DIA TUNANGAN NYA??
Rose memeluk Nadia, begitu pun Nadia, membalas pelukan dari sahabatnya itu.
"Ya, terserah pada mu saja, yang penting kau bahagia." Ucap Rose seraya melepas pelukan nya, Rose berbaring di atas tempat tidur nya, melihat wanita yang lebih muda itu kembali sibuk dengan laptop nya.
Setelah itu, Nadia ikut menjatuhkan tubuhnya nya juga, mereka berdua berbaring terlentang di atas tempat tidur.
"Kak, kenapa aku harus terjebak di sini? Kenapa jalan kehidupan ku menjadi seperti ini?" Keluh Nadia, matanya menatap kosong langit-langit kamar.
Sejenak mereka saling terdiam.
"Nadia, gue tidak bisa mengatakan apa-apa. Yang bisa gue berikan hanya nasehat saja. Jalani saja semuanya, sesuai alur yang sudah Tuhan buat untuk loe, untuk kedepannya, biar DIA saja yang tentukan, kita sebagai manusia hanya bisa menjalankan apa yang sudah di takdirkan Tuhan." Jelas Rose pada nya, dia tidak menoleh ke arahnya, matanya sama, menatap kosong langit-langit.
"Tapi Kak. Ini berat untuk aku jalani, Max mencintaiku begitu dalam. Sedangkan aku bukan wanita single, dan usiaku pun jauh lebih tua darinya. Seharusnya dia mencintai wanita yang sebaya dengan nya, bukan dengan wanita tua." Jawab Nadia, dia menarik nafas pelan dan menghembuskan nya dengan kasar.
"Apa yang akan di lakukan Nick, jika dia tahu semua ini. Sedangkan aku tidak mau jika harus bercerai, Kak. Aku Bagaimana pun Nick suami ku, pria yang menikahi bertahun-tahun yang lalu, yang memberikan kehidupan yang baik padaku setelah kedua orang tua ku." Lanjutnya lagi.
Rose membuat tubuhnya menghadap ke arah Nadia, di samping kirinya.
"Nadia, apa loe tidak memiliki rasa sama sekali pada Max?" Rose malah bertanya padanya.
Nadia terdiam, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia juga tidak tahu, apa dia jatuh cinta pada pria muda itu, atau hanya sekedar kagum saja, Nadia memang merasa nyaman ketika dekat dengannya, tapi logika nya selalu mengalahkan semuanya. Logikanya tidak menginginkan jika dia terlalu dekat dengan pria itu.
Bayangan Max dan Nick, serta keluarga nya datang silih berganti di hadapannya, dia menginginkan kehangatan yang di berikan oleh Max, tapi dia tidak bisa meninggalkan pria yang sudah bersama nya bertahun-tahun, hingga di karuniai seorang putri.
Dan, dia tidak ingin egois, meninggalkan semuanya hanya demi memenuhi perasaannya.
Tatapan Nadia melayang, tanpa di rasakannya, manik-manik bening jatuh di ujung bulu mata lentiknya.
"Nad, kenapa loe jadi nangis?" Rose membuyarkan lamunan wanita itu. Nadia mengusap ujung matanya yang basah.
"Ah, tidak apa-apa kak." Nadia bangun dan duduk di samping nya.
"Kak, kita turun yuk, sejak kakak datang, belum minum sama sekali. Kita ngopi di bawah." Ajak Nadia, mengalihkan pembicaraan nya.
"Tunggu!" Rose memegang tangan Nadia, saat wanita itu hendak berdiri.
"Loe belum jawab pertanyaan gue Nad, tidak usah mengalihkan pembicaraan." Ucap Rose kesal, karena Nadia berusaha menghindari pertanyaan nya itu.
"Kak. Aku tidak bisa mengatakan semuanya, biarkan waktu yang menentukan. Aku tidak bisa mengatakan, jika aku mencintai Max, tapi aku juga tidak bisa mengelak jika merasakan kenyamanan saat berada di dekatnya." Jawabnya lirih.
Sementara di lantai bawah.
"Aaahhh, akhirnya aku sampai, lelah sekali setelah berjam-jam dalam perjalanan." Seorang gadis muda, cantik, kulit nya putih, modis, rambutnya berwarna pirang tergerai di belakang punggungnya baru saja datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak 2 cinta
RomanceMengandung adegan 21+ "Hmmm, tidak Max, jangan lakukan ini, aku, ah, aku sudah menikah, ini, ini tidak lah benar. Ah, Max, jangan, tolong hentikan, aku mohon." Nadia memberontak ketika pria yang lebih muda dari nya mencoba untuk melakukan hal terlar...