YOUTUBER | CHAENNIE

Yt44. World Suicide Prevention Day

i love you, remember that.

*

*

"Hari ini pembicaraan kita berdua sedikit berat, tapi karena kita perduli. Kesehatan mental harus dibicarakan dalam situasi sekarang. Mungkin banyak orang yang anggap ini sepele, please berhenti berpikir segala yang orang lain lakuin itu adalah yang mereka inginkan" pembukaan pertama dateng dari Roseanne.

"Tiga hari lalu, tanggal 10 September itu bertepatan dengan World Suicide Prevention Day alias Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Jujur, aku sangat takut untuk bicara kayak gini. Karena kami berdua juga bukan dari kalangan manusia yang bermental baja. Kami berdua sama-sama rapuh dalam hal mental, tapi kami saling menguatkan" – Jennie.

Roseanne narik nafas dalam dulu sebelum ngelanjutin kalimat-kalimat yang akan keluar dari bibir manisnya. Karena sama-sama kita ketahui tentang kesehatan mental bukanlah hal sepele, ini nyata. Roseanne gak mau salah ngomong tentang ini, jadi dia harus ngeluarin kalimat yang bisa membuat satu gerakan dalam diri manusia yang menonton tayangan Youtube ini, agar tergugah hatinya untuk lebih semangat lagi ngejalanin kedepannya.

"We care, gays. We truly care about mental health" ucap Jennie.

"Gimana caranya kasih support ketika seseorang meng-ekspresikan tentang kesehatan mental atau gangguan mental yang mereka alami?" tanya Roseanne ngelirik Jennie sekilas.

"Listen atau dengerin. Biarin orang itu ngomong tentang apapun yang dia rasain, tentang perasaan nya saat itu, gimana dia mengalami hal-hal sulit. Kalian cuma butuh untuk dengerin apa yang mereka sampein. Karena, sebagian orang hanya butuh didengerin dan itu udah bikin mereka lega" jawab Jennie.

"Mau teman kalian cerita nya hal-hal yang itu-itu doang, kalian tetep wajib dengerin. Jangan sampe bilang 'gue capek lho denger cerita lo itu-itu doang'. Gays, tanpa kalian sadari itu kalimat sedikit menyakiti dia. Maksud gue, kalian bisa capek dengerin doang, gimana dia yang ngalamin hal sulit itu hm? Apa susahnya untuk mendengarkan mereka bicara? Let them talk about their feeling, gays" dilanjutin Roseanne.

"Be-Non Judgmental atau gak ngehakimin. Nah, nah ini yang paling sulit buat seseorang yang ngedengerin cerita temannya. Mereka akan cenderung ngasih komentar bahkan seolah-olah nyalahin si teman nya itu sendiri. 'Ya itu kan salah lo sendiri, kenapa bisa begini begitu', berhentilah untuk menyudutkan seseorang yang lagi ngeluarin unek-unek dikepalanya, gays" – Jennie.

"Misalnya, kayak orang tua mereka yang ngehakimin anak-anaknya kalau dapat nilai yang gak memuaskan. Stop that, please. Kalian nyakitin mereka secara tidak langsung, sedangkan anak-anak mereka sudah berusaha untuk dapetin yang terbaik. Lalu, mereka dapat nilai yang gak sempurna, terus kalian nyalahin si anak karena gak belajar gak ini gak itulah blablabla. Sedangkan kalian gak tahu gimana mereka fokus belajar buat dapetin yang nilai terbaik. Berhenti ngehakimin hal-hal kayak gini, teruntuk orang tua diluar sana. Stop, please!" – Roseanne.

"Gak ngehakimin ini banyak sisi, bisa apa aja. Kayak teman-teman LGBT Community yang coming out sebagai diri mereka sendiri, terus dikucilkan sama orang sekitar, dapatin perlakuan dan perkataan kasar sebagai macamnya. Apa susahnya nerima perbedaan orang hm? Toh, kita sama-sama manusia, gak ada yang tahu gimana perasaan itu sendiri, bukan nya perasaan itu alami? Tolong berhenti menghakimi yang bukan urusan kalian, gays" – Jennie.

"Ask What, not Why alias tanya apa yang bisa gue lakuin, bukan kenapa bisa gini sih kenapa hm kenapa ini itu. Please, jangan kayak gitu ke orang-orang yang lagi nyampein perasaan nya. Karena balik lagi kayak yang Jennie bilang tadi, sebagian orang terkadang hanya butuh ditemanin, didengerin sekalipun gak ada solusi nya. Tugas kita hanya menguatkan kayak 'Bro, fighting ya! Gapapa, besok lebih baik kok jangan nyerah, okai?' just like that gays, dan itu punya pengaruh besar untuk mereka" – Roseanne.