19. Anak ku, Ayendra.

8.4K 736 55
                                    

SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE & KOMENT YA.

oOo

Masih Andra ingat pesan terakhir adik bungsunya itu, Naomi-untuk tidak menangis bila ia bertemu anaknya nanti-Ayendra.

Andra membuka kaca mobil dan menemukan mobil pick up yang sudah berhenti tepat di belakang mobilnya. Andra ikut keluar dari mobil ketika Pria pengantar barang-turun dari sana.

Seorang pria muda juga turun dari mobil pick up itu. Turun dari sana sambil tersenyum semangat ketika melihat Andra menghampirinya. Pria itu memberikan bon panjang berisi pesanan Andra.

" Karena sisanya banyak yang Mas transfer ke rekening saya, jadi saya beli perlengkapan balita dan juga main-mainan umur di bawah 1 tahun. "

" Mas, kembaliannya sekitar 750.599 ribu. Saya Transfer balik? Atau boleh untuk saya nggak Mas? Biasalah nambah-nambah uang jajan. " Kata Dana cengengesan pada Andra sambil menggaruk belakang tengkuknya salah tingkah.

Mungkin kemarin-kemarin Dana tidak menyukai Andra. Tapi, sejak semalam dia berubah pikiran ketika Andra datang menghampiri rumahnya dan meminta tolong untuk membelikan beberapa pesanan pria itu. Di berikan uang saku yang cukup menggiurkan seketika membuat Dana menganggap Andra best friend.

Dan sekarang, kembali memeras pria itu untuk meminta recehan kembalian pesanan Andra. Sungguh tidak tahu malunya seorang Dana jika menyangkut uang. Oh ayolah, Dana sangat yakin uang segitu hanya membeli permen untuk seorang Andra.

" Hmm, untuk kamu saja. " Kata Andra sambil mengamati jumlah harga pesanannya yang tercetak di struk. Padahal Andra hanya meminta dibelikan 2 barang saja, tapi ada beberapa tambahan yang Dana beli tanpa seizinnya. Dana menjalani tugasnya hari ini dengan baik. Dana tersenyum sumringah seolah mendapati emas murni sepuluh kilo.

" Oh, My friend, my brother-" Kata Dana antusias dan hampir ingin menepuk punggung Andra-Tapi tidak akan terjadi, karena Andra sudah mempelototinnya dengan galak. Seolah mengatakan menjauh dari ku!

Dana menjauhkan tangannya gugup. Lalu menghindar dari hadapan Andra, memilih membantu Supir menurunkan beberapa barang untuk keperluan bayi dan mainan-mainan bayi.

Sedangkan Andra memilih memasuki pekarangan rumah Puspa. Terlihat sunyi, seolah tidak ada orang disana. Andra mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada sahutan. Keningnya berkerut bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Lalu, pintu terbuka. Puspa berdiri disana dengan rambut di cepol dan celemek yang melekat di tubuhnya. Wanita itu cukup terkejut menemukan Andra di depan rumah nya lalu pandangannya jatuh pada Dana dan seorang pria yang sedang bersama-sama mengangkat barang menuju teras rumah.

" Aku mengganggu? " Andra bersuara, cukup grogi ketika menemukan Puspa yang terlihat tenang.

" Mbak bukain pintunya lebar-lebar dong. " Titah Dana membuat Puspa semakin kebingungan. Ia lihat kearah Andra untuk bertanya secara langsung. Andra hanya tersenyum tipis lalu menyuruh Puspa untuk menyingkir dari pintu agar Dana dan pria pengantar barang itu mudah untuk masuk ke dalam rumah.

Andra menyentuh lengan Puspa lembut lalu katanya pelan pada istrinya itu " kamu masuk dulu kerumah, aku mau bantuin mereka-"

" Ini semua apa? Pesanan untuk Ayendra ?" Tanya Puspa menebak dengan benar. Membuat Andra terdiam ketika menemukan dari tatapan Puspa seolah istrinya itu tak senang.

PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang