Semua karakter sudah berusia di atas 18 tahun.
Warning : Consensual Sex, Creampie.
***
Kau menatap tumpukan buku di depanmu dan mendesah pelan. Kau sudah berusaha mengerjakan tugas itu secepat mungkin. Namun sepertinya tugas itu akan terus bertambah secepat apa pun kau mengerjakannya.
Kau menoleh ke arah Yuuji, Nobara, dan Megumi. Wajah mereka memperlihatkan jika mereka sangat lelah dengan tugas yang tidak kunjung habis. Kalian sudah tidak sanggup mengerjakan semua tugas itu.
"Bagaimana jika kita beristirahat sejenak? Aku rasa kita membutuhkan penyegaran," ucap Nobara.
Kau mengangguk. "Aku tidak bisa mengerjakan tugasku dengan fokus. Aku membutuhkan sesuatu yang bisa membuatku senang."
Yuuji segera berdiri. "Ayo kita pergi ke supermarket. Aku akan membeli beberapa camilan dan kita bisa menghabiskan waktu untuk menonton film."
"Ide bagus," celetuk Megumi.
Kalian berempat segera keluar dari apartemen itu. Kalian sudah bersama sejak SMA dan kini kalian tinggal bersama di sebuah apartemen yang berisi empat kamar. Kau harus berterima kasih kepada Megumi karena dia mengizinkan kalian tinggal di apartemen itu.
Kalian akhirnya tiba di supermarket. Kau mengambil beberapa camilan yang kau sukai. Kau kemudian menoleh ke arah Megumi. Dia tampak sedang memperhatikan sebuah barang yang ada di depannya.
"Apa yang kau lihat?" tanyamu.
Megumi menunjuk sebuah botol kecil di depannya. "Sepertinya aku pernah melihat ini di kamar ayahku. Tapi aku tahu apa yang ada di botol itu."
Kau menyipitkan matamu. "Itu terlihat bisa dimakan. Bagaimana jika kau membelinya dan kita mencobanya di apartemen? Aku juga tidak tahu apa benda ini."
Megumi mengangguk dan segera mengambil benda itu. Kau menatap dengan penasaran. Kalian membayar makanan yang kalian beli dan segera pergi. Megumi juga terus menatap botol biru itu dengan penasaran.
Kau menatap Yuuji dan Nobara yang menonton film anak-anak. "Sepertinya genre film kita dengan mereka sangat berbeda. Aku tidak ingin menonton film seperti itu."
"Aku sudah menyangka jika mereka akan menonton film seperti itu. Ayo kita ke kamarku. Setidaknya aplikasiku memiliki film yang lebih lengkap dari mereka," sahut Megumi.
Kau kemudian masuk ke dalam kamar Megumi. Kau menyukai kamarnya yang terkesan dingin. Kalian berdua kemudian memilih film dan segera duduk di ranjang.
Pintu kamar Megumi terbuka dan kau bisa melihat Nobara yang masuk ke dalam. "Apa film yang kalian tonton? Apa makanan yang kalian beli?"
Kau menunjuk beberapa bungkus makanan yang kalian beli. "Tidak banyak. Kami tidak memiliki nafsu makan yang besar sepertimu dan Yuuji."
Nobara tertawa mendengar itu. "Aku dan Yuuji berbagi sel otak yang sama. Omong-omong, mengapa kalian membeli itu?"
Matamu dan Megumi menoleh ke arah botol yang kalian beli. "Aku menemukan itu di kamar ayahku dan aku penasaran. Apakah kau tahu apa benda itu, Nobara?"
"Tentu saja! Itu adalah obat perangsang, bodoh! Apakah kalian tidak membaca deskripsinya? Terkadang aku heran kenapa aku memiliki teman seperti kalian," Nobara mendengkus.
Kau dan Megumi membulatkan mata. Kau langsung memalingkan wajahmu. Kau benar-benar malu. Megumi juga memalingkan wajahnya. Nobara segera keluar dari kamar membawa botol itu.
"Aku tidak tahu jika ayahku akan menggunakan hal seperti itu. Aku merasa kasihan dengan ibuku," Megumi menghembuskan napasnya.
Kau hanya tertawa kecil. Nobara kemudian datang membawa empat minuman. "Aku membuatkan minuman untuk kalian. Aku harap kalian menikmatinya."
Kau dan Megumi segera meminum lemon tea itu. Kalian sama sekali tidak curiga dengan apa yang ada di dalamnya. Beberapa menit kemudian, kau mulai merasa badanmu yang memanas.
Napasmu memberat. Kau melirik Megumi dan tertawa canggung. "Sepertinya udaranya memanas. Aku akan membuka bajuku."
Megumi mengangguk. Dia juga melakukan hal yang sama denganmu. Keringatmu keluar dengan tidak terkontrol. Kau melirik Megumi dan memuji badannya yang sangat bagus.
"Hei.. sepertinya Nobara memasukkan sesuatu ke minuman kita," bisik Megumi.
Kau membulatkan matamu. Walau begitu, kau mengabaikan hal itu. Kau tidak bisa menahan rangsangan yang terus menyerang badanmu.
Kau hampir berteriak ketika Megumi mendorongmu. Dia mengurungmu di antara kedua tangannya. "(nama), maafkan aku. Aku tidak bisa menahannya. Apakah aku boleh..?"
Kau mengangguk. Megumi langsung melepaskan bra-mu. Ia melumat bibirmu dengan penuh gairah. Kau membalas ciumannya. Kau memasukkan jarimu ke dalam vagina.
Megumi terkekeh melihat itu. "Biarkan aku yang melakukannya."
Megumi segera memasukkan kedua jarinya ke dalam milikmu. Kau tersentak. Rasanya sangat berbeda dengan jarimu sendiri. Kau semakin sensitif karena obat perangsang itu dan kau meraih orgasmemu dengan cepat.
"Maafkan aku, (nama)."
Megumi memasukkan penisnya ke dalam milikmu. Badanmu menegang. Megumi mengelus rambutmu pelan. "Aku tidak menyangka jika keperjakaanku akan hilang dengan cara seperti ini."
Kau tertawa mendengar itu. Megumi segera menggerakkan badannya. "Kau terasa sangat menakjubkan."
"Kau terlihat sangat tampan berada di atasku, mendominasi diriku. Sial, aku tidak pernah salah menyukaimu sejak dulu," ucapmu terengah-engah.
Megumi membulatkan matanya. "A-apa? Kau sudah menyukaiku sejak dulu? Mengapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?"
"Kau terlalu sempurna. Kita sangat berbeda," jawabmu.
Megumi langsung membungkam mulutmu. "Aku juga sudah menyukaimu sejak lama, (nama). Aku tidak pernah mengatakannya karena kau terlihat tidak tertarik padaku."
Megumi bisa merasakan milikmu yang memijat penisnya. Dia mendesah dan menatapmu. Dia kembali mencium bibirmu. Dia juga menghisap putingmu.
Kau tidak tahan dengan semua rangsangan yang ia berikan. "Kau bertindak seolah kau sudah sangat pro dalam hal ini. Apakah kau berbohong jika kau adalah perjaka?"
"Mana mungkin! Aku tidak akan memberikan keperjakaanku kepada orang yang tidak aku cintai!" balas Megumi.
Wajahmu memerah mendengar itu. "Bagaimana jika kau terkena obat perangsang dengan orang lain? Apakah kau akan melakukan ini dengannya?"
"Tentu saja tidak. Mereka tidak bisa membuatku seperti ini. Kaulah satu-satunya orang yang bisa membuatku melewati batasku," Megumi tercekat.
Megumi mempercepat gerakannya. Kau terus mendesah tanpa henti. Kalian berdua akhirnya mencapai orgasme bersama-sama. Kau bisa merasakan cairan hangat di dalammu.
Kau terengah-engah dan memegang rahang Megumi. Kau kemudian mencium bibirnya dan tersenyum.
"Sepertinya aku harus berterima kasih pada Nobara karena dia telah membuat kita mengakui perasaan kita," kau terkekeh.
"Sial, dia sepertinya memang sengaja membuat kita seperti ini. Apakah kau tidak apa-apa?" tanya Megumi khawatir.
Kau menggeleng. "Aku tidak apa-apa."
Megumi langsung memelukmu dengan erat. "Syukurlah. Maafkan aku. Jika saja aku bisa menahan nafsuku-"
Kau menutup mulut Megumi. "Aku juga menginginkan ini. Jadi jangan salahkan dirimu."
Megumi tersenyum lega, namun kemudian matanya menyiratkan dendam. "Aku akan membalasmu, Nobara!"
END
Mau karakter yang mana lagi??
KAMU SEDANG MEMBACA
Met Him Last Night [JJK Chara x Fem! Reader] smut
Fiksi PenggemarOne Shot Smut [18+] Jujutsu Kaisen Character x Reader kebanyakan ooc.