21. Kekesalan Andra

6.9K 583 24
                                    

Yang ingin baca lebih cepat, di karyakarsa sudah sampai 24 chapter.

" Buat apa dia mengajak kamu ketemu? " Tanya Andra pelan. Namun, masih Puspa dapati intonasi itu sedikit kesal walaupun Andra sendiri berusaha untuk menahan nya.

" Ada urusan. " Jawab Puspa sekedarnya mampu membuat Andra menghela nafas pasrah. Tapi bukan Andra namanya jika menyerah begitu saja.

" Iya tapi urusan apa? "

" Pekerjaan. Dia nawari aku pekerjaan. "
Kening Andra berlipat, apa? Pria itu menawari Puspa pekerjaan? Kali ini Andra sadar dia kecolongan. Seandainya dia lebih cepat menawari Puspa pekerjaan mungkin istrinya itu tak berurusan kembali dengan Junaidi. Tapi pertanyaan dalam lubuk hatinya yang paling terdalam, apakah mungkin Puspa mau kembali ke perusahaan nya setelah apa yang telah terjadi?

" Oh. Tapi kenapa kamu nggak fokus saja ke Ayendra?! Kenapa harus kerja kalau aku sudah kerja. "

Kali ini, Puspa yang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan itu. Ia tatap tajam Andra yang berani memberinya pertanyaan seperti itu. Apa maksud dia? Apakah setelah Puspa memberinya kebebasan untuk tetap dekat dengan Ayendra, pria itu mulai berani mengaturnya?

" Apa maksud kamu? "

" Puspa dengar-"

" Jangan mengatur ku dan jangan pernah ikut campur dengan urusan ku. " Kata Puspa jengkel. Beranjak dari kursi teras berniat meninggalkan Andra. Tapi Andra menahannya. Pria itu menatapnya datar. Menyuruh Puspa untuk duduk kembali.

" Aku suami mu, aku masih punya hak atas kamu. Lagian aku bilang begini karena aku kasihan pada Ayendra, tidak ada yang menjaganya nanti. " Puspa mengelak. Mendadak malas membahas persoalan ini dengan Andra.

" Mending kamu pulang. Ini sudah malam."

" Puspa. Mungkin kamu masih dendam dengan ku, tapi aku sungguh-sungguh menyesal sekarang. Tolong, dengarkan aku kali ini saja. "

Andra memohon, wajah yang dulunya begitu dingin padanya kali ini berubah dengan mengeluarkan beragam emosi dihadapan Puspa. Puspa hanya ingin bekerja, dia tidak ingin Andra ikut campur dengan segala urusannya karena memang begitu adanya, mereka tidak sedekat itu sebagai suami istri.

" Aku akan tetap bekerja. Aku nggak minta kamu membiayai hidup Ayendra karena aku bisa sendiri. "

Andra menatapnya tak percaya. Mendadak kesal mendengar ucapan Puspa. Namun ia tahu apa yang membuat Puspa menutup diri seperti ini terhadapnya. Semuanya tak luput dari kesalahan yang dia lakukan.

" Aku Ayahnya Puspa. Itu hak ku dan hak ku juga untuk mengurusi urusan kamu karena kamu adalah istri ku. " Puspa semakin menatapnya tajam. Berniat menjawab semakin kasar.

" Istri kamu? Sejak kapan kamu pernah menganggap aku istri mu? "

" Mungkin tanggung jawab ku sebagai suami memang belum ada. Tapi ingat Puspa, mengenai Ayendra aku punya hak dengan itu. Tolong, pikir kan sekali lagi. "

" Andra! " Puspa membentak pria itu. Semakin kesal namun perkataan Andra cukup benar membuat Puspa sulit untuk melawan.

" Sebenarnya aku nggak rela kamu kerja dengan Juna. Karena dia juga penyebab semua ini. Dia yang membuat aku salah paham. Seandainya...seandainya dia berterus terang waktu itu, mungkin kita nggak akan seperti ini. " Sejujurnya sulit bagi Andra untuk melihat pria itu. Dia masih kesal hingga saat kini. Apalagi pria itu akan bekerja nanti bersama istrinya. Masih ada sisa emosi Andra pada Juna. Tapi bagaimana pun salah Juna tetap Ayahnya lah yang paling salah di sini-Darma.

" Apa maksud kamu? " Andra masih diam. Dia tidak ingin membahas ini karena bukan tanggung jawabnya untuk menjelaskan kesalahpahaman ini. Bisa saja dia menjelaskan, tapi Andra tidak yakin Puspa mempercayainya. Lebih baik Juna sendiri yang menjelaskan, karena hanya pria itu yang tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Puspa dan mengapa bisa Andra sampai salah paham selama ini.

PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang