25. Bianglala

5.1K 515 9
                                    

Hai, Maaf lama Update, semoga untuk Update kali ini kalian suka ya.

300+Vote.

Happy Reading

oOo

" Ang..ang..budabubaa..ooe? Oo.."

Puspa heran, mengapa anaknya ini masih saja tetap berisik padahal ia sendiri sudah kelelahan menemani Ayendra dan Andra bermain di pasar malam yang luas ini. Tak dapat lagi Puspa hitung sudah berapa kali Andra dan Ayendra mencoba permainan anak-anak, atau lebih tepatnya Puspa dan Ayendra yang menemani Andra ketika bermain.

Puspa menunduk menatap wajah anaknya itu ketika balita itu mulai merengek sambil menggigiti tangannya dengan tatapan tertuju pada Andra yang tengah mengantri membeli minuman dingin untuk mereka berdua.

" Iya sayang. Papa nggak lama. Tuh udah datang kearah Ayendra. " Kata Puspa membujuk sambil menggoyang-goyangkan kakinya agar Ayendra dalam pangkuan nya tak lagi merengek.

" Kenapa? " Tanya Andra ketika sudah dekat dengan kedua orang itu. Puspa hanya menggeleng.

Namun, kening Puspa mengernyit ketika Andra mengapit kapas gulali di dadanya menggunakan lengan kanannya. Meletakkan kedua minuman itu di tengah-tengah mereka.

" Untuk siapa gulali nya? " Andra menoleh lalu menyerahkan gulali itu pada Puspa.

" Buat kamu. Nih. " Puspa menggeleng, lalu katanya tanpa beban " Aku nggak suka gulali. " Membuat senyum Andra ciut seketika. Namun, kali ini senyumnya merekah sambil membuka plastik gulali itu dan mencobeknya.

" Yaudah buat Ayendra saja-"

" Nggak boleh!" Tolak Puspa galak. Ayendra itu masih kecil, nggak baik makan manis-manis apalagi giginya baru tumbuh. Sifat protektif nya sebagai ibu tiba-tiba keluar begitu saja.

Andra memasukkan gula kapas itu kedalam mulutnya sendiri. Lalu kembali mencobek nya sedikit dan mengarahkannya ke mulut Ayendra.

" Jangan Andra-"

" Nggak apa-apa, sayang. Sekali aja. "

Puspa terdiam dan terpaku detik itu. Aish, mengapa ketika Andra menyebutnya panggilan itu Puspa panas dingin sendiri. Tidak, hatinya tidak boleh luluh secepat itu.

Andra mendekatkan wajahnya pada anaknya itu, dan berbisik " Hmm..maniskan, Yen? Kaya Mama mu. " Puspa membuang muka, mendadak pipinya bersemu merah tak tertahankan.

Dasar buaya! Hanya tahu memberikan gombalan maut saja.

" Angbuu..bababo.."

" Apa? Iyalah makanya Papa jatuh cinta sama Mama mu. "

Seketika Puspa mendelik menatap Andra. Tak terima. " Apasih kamu? Nggak lucu! " Sedangkan Andra terkekeh seketika. Oke, ibu negara sedang tidak senang untuk di gombal saat ini.

" Mama kamu marah. Nanti aja kita lanjut oke. " Katanya kembali berbisik lalu menjauhkan wajahnya dari Ayendra. Puspa kembali terdiam sedangkan Andra hanya bisa bercanda ria dengan Ayendra.

Andra menoleh keatas melihat bianglala yang kerlap-kerlip. Senyumnya merekah saat itu juga. Lalu mengambil Ayendra dari pangkuan Puspa dan menggendongnya.

" Mau kemana? "

" Kami mau naik bianglala, kamu ikut? " Puspa memperhatikan Bianglala yang menjulang tinggi membuat sekujur tubuhnya bergetar seketika. Puspa sangat benci ketinggian.

Puspa menggeleng, menolak ajakan Andra. Tapi melihat Ayendra yang begitu bahagianya seolah tak keberatan meninggalkan Puspa di sini sendirian membuat wanita itu mengerang pasrah. Bagaimana bisa dia sanggup melihat anaknya naik wahana tinggi itu bersama suaminya, berdua? Bukannya apa-apa, Ayendra itu sedang masa aktif nya saat ini, apalagi di tempat tinggi butuh dua orang untuk menjaganya.

PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang