Die For You [Fushiguro Toji x Reader]

4.8K 197 24
                                    

sebenernya kalian yang baca itu umurnya pada berapa sih? haha

***

Kau memejamkan mata saat tangan besar Toji membelai kepalamu. Kekasihmu yang berusia lima belas tahun lebih tua itu kini sedang sibuk memanjakanmu.

Kau tahu jika ada beberapa orang yang tak menyetujui hubungan kalian, termasuk orang tuamu. Namun, kalian tetap melanjutkan hubungan itu walaupun sudah mengetahui resikonya.

Walaupun begitu, kau masih memikirkan kata-kata yang dilontarkan oleh ayahmu. Dia mengatakan jika tidak akan pernah menyetujui hubungan kalian sampai kapan pun.

Toji yang mendengar itu langsung menatapmu dengan tatapan terluka. Jika saja Toji bisa mengetahui jika kau sama terlukanya dengan dia.

Kau mengembuskan napas kasar dan memeluk tubuh Toji dengan lebih erat. Badannya terasa sangat hangat dan kau menyukai itu.

"Kamu kepikiran buat ninggalin aku enggak?" tanya Toji tiba-tiba.

Kau langsung melepaskan pelukan kalian dan menatapnya dengan tidak percaya. "Kamu kok bisa mikir ke sana? Aku enggak bakal pernah ninggalin kamu, Ji. Aku malah berpikir kalau kamu yang bakal ninggalin aku."

Toji mendesah pelan. "Yah.. Aku tahu sih kalau memang ada banyak laki-laki yang lebih pantas buat kamu. Laki-laki yang lebih kaya, lebih ganteng, dan yang paling penting lebih muda."

Kau menahan napasmu ketika mendengar itu. Usiamu yang masih dua puluh lima tahun dan Toji yang sudah empat puluh tahun sering sekali membuatnya tak percaya diri.

"Aku tahu kalau aku enggak pantas buat kamu, tapi aku ingin memantaskan diri. Aku pengen jadi orang yang berdiri di sisimu sampai akhir," lanjut Toji.

"Iya sayang. Cuma kamu yang akan bersama aku selamanya. Jadi jangan pikirin kata-kata orang lain lagi ya? Aku yakin ayah sama ibu pasti bakal luluh sama kamu," sahutmu.

Toji terdiam sejenak dan menatapmu. "Tapi gimana kalau mereka enggak akan pernah merestui kita? Aku enggak pengen kita terjebak di status ini."

Kau sadar jika Toji sedang tidak berada dalam pikiran yang benar, jadi kau berusaha untuk menenangkan Toji. Kau menarik pria itu dalam pelukanmu dan mengelus kepalanya.

"Toji.. Ayah sama ibu aku pasti luluh sama kamu. Apa lagi status kamu kan belum pernah menikah," ucapmu.

Toji menatap matamu dan ia langsung mendorong tubuhmu di ranjang. Kau meringis ketika merasakan tekanan di kedua bahumu.

"(Nama).. Aku enggak yakin mereka bakal luluh sama orang kayak aku. Satu-satunya cara adalah membuat mereka enggak punya pilihan selain menerimanya."

Wajahmu memucat ketika Toji membuka baju dan celanamu. Tangannya sangat lihai dalam membuka pakaian dalammu dan kini kau sudah berada dalam keadaan telanjang.

Kau bisa melihat nafsu di mata Toji. Laki-laki itu mencium bibirmu dengan kasar dan dengan sengaja meninggalkan banyak tanda di lehermu.

Laki-laki itu kemudian turun dan menghisap putingmu dengan rakus. Tangan kirinya memainkan putingmu dan itu membuatmu mengeluarkan desahan.

"MMNGH~!"

"Enak ya, sayang? Vagina-nya sampai udah basah banget lho ini," ucap Toji sambil memasukkan dua jarinya ke dalam sana.

Kau terkungkung di bawah laki-laki yang tingginya hampir mencapai 190 cm ini. Kau tahu jika tidak ada gunanya juga jika kau kabur sekarang.

Toji mampu menangkapmu dengan cepat. Lalu dia akan memberikan hukuman untuk perempuan nakal sepertimu.

Tanpa kau sadari, cairan vaginamu keluar lebih banyak hanya dengan memikirkan itu. Toji membulatkan matanya dan terkekeh.

"Kamu mikirin apa sampai keluar banyak gini? Jangan bilang kamu seneng mau dihamilin ya?" tanya Toji.

Mendengar kata-kata Toji, kau langsung membeku. "K-kamu mau hamilin aku?" tanyamu dengan suara gemetar.

Toji menyeringai. "Aku udah bilang ke kamu kalau aku bakal melakukan sesuatu yang membuat mereka mau enggak mau harus menerimanya, kan?"

Laki-laki itu menghentakkan penisnya ke dalam tubuhmu dan matamu langsung membulat ke atas. Andai saja Toji tahu jika vaginamu tidak akan pernah terbiasa dengan ukurannya yang tidak wajar itu.

"AH-NGHHH!!" pekikmu.

Toji segera menggerakkan penisnya tanpa membiarkan tubuhmu terbiasa. Laki-laki itu memang cenderung bermain kasar, namun kali ini berbeda.

Toji tidak pernah melakukan sesuatu tanpa persetujuanmu. Lagi pula di mana ia mendapatkan ide untuk menghamilimu?

Kau tahu jika kau belum siap untuk hamil. Kau mendengar cerita yang mengerikan dari para ibu dan kau menjadi ketakutan karena itu.

"Ngh- Toji.. Plis jangan keluarin di dalem.. Aku pasti bisa meyakinkan ayah sama ibu.." ucapmu.

Toji menghentakkan penisnya sedalam mungkin dan melihat wajahmu. "Dari mana kamu bisa mendapatkan keyakinan seperti itu, hm? Ini satu-satunya cara, sayang."

Tubuhmu terlonjak setiap Toji mendorong penisnya ke dalam. Tanpa sadar kau menyentuh dadanya yang penuh oleh keringat dan menatap matanya.

Kau sangat mencintai laki-laki itu. Sial, jika bisa kau akan membuang kehidupanmu hanya untuk bersamanya. Tapi hidup tidak berjalan semudah itu.

Toji mempercepat hentakannya dan tertawa. "Anak kita pasti bakal lucu banget kan? Semoga aja mereka mirip sama kamu ya?"

"M-mereka?" tanyamu dengan horor.

Kekasihmu itu terkekeh. "Aku tidak pernah bilang kalau aku cuma pengen satu anak kan?"

Gerakan Toji menjadi semakin kasar dan brutal. Kau pun meraih orgasmemu dengan cepat dan kau memeluk Toji dengan sangat erat.

Cairan keluar dari vaginamu dan itu membuat permainan kalian menjadi semakin lancar. Toji pun menghentakkan penisnya sedalam mungkin dan menyemprotkan spermanya di dalam rahimmu.

Kau memegang perut bagian bawahmu ketika merasakan cairan hangat itu. Sial.. Kau hanya bisa berharap jika tidak akan terjadi apa-apa karena hari ini adalah puncak ovulasimu.

Toji pun merebahkan badannya di samping tubuhmu dan memelukmu dengan sangat erat. Kau tahu jika kau lemah dengan sikapnya yang manja.

"Jangan pernah tinggalin aku, ya? Cuma kamu yang aku punya, (nama)," ucap Toji.

Kau mendesah pelan dan mengangguk. "Iya Toji. Tapi lain kali minta persetujuan aku dulu ya kalau mau keluar di dalem?"

Toji memandangmu dengan tatapan cemberut dan kau sontak tertawa melihat itu. Yah, kau menyerah. Mungkin kau akan membiarkan Toji melakukan apa pun yang dia inginkan. Karena kau mencintai Toji.

900 words.

preview extended version (1,5 words)(available on trakteer/karyakarsa) :

Toji terkekeh dan kembali menggesek penisnya di vaginamu yang masih terbalut celana dalam. "Padahal dia udah siap lho buat membuahi rahim kamu lagi."

"Kamu gak kasihan sama Gumi? Umurnya baru dua bulan, for god sake, Toji," ucapmu sambil memutar bola mata.

Suamimu itu terkekeh dan menyingkap bajumu. Matanya menatap payudaramu dengan tatapan berbinar. Dia pun langsung menghisap putingmu.

"Ngh.. Jangan minum kebanyakan Ji, kasihan Gumi," ucapmu.

***

Dengan chapter ini aku menyampaikan bahwa Met Him Last Night Season 1 tamatttt. Sampai jumpa di season selanjutnya~

Met Him Last Night [JJK Chara x Fem! Reader] smutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang