Episode 6

60 2 25
                                    

MAAF!

Nadia terdiam mendengar perkataan Max, pria itu mengatakan semua perasaan padanya. Dia tidak menyangka jika pria itu mempunyai perasaan seperti itu padanya.

"Hufft!" Nadia menghela nafas panjang.

"Max! Kamu tahukan jika aku wanita bersuami." Ucap Nadia perlahan.

"Aku tahu itu. Tapi aku tidak mempermasalahkan nya, aku benar-benar mencintaimu, siapapun kamu, aku tetap mencintaimu, Nadia!" Ucap Max.

Nadia benar-benar tidak percaya mendengar perkataan yang tidak masuk akal dari pria itu.

"Kamu sudah tidak waras, menyukai wanita yang jelas-jelas memiliki suami, Max. Aku tidak percaya kamu akan mengatakan perasaan mu itu. Tapi Max, maaf! Aku tidak bisa mengkhianati suamiku." Ucap Nadia.

"Tapi bukankah kamu sudah jengah dengan sikap suamimu yang dingin. Bukankah suamimu sudah tidak mencintai mu lagi Nadia, dan begitupun sebaliknya. Kenapa kamu harus mempertahankan pernikahan yang tidak ada cinta di dalamnya?" Ucap Max.

"Kapan aku mengatakan kalau suamiku tidak mencintai ku lagi, dan kapan aku mengatakan jika aku juga tidak mencintainya? Ya jika aku jengah itu memang benar. Tapi bukan berarti aku ingin meninggalkan suamiku,  menghancurkan rumah tangga ku sendiri. Jika aku menerima seorang pria dekat dengan ku bukan berarti aku ingin menjalin hubungan cinta dengan pria itu, aku hanya ingin memiliki teman mengobrol. Aku senang ketika aku mengenal mu, kamu bisa menjadi teman curhatku, membuat ku tertawa, tapi bukan berarti aku memiliki rasa seperti dirimu. Aku bukan wanita murahan, Maxi." Ucap Nadia panjang lebar.

"Aku tahu kamu bukan wanita murahan, maka dari itu aku menyukaimu, aku menginginkan mu, aku mencintaimu. Aku sungguh mencintaimu." Ucap Max.

"Jangan konyol Max. Kita hanya berteman, sampai detik ini pun aku hanya menganggap kamu seorang teman saja, seorang sahabat, tidak lebih." Ucap Nadia tetap menolak.

"Tapi kamu lupa jika antara seorang pria dan wanita itu tidak akan ada kata sahabat, Nadia Adiwijaya." Ucap Max, kini nadanya meninggi.

"Ya kamu benar Max. Aku lupa jika antara seorang pria dan wanita tidak bisa menjalin persahabatan, aku benar-benar tidak memikirkan hal itu. Tapi aku juga tidak lupa akan latar belakangku, jika aku single mungkin aku bisa membalas cinta mu, Max. Tapi itu tidak di benarkan dengan wanita yang berstatus istri orang. Kamu tampan, kamu masih muda, carilah wanita yang cocok denganmu, yang setara denganmu, yang seusia sepertimu, jangan mengejar wanita tua seperti ku."

"Siapa yang bilang jika kamu tua, kamu begitu cantik dan terlihat muda. Kamu yang cocok denganku, kamu yang aku cintai, selamanya. Aku mohon jangan menolakku." Ucap Max bersih keras.

"Hentikan omong kosong ini Max. Sudahlah, ini sudah sangat larut, aku harus pulang, suamiku sudah menungguku di rumah." Ucap Nadia seraya berdiri, namun Max menggengam tangan Nadia dan menarik ke arahnya.

"Brugg." Nadia terjengkang dan duduk di atas pangkuan Max.

"Emmm, Max. Hentikan, Emmm." Max mengulum bibir merah Nadia, tidak membiarkan wanita itu mengeluarkan sepatah katapun. Nadia berusaha berontak mendorong dada Max dan memukuli pundak Max dengan kepalan tangannya, Namun tangan Max terasa semakin kokoh menekan tengkuknya, dan memeluk pinggang ramping wanita itu.

"Max, kamu sudah keterlaluan, Plak. Huh huh huh." Tamparan telapak tangan Nadia mendarat di pipi pria itu ketika tangan pria itu mulai menjalar ke tubuh Nadia. Dia terengah-engah karena kuluman bibir Max begitu kasar sehingga tidak bisa bernafas.

"Kamu lancang, Max! Apa kamu fikir aku akan diam begitu saja. Brengsek." Ucapnya lagi, lalu berdiri dan pergi dari hadapan Max.

Max sama sekali tidak merasa bersalah dia bahkan tidak meminta maaf padanya, karena pria itu benar-benar mencintainya.

Terjebak 2 cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang