8. Aku yang kamu sakiti, aku yang kamu tinggalkan.

8.2K 767 75
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian pertengkaran antara Puspa dan Andra malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian pertengkaran antara Puspa dan Andra malam itu. Ayani telah pulang semalam dan menemui Ayendra untuk di jaga seperti yang Ayani biasa lakukan.

Seperti pagi ini suara ceria Ayani menggema bersama tawa bayi milik Ayendra. Namun, tak dapat Puspa pungkiri bahwa pekikkan lucu milik bayinya itu belum dapat mengembalikan suasana sang hati yang telah lebur.

Seolah tak memiliki tujuan, diri nya terasa tertekan dan hampa.

" Mama mu ini lho, Ayen galau terus. Lagi mikir caranya bawa Papa mu pulang. " Celetuk Ayani begitu saja tanpa memikirkan dampaknya pada sakit hati Puspa.

Puspa hanya diam, kembali melanjutkan sarapan Nasi goreng paginya yang di buat oleh Bibi Hanum.

" Makanya Yen, cepat gede biar kamu yang membujuk Papa mu agar pulang kerumah. "
Suara bantingan piring pada meja makan, sontak membuat Ayani dan Bibi Hanum memandang Puspa kaget. Sedangkan Ayendra detik itu juga telah menangis dengan kencang.

" PUSPA?---"

" CUKUP MBAK! CUKUP!" Puspa berteriak nyaring. Menatap marah pada Ayani dengan bulir air mata yang mengalir kian deras.

" Dek? Kamu nggak apa-apa? " Bisik Ayani dengan suara tercekat.

" Sejak kapan aku baik-baik saja, Mbak? Sejak kapan itu? Mengapa kalian tak ada yang mengerti dengan ku? Tak ada yang mau mendengarkan ku? Hanya menyudutkan ku, menghakimi ku, memaki ku dan mengasingkan ku. Mbak... Sakit sekali. Andai kalian mau mendengarkan ku barang semenit pun. " Tersedu-sedu Puspa pergi meninggalkan Ayani yang tengah menatapi sang adik kandung sambil membujuk Ayendra yang masih menangis kuat.

Puspa meraih tas kerjanya. Keluar dari rumah meninggalkan Ayani yang saat ini memanggil namanya berkali kali.

" Mbak? " Gama berdiri di sana. Dengan Almamater yang melekat di tubuhnya.

" Buat apa kamu kemari? Ayah yang suruh? Katakan pada Ayah, Mbak nggak akan ngemis ngemis lagi. Kalau Ayah tak menganggap Mbak mu ini anaknya. Mbak baik baik saja. Pulanglah, jangan temui Mbak atau Ayendra lagi. " Puspa berjalan keluar dari pagar. Menyetop sebuah Taxi yang kebetulan lewat begitu saja.

PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang