Episode 11

37 1 2
                                    

AMARAH YANG MEMUNCAK

Nadia menangis dengan kejadian yang sudah terjadi baru saja. Nafas nya terengah-engah, Nadia mendorong tubuh atletis Max dari atas tubuhnya, dia turun dari sofa seraya memunguti pakaian yang berserakan di lantai, yang sudah habis terkoyak.

Max berdiri, lalu memakai pakaiannya. Pria itu sama sekali tidak ingin mengatakan maaf atas apa yang dia lakukan padanya.

Nadia melangkah menuju kamar. Dia tidak perduli dengan pria brengsek itu.

Namun saat akan menutup pintu kamar, kaki Max menahannya.

"Nadia tunggu!" Seru pria itu seraya mendorong pintu kamar, tentu saja Nadia kalah, Apalagi kondisi tubuhnya yang masih lemas.

"Apa yang kau inginkan lagi, Max?" Tanyanya dengan suara yang parau, dia sama sekali tidak ingin menatap ke arahnya.

"Nadia, aku ingin berbicara padamu." Max menarik tangan wanita itu, masuk ke dalam pelukannya.

Nadia sama sekali tidak merespon nya, di dalam pelukan pria itu dia mematung dan enggan untuk mengatakan apapun. Hatinya kini sudah hancur, pria yang dia anggap sebagai teman berubah seketika. Berubah menjadi seorang iblis dan tidak berperasaan.

"Nadia! Aku sama sekali tidak akan meminta maaf atas kejadian hari ini. Aku hanya ingin memilikimu, aku benar-benar mencintaimu." Max memegang kedua pipi Nadia dan mengangkatnya sehingga mereka saling tatap.

"Huh! Cinta? Cinta seperti apa yang kau bicarakan? Apa sebuah paksaan seperti ini bisa di sebut dengan cinta? Aku tidak menyangka seorang pria yang ku percaya, seseorang yang sudah aku anggap seorang teman, yang dulu selalu membuat aku terhibur, mampu menghancurkan hidupku seketika." Nadia menepis kedua tangan Max yang menangkup pipi nya.

"Apa kamu sangat marah?" Tanya Max.

"Menurut mu? Apa aku harus senang menerima perlakuan buruk mu?" Kini nada bicara wanita itu meninggi.

Max terkejut ke arah wanita itu, dia tidak pernah melihat tatapan yang penuh dengan kebencian dan amarah pada mata wanita itu.

"Nadia, aku berjanji akan menikahimu. Menjadikan kamu satu-satunya dalam hidupku. Aku akan membahagiakanmu, apapun yang kamu inginkan akan aku berikan." Max menggenggam tangannya.

"Hahahaha." Nadia tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan nya.

"Menikah? Hahahaha. Lalu bagaimana dengan suamiku? Apa kau terlalu bodoh sehingga tidak memikirkan semua sebelumnya? Apa kamu fikir aku akan semudah itu mengakhiri pernikahanku dan pergi pada pria lain? Apa kau fikir aku wanita yang mudah berpindah ke lain hati? Kau berfikir, jika aku seorang wanita murahan? Aku memang merindukan kehangatan dari suamiku, tapi bukan berarti aku akan mencari pria lain untuk melampiaskan nya." Ucap Nadia seraya mengusap kedua pipinya yang basah karena air mata yang tak kunjung berhenti.

"Apa kamu tidak ingin menikah dengan ku setelah apa yang sudah ku lakukan tadi?" Tanya Max melihat wanita di hadapannya menjadi wanita yang tanpa ekspresi.

"Apa kamu ingin menjadi suami kedua ku?" Tanya balik padanya dengan nada yang di tekankan.

Max membulatkan matanya, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Jika suamimu mengetahui ini semua, bagaimana Nadia? Dia pasti akan menceraikan mu, bukan?"

"Hahahaha! Jadi ini semua memang rencanamu kan? Jika dia menceraikan ku, aku pun tidak akan pernah datang pada pria bajingan seperti mu." Teriak Nadia. Nadia tidak akan pernah bergeming hanya dengan sebuah ancaman.

"Pergilah dari sini Max, sebelum aku kehilangan kesabaran. Bukankah kamu sudah puas, kamu sudah melakukan hal ingin kamu lakukan padaku selama ini, hari ini keinginan mu sudah terwujud. Bukan kah kamu hanya ingin tubuhku saja selama ini? Mulai hari ini, aku mohon jangan pernah perlihatkan lagi wajahmu itu padaku." Ucapnya Nadia dengan Nada datar.

Terjebak 2 cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang