Perkenalan
Hai namaku Nadia, usiaku beranjak 30 tahun, di usiaku ini aku sudah berkeluarga dan memiliki seorang putri cantik berusia 9 tahun, dan usia pernikahan ku menginjak 11 tahun sekarang.
Tapi di pernikahan ku ini, aku sudah tidak mendapatkan kehangatan dan kebahagiaan dari suamiku lagi setelah hadirnya Putri pertama kami. Bukan, bukan maksud menyalahkan seorang anak yang memang tidak tahu apa-apa, hanya saja aku merasa kehangatan suamiku menjadi hilang seiring waktu bersamaan tumbuhnya anak kami.
Aku selalu mendapatkan sikap cuek dan dingin dari wajah suamiku setiap dia pulang kerja, meskipun seperti itu aku masih melaksanakan tugas-tugasku seperti biasa, menjadi seorang istri penurut dan menjadi seorang ibu untuk anakku.
Aku mulai sangat jenuh karena tempramental dari suamiku, dia selalu menyakiti anggota tubuhku dengan tangannya, mungkin karena lelahnya bekerja setiap hari demi anak dan istrinya.
Dia sering mengabaikan ku, di manapun dia berada saat aku menemaninya, sekalipun itu saat berada di kamar, sikap dingin nya selalu membuat aku sakit dan kecewa sehingga selalu membuat manik-manik air di kedua mataku jatuh, dan dia seolah-olah tidak ingin tahu hal itu.
Hari demi hari aku lalui dengan tetap menjadi seorang ibu rumah tangga. Kompor, cucian piring, cucian baju dan lantai rumah yang setiap hari aku bersihkan sajalah yang menjadi teman setiaku. Aku pernah berniat untuk bekerja tapi itu aku urungkan demi anakku, aku berfikir jika aku bekerja siapa yang mengurus anakku nanti.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan tahun berganti tahun. Namun tidak ada perubahan dari pernikahan ku ini, sempat ku ajukan perceraian pada suamiku, namun dia menolaknya, alasannya kasihan pada anak kami. Dan akhirnya kami pun rujuk kembali dengan syarat harus merubah sikap kita masing-masing.
Akupun setuju, namun nyatanya tetap saja Suamiku dingin dan acuh padaku. "Apa aku harus mengakhiri hidupku saja jika terus seperti ini? Arrgghh." Fikiran ini yang selalu ada dalam benakku, membuatku frustasi. Mungkin aku sudah terlalu bosan dan jenuh dengan kehidupan ku ini.
Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja, dan anakku, aku titipkan pada mertua ku di kampung. Tapi sayang pekerjaan ku harus berhenti setelah 2 tahun aku bekerja, ada pengurangan karyawan di tempat aku bekerja, dan aku salah satu karyawan yang harus berhenti dari perusahaan tersebut.
Akhirnya aku harus menjalani kehidupanku seperti dulu, aku selalu berusaha memberikan kehangatan pada suamiku, menggodanya terlebih dahulu. Biarlah aku abaikan harga diriku, toh aku menggoda suamiku sendiri, akh nyatanya itu berbeda dengan yang aku fikirkan, berharap suamiku menjadi sangat romantis jika ku goda lebih dulu, tapi itupun tak berpengaruh.
Dia hanya tetap fokus pada gawainya, mengacuhkan ku seperti biasa. Alasan inilah yang membuat pertengkaran demi pertengkaran terjadi dari waktu ke waktu, tapi jika aku mengajukan perpisahan, suamiku tidak menginginkan dan menangis seharian, karena dia tidak ingin kita berpisah.
Aku selalu mengalah, aku mulai benar-benar kacau dengan keadaan ini, terjebak dalam situasi yang rumit, rasanya aku ingin mencari pelampiasan di luar sana, ingin mencari sosok laki-laki yang bisa membuat hatiku senang, dan menciptakan kehangatan.
"Oh astaga, apa yang aku fikirkan? Dosa besar untuk ku jika memikirkan hal ini, aku sudah berkeluarga, walaupun suamiku sangat bersifat dingin tapi dia adalah suamiku, ayah dari anak ku." Batinku menampik, mengalahkan semua angan-angan ku itu.
walaupun aku tidak pernah melihat senyuman bahagia di wajah suamiku, kata-kata gombal meluncur dari bibirnya, kecupan hangat di pagi hari saat aku mulai membuka mata, tetap aku harus menjaga harga diri ku dan suami ku, serta seluruh keluargaku.
Dan suamiku pun selalu memberikan nafkah batinnya padaku, walau tak sehangat pertama kita menikah, tapi tetaplah sama dia tetap menafkahi lahir batin kepadaku.
Oh iya lupa ku sebutkan, suamiku hanya seorang karyawan di perusahaan furniture di daerah kota Z, pendapatannya jauh berbeda dari karyawan kantor perusahaan besar, tapi cukuplah untuk menghidupi keluarga nya.Aku tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata luas, dengan 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan ruang keluarga yang tidak begitu luas. Tapi kami nyaman tinggal di sini, aku hanya menghabiskan waktuku mengerjakan aktivitas ibu rumah tangga, jika pekerjaan rumah selesai, aku menghabiskan waktu siang hari ku dengan menonton acara favorit di telivisi.
Hingga sore menjelang, aku mulai lakukan tugas rumahku kembali, menyiapkan makan malam dan memasak air untuk suamiku mandi sepulang kerja nanti.
Hari ini, saat semua pekerjaan rumah ku selesai aku baringkan tubuhku yang lelah ini di sofa, ku rebahkan tubuhku yang mulai pegal. "Akhh nyaman rasanya setelah ku selesaikan semua pekerjaan rumah ku." Ku ambil gawaiku, aku bermain dengan gawaiku.
Membuka aplikasi sosial media yang tertera di gawaiku, membuka aplikasi yang terdapat huruf 'F', kubuka dan mulai scroll perlahan ke bawah, akhirnya mataku pun tertuju pada iklan sebuah novel, aku membukanya dan mulai membaca alur kisah Novel pendek itu hingga selesai, aku semakin penasaran bagaimana akhir dari kisah novel itu.
Kuputuskan untuk menginstall aplikasi Novel online tersebut, setelah berhasil ku install, aku coba masuk dan mulai membaca satu persatu novel di sana.
Aku semakin betah memainkan gawaiku untuk melepas rasa penat selama ini, akhirnya aku mendapatkan obat rasa jenuh ku. Hampir semua Novel sudah ku baca dan akupun masuk ke sebuah grup chat di novel itu, aku berkenalan dengan para Author di sana, ah aku lega, akhirnya aku punya banyak teman online yang bisa jadi obat kesepian ku selama ini.
Disinilah mulai dari kisah Cinta Terlarang itu terjadi.
🍂🍂🍂🍂🍂
Aku mulai senang berselancar di setiap Novel-novel di aplikasi online itu, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba menjadi seorang penulis, aku mencoba mempelajari bagaimana menjadi penulis agar dapat di terima semua pengagum Novel, aku banyak bertanya kepada teman-teman online ku, mereka menerima dan siap membantu.
Aku mulai membuat naskah karangan ku sendiri, lalu ku kirim pada teman-teman author lainnya, mereka mau memberikan kritik dan saran pada setiap tulisan ku.
Aku menerima kritik dan saran dari mereka, aku mulai membenahi kata demi kata dari setiap naskah ku. Aku belum mahir sama sekali dan masih buta dengan dunia yang baru aku tapaki ini.
Tapi, aku tidak mau menyerah begitu saja, toh lebih bagus belajar daripada tidak sama sekali bukan?
Banyak kata-kata yang salah dalam naskahku, tapi teman-teman ku masih tetap mau membetulkan semuanya.
Waktu ku lalui dengan penuh semangat setiap hari sekarang, akupun meminta ijin pada suamiku jika aku ingin menjadi seorang penulis Novel. Suami ku mengijinkannya dengan senang hati, ku perlihatkan padanya jika aku berhasil menjadi seorang penulis, aku bisa meraup pundi-pundi untuk membantu keuangan keluarga kami.
Ya, tentu saja suamiku senang mendengar nya.
Selain membuat novel-novel ku sendiri, aku masih setia membaca novel-novel author lainnya, aku lebih senang membaca novel berkonten dewasa dan banyak adegan dewasanya, ku berselancar berjam-jam di novel itu, hingga hari mulai petang, aku menyimpan gawaiku untuk memulai aktivitas ku yang lain di rumah, menyiapkan makan malam dan menyiapkan air hangat untuk suami ku mandi.
Setelah selesai suamiku mandi, kami makan bersama seperti biasa, tidak ada percakapan di antara kami hingga makan malam selesai. Ku benahi semua bekas kami makan, setelah selesai semuanya nya, akupun duduk di atas tempat tidur tepat di samping suamiku yang sudah tidur sejak tadi, bersandar di sandaran tempat tidur.Kubuka gawaiku kembali untuk melanjutkan kisah novel yang tadi siang sudah ku baca sebagian, aku asik dengan duniaku sendiri, dan suamiku pun asik dengan dunianya sendiri, tidak ada perbincangan hangat antara kami setelah seharian penuh kami berpisah.
-Bersambung-
**Readers di tunggu krisannya ya di kisah novel ku ini,
Tunggu episode selanjutnya bagaimana kisah dua cinta ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak 2 cinta
RomanceMengandung adegan 21+ "Hmmm, tidak Max, jangan lakukan ini, aku, ah, aku sudah menikah, ini, ini tidak lah benar. Ah, Max, jangan, tolong hentikan, aku mohon." Nadia memberontak ketika pria yang lebih muda dari nya mencoba untuk melakukan hal terlar...