Episode 15

24 1 2
                                    

AKU KHAWATIR??

Cahaya matahari yang menembus jendela membangunkan Nadia pagi itu. Dia menggeliat merentangkan seluruh otot-otot nya.

"Hmm, kenapa aku berada di kamar, bukankah semalam aku tidur di ruang tamu bersama pria itu?" Nadia terkejut ketika mendapati dirinya berada di atas tempat tidur di kamarnya.

Nadia menggulung kan rambut panjangnya, lalu pergi ke kamar mandi. Setelah selesai berpakaian, dia keluar dan turun.

Tercium wangi masakan yang menyeruak keseluruh ruangan. Nadia berjalan ke arah dapur, terdengar seseorang yang sedang memasak.

"Hai, selamat pagi." Sapa Max dari dalam dapur. Matanya menoleh sekilas padanya,  pria itu fokus pada masakannya.

"Kamu? Kamu yang memasak? Kemana pelayan di rumah ini?" Tanya Nadia bertubi-tubi. Dia kira pelayan yang sedang berada di dapur. Namun ternyata pria itu.

"Pertanyaan mana dulu yang harus aku jawab?" Pria itu balik bertanya.

Nadia mengkerutkan dahinya. Nadia melihat pria itu, sangat tampan dan gagah. Nadia tidak menyangka jika pria yang usianya jauh lebih muda darinya itu pandai memasak juga. Nadia berdiri di ambang pintu dapur, masih menatap ke arahnya, ada kekaguman dalam hatinya pada pria yang sedang sibuk memasak saat ini. Dia tidak melepaskan tatapannya ke arah Max. Kharisma nya sangat memukau.

"Astaga apa yang aku fikirkan." Lirihnya dalam hati, Nadia menggelengkan kepalanya.

"Para pelayan sedang libur hari ini, jadi aku yang menggantikan nya, memasakkan makanan untukmu." Jawab Max dengan tersenyum ke arahnya, pria itu tidak menyadari jika wanita itu menatap penuh kagum ke arahnya.

"Sekarang, duduklah, kita akan sarapan bersama." Ujarnya lagi.

"Kenapa tidak membangunkan ku saja, biar aku yang memasak. Aku tidak tahu jika para pelayan hari ini libur. Kenapa kamu yang harus repot memasak makanan untuk sarapan pagi ini? Apa kamu fikir aku tidak bisa memasak? Oh ya, apa kamu yang memindahkan ku ke dalam kamar? Kapan?" Tanya Nadia tanpa jeda. Dia seraya membantu Max membawa piring yang berisi makanan ke atas meja makan.

"Hei, hei. Apa semua wanita itu sangat bawel seperti mu? Kamu berbicara tanpa jeda." Keluh Max, mendengar celotehnya. Dia mengikutinya dari belakang.

"Terserah!" Nadia mengkerutkan bibirnya. Dia kesal bukannya pria itu menjawab pertanyaan darinya malah mengoloknya. Dia duduk di kursi dengan kasar.

"Jawab pertanyaan ku, Kenapa aku berada di_" Keluhnya, belum juga Nadia menyelesaikan kalimatnya, Max membungkamnya dengan menyuapi dia makanan.

"Hemm, Max." Serunya dengan manja. Mulutnya penuh dengan makanan. Dia kewalahan karena menerima suapan Max terus-menerus hingga mulutnya penuh.

"Aku bangun lebih awal, dan melihatmu di sampingku, lalu aku memindahkan mu ke kamar." Jawabnya dengan singkat. Senyumnya mengembang ketika melihat wajah Nadia yang berusaha mengunyah makanannya.

Max berdiri tepat di depan Nadia yang duduk di kursi, memegang garpu yang dia gunakan tadi untuk menyuapi makanan ke mulut Nadia.

"Uhuk." Nadia terbatuk-batuk, Nafasnya tersengal karena berusaha mengunyah makanan yang menyumpal seluruh mulutnya,

"Hei, pelan-pelan. Minum ini." Max meraih air minum dan memberikan padanya.

"Kamu ingin membunuhku? Menyuapi ku hingga mulutku penuh dengan makanan, sampai-sampai aku tidak bisa mengunyahnya dan membuat nafasku menjadi sesak." Rutuk Nadia setelah nafasnya lega, dan semua makanan nya turun dari kerongkongan nya.

Terjebak 2 cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang