Andra cukup paham bahwa istrinya itu malas padanya karena dia selalu mengungkit-ungkit agar Puspa dan Ayendra pindah bersamanya.
Setelah makan siang bersama walaupun tak ada lagi perbincangan, Andra tak berniat lagi kembali ke kantor. Pria itu tetap menunggu di rumah bermain bersama Ayendra sedangkan Puspa lebih memilih menonton TV, sampai Ayani pulang dan menjelang malam Andra tetap tak pulang.
Hingga akhirnya sebuah ide melintas di kepalanya. Sepertinya berjalan-jalan bersama Ayendra dan Puspa cukup mengasyikkan. Lagian idenya ini bertujuan agar Puspa luluh dengan usahanya untuk mau tinggal bersamanya. Menata kembali rumah tangga mereka yang sudah renggang karena sebuah kesalahpahaman.
Atau lebih tepatnya untuk merajut rasa yang sudah Andra permainkan dari awal.
Andaikan saja Puspa mau menerima dengan segala niat seriusnya. Mungkin Andra akan mengakui betapa bahagianya dia menjadi Suami Puspa dan ayah Ayendra. Andra sangat begitu yakin usahanya tak akan pernah sia-sia.
" Kamu serius mau ngajak aku kesana? " Puspa menoleh melihat Andra yang tengah menyetir, hanya untuk menyakinkan dirinya saja karena Andra mengajaknya Diner.
" Hmm, kamu nggak suka? " Andra cukup khawatir karena wajah Puspa seolah tak setuju.
" Bukannya kita udah makan tadi sore? Kamu masih lapar? " Padahal tadi sore Gama membawa nasi goreng untuk mereka. Lumayan, hanya sesekali Gama mau mentraktir.
Andra terdiam ketika Puspa melayangkan pertanyaan seperti itu. Puspa yang terlalu polos atau memang istrinya itu yang tidak niat jalan dengannya? Padahal seharusnya Puspa mengerti apa tujuannya mengajak Puspa dan Ayendra untuk Dinner. Hanya mereka bertiga, Ayah, ibu dan anak.
Sangking bingungnya Andra menggaruk tengkuknya. " Yaudah deh. Kita putar balik aja. " Kata pria itu lesu, seolah tak ada lagi harapan.
Puspa yang mendengar itu cukup terkejut.
" Eh. Kenapa? Kok pulang? " Tanyanya kebingungan membuat Andra gemas padanya lalu katanya sejujurnya tanpa rasa gengsi.
" Puspa, aku mengajak kamu sama Ayendra agar kita semakin dekat. Aku...yasudahlah kalau kamu nggak mau, lain kali saja. " Ayendra yang sedari tadi duduk tenang di pangkuan Mamanya menoleh melihat Andra, seolah mengerti dengan Papanya yang tampak merajuk membuatnya bergerak mendekat pada pria itu, mengulurkan kedua tangan nya pada Andra meminta di gendong.
Andra tak sadar sangking kesalnya pada dirinya sendiri. Mendadak tak percaya diri untuk meluluhkan hati Puspa yang sangat begitu sulit untuk ia gapai.
Sedangkan Puspa. Mendadak merasa sedikit bersalah. " Gimana kalau kita ke pasar malam saja? Tapi kalau kamu masih lapar, kita singgah saja dulu di tempat kamu makan biasanya. Atau kamu mau makan bakso? "
Setelah Puspa selesai mengatakan itu dan Andra sendiri mendengarkannya dengan begitu baik sampai Puspa selesai, entah mengapa pria itu mendadak tersenyum-senyum sendiri. Hatinya terasa bergetar ketika Puspa menawarkan nya bakso.
Entah itu sebuah tanda mengalah dari Puspa atau hanya agar membuatnya senang, Andra tetap tak tahan untuk menahan senyumnya. Seolah anak remaja yang baru pertama kali mengenal cinta, begitulah yang Andra rasakan kali ini.
" Andra..." Puspa kembali bersuara karena tak ada respon suaminya itu.
" Ya-ya, kenapa? "
" Ayendra lagi manggil kamu! " Andra tersadar seketika. Untung saja lampu merah tepat di depan mata hingga pria itu menghentikan mobilnya. Pria itu melihat pada anaknya yang sudah menunjukkan wajah menahan tangis karena di abaikan.
Kedua tangan itu menjulur padanya dengan telapak tangan terbuka tertutup menandakan ingin dipangku olehnya. Sungguh dia tak memperhatikan tadi Ayendra memanggilnya.
Andra menepuk keningnya sambil memaki dirinya sendiri.
Dasar sudah tua, masih saja merajuk.
" Maaf, nak. Sini sama Papa. " Tanpa menunggu izin Puspa, Andra langsung membawa Ayendra ke pangkuannya hingga membuat Puspa terkejut " Jangan, kamu lagi nyetir, biar aku saja yang pangku dulu. "
" Nggak kenapa. Aku bisa kok. Kamu tenang saja. " Puspa diam tak menjawab karena sedikit takut. Satu tangan nya memegang lengan Ayendra hanya untuk berjaga-jaga jika Ayendra bergerak lincah lalu terjatuh dari pangkuan suaminya itu. Ia memperhatikan kedua orang itu dengan senyum gelinya.
" Hello anak papa yang ganteng, sama gantengnya kaya papa. "
" Oe? Bubuda...bum" Celoteh balita itu sambil tersenyum cengengesan seolah setuju dengan ucapan Ayah nya.
Puspa menggeleng-geleng kepala, semakin geli dengan guyonan percaya diri Andra itu. Benar yang Ayani katakan tempo hari, Fisik serta ke narsisan yang Ayendra miliki itu sangat duplikat sekali dengan Andra. Mungkin Ayendra akan terlihat mirip dengan Puspa jika balita itu marah dan tertawa saja. Ya, hanya itu yang dapat Puspa wariskan dari dirinya.
Dasar...
Nggak anak, nggak bapak sama saja. Sama-sama Narsis!
Tbc
The Heart sudah ada di Dreame dengan Revisian terbaru 2022. Ya, Perubahan nya banyak banget. Mampir ya. Jangan lupa tekan 💓 biar masuk ke perpustakaan kalian. Enjoyy
KAMU SEDANG MEMBACA
PUSPA & ANDRA, I'm (Not) The One || SUDAH TAMAT
RomancePuspa korban pemerkosaan Bos nya sendiri. Namun, gadis itu hanya diam tak memberitahukan kejadian itu kepada siapapun termasuk keluarganya sendiri. Diamnya Puspa selama 2 bulan lebih membuahkan hasil, dia telah hamil dan membuat keluarga nya marah b...