27. Ember Sialan!

5.5K 460 11
                                    

Sebelum membaca, yuk tekan vote.

*Puspa & Andra*

" Ayo masuk. Pasti kamu penasarankan lihat rumahnya kan?! " Andra berjalan terlebih dahulu menuju teras rumah. Puspa lihat kursi teras yang terbuat dari rotan penuh dengan debu, ada juga satu set kursi gantung berwarna coklat tua dengan bantal duduk yang telah menghitam.

" Sudah berdebu lagi ya. Padahal 3 hari yang lalu sudah ku suruh Naomi untuk menyewa 2 hari penuh home cleaning untuk membersihkan ini semua. Sepertinya mereka melupakan bantal kursi untuk di ganti."

Puspa memelotot dan memekik. " Apaa? Kamu sampai menyewa home cleaning untuk bersihkan rumah saja? " Gila, sayang sekali uang itu. Mending jika seperti itu Puspa saja yang melakukan sendiri dari pada menghamburkan uang. Di kota metropolitan seperti ini biaya jasa itu sungguh mahal. Lagi pula jika di pikir-pikir pun Andra tidak mungkin rela mau meluangkan waktunya untuk membersihkan rumah ini.

" Kamu pikir rumah sebesar ini bisa dilakukan seorang diri? Sedangkan aku tinggal di Apartemen kecil aja lelah kalau membersihkan nya sendirian. " Katanya sambil menekan pin di smart door lock.

Puspa masih memperhatikan Andra yang menggerutu karena salah menekan pin. Andra terdiam seolah memikirkan sesuatu sambil mengamati smart door lock-seperti memikirkan kembali sandi yang pria itu lupakan.

Puspa mendekat. " Kamu lupa pin nya? " Andra menatapnya dengan raut wajah frustasi. " Aku lupa, kemarin ku suruh Naomi menggantikannya. Terus kemarin dia memberitahu ku pin nya, tapi aku lupa. Apa ya? " Selama keduanya terdiam, Andra tiba-tiba saja berseruh sambil memukul keningnya pelan.

" Oh aku ingat. Kalau nggak salah...6,4,2,0,1,9" lalu terdengar bunyi notifikasi dari smart lock dengan begitu merdunya. Andra menghela nafas penuh lega membuat Puspa terkekeh.

Mereka masuk kedalam rumah dan benar saja debu melayang-layang di udara. Andra mengernyit karena melihat rumah di penuhi debu. Dia menoleh pada Puspa yang sudah sibuk menarik kain putih yang menutupi beberapa furniture, lalu terbatuk-batuk.

" Kita pulang saja-"

" Kenapa masih berdebu kalau kamu sudah sewa home cleaning? "

Andra mendesis menyebutkan nama Naomi karena cukup kesal. Ingin dia telpon adiknya itu tapi mendadak teringat Naomi pasti tengah kuliah.

" Kenapa diam? Bantuin buka gorden dan bantu aku bersihkan " Andra terpaku. Apa? Bersihkan ini semua?

Puspa menatapinya karena raut wajah Andra seperti tak yakin. " Kenapa? Kita berdua Andra, pasti bisa bersihkan rumah ini. " Andra menghela nafas, menurut saja apa kata Puspa. Padahal rencananya tadi hanya berkeliling melihat-lihat dengan Puspa lalu setelah itu mereka akan makan berdua di luar dan menghabiskan waktu bersama selagi Ayendra bersama Kakak iparnya.

" Kenapa diam? Itu ada Vacuum Cleaner, tolong kamu sedot setiap debu di lantai, di sudut-sudut lantai di sofa juga. Oh sudut-sudut jendela juga tuh ada debu. " Titah Puspa membuat Andra menghela nafas. Baiklah saat ini ibu negara sedang bertitah, jika tidak menurut mungkin saja vas bunga mati itu akan melayang kearah nya.

Seperti yang Puspa katakan Andra menurut saja. Kedua orang itu kompak untuk membersihkan rumah. Andra sungguh lelah, menyedot debu keseluruh rumah, hingga ke kamar dan dapur. Untung saja furniture di dalam rumah ini masih sedikit, jika banyak mungkin akan terasa sekali lelahnya.

Andra membawa Vacuum itu kembali ke tempatnya. Mengelus punggungnya yang terasa pegal akibat terlalu banyak membungkuk. Ia menghela nafas ketika Kaus nya Puspa jadikan alat lap meja karena tak ada satu kain pun yang ada di rumah ini untuk di jadikan kain lap. Ya Tuhan sungguh Puspa tega melakukan itu, tapi yasudahlah toh juga nanti ganti baju.

PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang