Yt99. One Two Three and Auckland!

1.5K 257 45
                                    

i love you so much gaes, terima kasih banyak!
*




























Dari Melbourne ke Auckland itu sekitar 3 setengah jam di pesawat komersil— di pesawat mahal ya lebih cepat. Roseanne, Jennie dan Benjamin gunain pesawat komersil kok, bedanya kelas VVIP aja. Agar mereka nyaman dan gak ke ganggu dengan penumpang lain. Lebih-lebih Jennie yang sering mual dan harus balik terus ke toilet.

Semacam dipaksa harus selesai liburan mereka, sekarang Roseanne lagi peluk Jennie— habis rewel karena mau muntah tapi keluarnya bening. Sedangkan Benjamin ada di balik punggung si Papa-nya, lagi nonton serial anak-anak; menarik banget, jadi dia gak ganggu lovey dovey-nya Roseanne dan Jennie.

Roseanne kecup dahi Jennie sekilas, "Sebentar lagi sampai kok. Masih mual?" tanyanya.

Jennie terlalu nyaman dalam dekapan Roseanne sebenernya, aroma tubuh Roseanne semacam nenangin. Lebih suka Roseanne gak pake parfume kayak sekarang, lebih natural dan indra penciuman Jennie jadi gak keganggu. Yha walaupun Roseanne agak kurang pede kalau gak bertabur parfume mahalnya.

Mama-nya Benjamin kasih balasan gelengan kepala di lengan Roseanne; kebas sih, soalnya posisi mereka gak berganti sejak naik pesawat tadi. Roseanne juga gak bisa lihat ke arah Benjamin, entah anaknya tidur— entah masih nonton serial di layar sana. Huff!

Roseanne keluarin ponselnya dari, main game disaat masih ngedekap Jennie— alih-alih bisa main, tangan si Bagong malah di pukul pelan oleh Jennie. Cewek berpipi mandu itu sedikit ngedongak buat lihat Roseanne yang udah nurunin pandangan sedikit.

"Jangan main game." kata Jennie.

"Kenapa emangnya?" tanya Roseanne, bingung— main game doang.

"Dibilang jangan ih." yaudah, basicnya bucin yha nurut aja.

Roseanne taruh ponselnya, terus usap-usap kepala Jennie pelan. Salah satu pramugari mendekat ke arah mereka, Roseanne perhatiin sekilas. Awalnya sekilas, tapi giliran pramugari itu berhenti di deket seat mereka— Roseanne malah melamun. Jennie ngedengus; sebal.

Jennie kasih cubitan di perut Roseanne, "Ahhh, sakit sayang dih." keluhnya.

"Kenapa sih lihatnya begitu?!" kesal Jennie.

"Hah?" planga-plongo; tabiatnya begitu.

"Tau ah!" Jennie ubah posisi, sekarang duduk.

Ya ampun— padahal Roseanne kan manusia normal, punya mata buat ngelihat. Yha jangan salahin matanya, kan itu reaksi tubuh sebagai manusia. Huff Jennie!

YOUTUBER | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang