15. Jurang

8.9K 846 71
                                    

Seperti jurang yang memisahkan kedua tebing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti jurang yang memisahkan kedua tebing. Dan aku tahu, butuh sebuah jembatan untuk mempertemukan keduanya. Saat ini, aku tengah merakit jembatan itu, agar aku bisa meraihmu kembali serta menggandengmu kembali tanpa ada jurang di antara keduanya.

Ia tatap rumah bercat Biru muda itu tepat di sisi Masjid. Rumah kecil namun penuh dengan tanaman hias. Begitu juga dengan Bunga Anggrek putih yang tergantung pada langit-langit teras semakin membuat warna cat rumah itu tetap hidup di gelap malam seperti ini.

Sudah terlalu malam Andra untuk bertamu. Hampir menuju tengah malam namun Andra dengan begitu keras kepalanya tetap ingin menemui Bibik Hanum. Dia tidak akan dapat tertidur jika belum menemukan dimana keberadaan Puspa dan anaknya saat ini.

Memohon ampun pada Tuhan terlebih dahulu, akibat telah mengganggu orang di malam seperti ini. Andra ketuk pintu ber cat putih gading itu. Tak butuh 10 detik pintu itu sudah terbuka. Andra menemukan seorang lelaki Muda dengan kaus oblong hitam dan celana berwarna cream kaki itu tengah menatapnya terkejut.

Ehh.. Ini kan suami, Mbak Puspa kan? betul kan? Hmmm.. Oke juga ternyata ya.

Dana masih mengamati wajah pria dewasa yang berada tepat di hadapannya ini. Dana pernah bertemu dengan Andra, itu pun hanya sekali dalam seumur hidupnya. Saat itu ibunya masih menjadi ART di rumah besar keluarga Darma. Dan, ibunya bilang anak lelaki satu-satunya Darma yang menikah dengan Puspa. Tanpa di jelaskan lagi pun, Dana yakin pria itu yang saat ini berdiri di hadapannya.

Sedangkan Andra, dia tahu lelaki lajang ini masih mencoba menilainya. Dan hal itu membuat dia berdehem, mampu membuat pria itu menatapnya sedikit sinis.

Ganteng juga suami Mbak Puspa, tapi gue gak kalah ganteng kok. Sayang banget Mbak Puspa mau sama keong racun ini. Mentang-mentang banyak uang.

" Ada apa ya, Om? " Tanya Dana dengan gaya tengilnya tak lupa raut wajah ngeselin itu, mampu membuat Andra mengumpat dalam hati.

Andra dengan sabar mencoba tersenyum, namun lagi-lagi senyum itu jelas teramat kaku seolah dipaksakan. Membuat Dana semakin senang meladenin dengan sifat tak sopannya.

" Maaf mengganggu di malam seperti ini. Saya ingin menemui Orangtua kamu. Apakah bisa? "

" Oh nyarik Orangtua gue? Bapak gue udah pulang ke Rahmatullah, Ibu gue udah tidur. Jadi maaf ya Om, kedatangan Om dimalam hari seperti ini di tolak. " Kata Dana begitu santai tanpa ada sopan santun. Membuat Andra menahan dongkolnya. Masih dengan kesabaran Andra mencoba berbicara lembut.

Raut wajahnya nya mendadak panik, ketika Bayangan Puspa dan anaknya berputar-putar di pikirannya, jika Andra pulang dia tak yakin dia akan dapat tertidur malam ini.

PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang