan pekerjaannya.

Kau menyandarkan tubuhmu di tembok dan berpikir apa yang harus kau lakukan. Kau sudah sangat bosan karena Kento sudah bekerja sejak siang hari dan kini jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

"Kento, kamu gak mau mandi dulu?" tanyamu. Kau memutuskan untuk masuk ke dalam kantornya dan duduk di sofa.

Kento menggeleng. "Entaran aja deh, lagi dikit banget ini."

Ekspresi wajahmu langsung berubah menjadi cemberut. "Kamu kenapa sih workaholic banget? Aku tahu kok gajimu enggak bakal nambah kalau kamu kerjain di rumah kayak gini."

Kamu seharusnya tahu jika Kento tidak akan melakukan apa pun yang membuatmu menyesali pernikahan ini. Bisa dibilang, dia adalah laki-laki terbaik dari yang terbaik.

Kento tidak pernah membentakmu bahkan saat dia emosi. Dia juga tetap membantumu melakukan pekerjaan rumah tangga karena kalian sama-sama bekerja.

Tapi di saat seperti ini, terkadang ada sedikit rasa penyesalan di hatimu. Apakah laki-laki itu lebih mementingkan pekerjaannya dibanding dirimu?

"Kamu gak mau makan juga? Aku padahal udah masakin buat kamu lho," ucapmu dengan suara kecil.

Semangat itu langsung hilang dari tubuhmu ketika Kento menggeleng. Dengan kesal kau mendobrak pintu ruang kantor Kento dan segera menuju ke dapur.

Kau membungkus makanan yang telah kau masak karena kau tahu jika Kento tidak akan memakan makananmu. Jika dia sudah fokus dengan pekerjaannya, semua hal akan dia abaikan.

Kakimu melangkah ke apartemen yang berada tepat di depan apartemenmu dan kau segera mengetuk pintu. Kau sedikit berharap jika Megumi yang membuka pintunya, namun ternyata Toji yang membukanya.

"Eh (nama). Mau kasih makanan lagi ya?" tanya Toji jahil ketika melihat bungkus makanan.

Kau mengangguk kecil. "Aku kelebihan masak nih. Nanti kasih Megumi juga ya?"

Laki-laki berambut hitam itu menerimanya dengan senang hati kemudian tertawa kecil. "Kalau kayak gini, lama-lama kamu cocok deh jadi mamanya Megumi."

Matamu langsung membulat ketika mendengar itu. Kau sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi di antara Toji dan mama Megumi, tapi tampaknya mereka bercerai.

"Siapa pak?"

Pandangan kalian berdua tertuju pada Megumi yang menggunakan headphonenya. Wajahnya langsung terlihat gembira ketika melihat wajahmu.

"Kak (nama)? Kakak ngasih makanan lagi ya?" tanya Megumi dengan pandangan senang. Remaja itu merebut bungkus makanan itu dari tangan ayahnya.

"Kamu kayaknya seneng banget ya? Kapan-kapan kakak masakin kamu juga deh," ucapmu senang. Setidaknya ada yang mau mengapresiasi makanan yang telah kau masak.

"Iya. Makanan bapak jelek banget soalnya," ejek Megumi dan Toji hanya memutar bola matanya.

Tawamu lepas dan kau mengangguk. "Kalau gitu kakak balik dulu ya?"

Kau pun kembali ke apartemenmu dan mengembuskan napas pelan. Kau bahkan tidak menyadari jika Kento sudah melihat gerak-gerikmu sejak tadi.

"Kamu kasih makanan kita ke mereka?" tanya Kento pelan, namun kau tahu jika laki-laki itu sedang menahan amarahnya.

Kau mengangkat bahumu. "Biasanya kalau kamu nolak makan sore juga kamu enggak bakal makan sampai besok paginya. Kasihan makanannya basi."

Kento mengembuskan napasnya. "Setidaknya tanyain aku dulu kek, aku kan sekarang bingung mau masak apa."

"Masak aja mie instan," jawabmu cuek.

Suamimu itu segera menarik tubuhmu ke pelukannya dan mengecup dahimu. "Aku minta maaf ya? Seharusnya aku sadar waktu. Tapi sekarang aku mau makan, makanannya enggak ada."

"Makan aja aku," celetukmu.

Kento yang mendengar itu langsung membulatkan matanya dan tersenyum kecil. Dia membawamu ke ruang kerjanya sambil memainkan jarinya di dalam milikmu.

Cairan vaginamu langsung merembes begitu kau merasakan jarinya masuk. Jari Kento memang besar dan panjang, jadi terasa sangat menyesakkan ketika dia memasukkannya dalam milikmu.

Kau memejamkan matamu dan mulai mendesah pelan. Kepalamu bersandar di bahu suamimu yang bidang itu. Kento melepas celanamu dan memasukkan penisnya dengan perlahan.

"AHH~!" desahmu.

Penis yang sudah meninggalkan kepemilikannya di dalam milikmu kini berhenti bergerak ketika sudah masuk ke dalam milikmu. Kau membuka matamu dan menatap Kento dengan bingung.

Laki-laki itu menyeringai. "Ini hukuman buat kamu yang langsung ngasih makanan ke tetangga kita tanpa nanya aku dulu. Aku mau kerjain ini lagi dikit ya, sayang?"

Kau menatapnya dengan mata berair namun kau berakhir mengikuti keinginannya. Rasanya sangat menyebalkan ketika laki-laki itu mampu menahan nafsunya.

Kau pun memejamkan matamu dan kau dapat mendengar jari Kento yang sedang mengetik. Apakah laki-laki itu mencuci tangannya terlebih dahulu? Kau hanya berharap jika tidak ada cairan vaginamu yang tertinggal di jari Kento.

Lima menit terasa sangat lama, kau mencoba untuk menggerakkan pinggulmu namun kau terkejut ketika Kento memegang pinggangmu untuk menghentikan gerakanmu.

"Jangan digerakin dulu ya? Ini lagi dikit banget lho. Istri aku kan kesabarannya tinggi, hm?" tanya Kento sambil mencium dahimu.

Gila, gila, gila! Jika kau banyak mendengar kabar jika biasanya suami yang tidak sabar untuk berhubungan seksual, kau merasa kebalikannya.

Sebenarnya, kau yang lebih sering meminta lebih dulu untuk berhubungan seksual. Selama satu tahun umur pernikahanmu, Kento sangat jarang meminta lebih dulu.

Kau bisa merasakan semua urat di penisnya yang terasa menggaruk vaginamu. Ah.. Sepertinya kau memang tidak salah memilih suami.

"Vagina kamu kok kedutan terus sih?" goda Kento.

Kau menatapnya dengan kesal dan menggigit bahunya. Laki-laki itu tertawa dan segera mematikan laptopnya lalu mengangkat tubuhmu ke kamar.

"Nghh.. genjot.. mau digenjot.." mohonmu.

Kento menatapmu dengan penuh nafsu dan segera menghentakkan pinggulnya sedalam mungkin. Kau langsung mendesah kencang ketika merasakan penisnya yang menabrak rahimmu.

"Enak kan sayang? Cuma aku yang bisa bikin kamu sampai berantakan gini."

Kau mengangguk. "I-iyahhh cuma Kento-hh..." desahmu.

Suamimu tersenyum dan menundukkan badannya untuk menghisap putingmu. Kau merasakan kenikmatan itu, apalagi putingmu adalah salah satu titik sensitif di tubuhmu.

Walaupun Kento sedang menghisap putingmu, pinggulnya tidak kehilangan irama. Kau merasa pusing karena hentakkan penisnya yang besar itu.

"Vagina kamu enak banget sayang, jangan terlalu dirapetin NGHHHH!" erang Kento.

Kau mencium bibir Kento selama beberapa saat. Permainan Kento memang sangat enak. Walaupun kalian masih sama-sama virgin saat menikah, kau yakin tidak akan ada laki-laki lain yang bisa memuaskan kamu seperti Kento.

"Ngh- Ngh! Aku mau keluar!" pekikmu.

Kento yang mendengar itu segera mempercepat hentakkannya. Dia juga merasakan kenikmatan yang sama karena vaginamu yang terus merapat karena akan orgasme. Kau juga bisa merasakan penisnya yang akan mengeluarkan sperma.

"AHHHH!" kalian berdua mengerang bersama.

Tubuhmu gemetar ketika kau merasakan sperma yang dikeluarkan Kento di dalam rahimmu. Laki-laki itu mencium bibirmu pelan dan mengusap rambutmu dengan penuh cinta.

"Tidur dulu ya, sayang? Aku mau masak mie instan dulu."

1k words

next stories : Higuruma Hiromi x Reader  & Fushiguro Toji x Reader (available on karyakarsa)

Met Him Last Night [JJK Chara x Fem! Reader] smutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang