DIA BENAR-BENAR PERGI
Keesokan pagi nya.
"Drrtt.. Drrrt.. Drrrt." Suara dering ponsel Max.
"Hallo." Sahut Max dengan malas.
"Tuan Max, maaf. Tuan harus segera datang kemari, ada masalah di kantor." Seru asisten di seberang telpon.
"Masalah? Masalah apa?" Max terkejut dan bangun.
"Aku akan datang satu jam lagi." Ujarnya mengakhiri panggilan tersebut. Dia turun dari tempat tidur dan berjalan dengan terhuyung, alkohol masih mempengaruhi dirinya.
"Bi, buatkan aku sup penetral alkohol." Teriak Max di ambang pintu kamar nya, memerintahkan pelayan nya sembari memijit keningnya karena pusing.
Max pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sesaat kemudian dia keluar dari kamar mandi, dia melihat semangkuk sup yang sudah tersaji di atas nakas, samping tempat tidur nya.
Max bersiap-siap setelah menghabiskan sup tersebut.
"Tuan, sarapan dulu?" Tanya Bi Sumi.
"Tidak! Aku akan pergi keluar." Jawabnya, tanpa menoleh pada pelayan itu.
Max melajukan mobilnya menuju perusahaan nya, dan beberapa menit kemudian setelah sampai, dia langsung menuju ke kantor nya.
"Max!" Seru Rama, asisten Max sudah menunggu di luar kantor bos nya tersebut dengan cemas.
"Ada masalah apa Rama?" Tanya pria itu, seraya membuka pintu kantor, dan duduk di balik meja kerja nya.
"Max, saham kita mengalami penurunan secara drastis sejak kemarin. Sudah seribu poin yang hilang, aku khawatir ini akan berlanjut." Rama menjelaskan dengan rasa cemas.
"Cari tahu, siapa yang melakukan semuanya." Perintah Max.
"Aku sudah mencari tahu, dan yang berada di balik semuanya adalah... Keluarga Charlotte." Jawab Rama dengan segera. Dia langsung mencari tahu siapa yang mencoba menggulingkan perusahaan Ardana tanpa menunggu perintah dari atasan nya, dan dia berhasil menemukan orang yang berada di balik semua nya.
"Charlotte?" Ucapnya, dia memukul meja dengan tinjunya, menggertakan giginya. Dia menopang dagu dengan kedua tangannya dan menanggapi masalah ini dengan kembali tenang.
"Max, apa kita harus melakukan penyerangan balik?" Tanya sang asisten.
"Ya, tapi dengan caraku sendiri. Atur pertemuan ku dengan Tuan Charlotte besok pagi." Max bangkit dari tempat duduk nya.
"Ok." Jawab Rama singkat.
"Max, kau mau pergi kemana sekarang?" Asisten pribadi nya melihat ke arah CEO nya yang melenggang hendak pergi dari sana."Aku akan pergi ke rumah sakit dulu." Jawabnya seraya berjalan meninggalkan Rama di sana sendiri.
"Perlu aku temani? Kemarin keadaan kau kurang baik!" Sambung asistennya.
"Tidak perlu, aku akan pergi sendiri." Jawab Max singkat.
"Pria ini masih mengejar wanita itu, yang jelas-jelas sudah menolaknya, tapi, Max masih bertahan dan berharap wanita itu menerima cintanya." Gumam Rama, ketika bos nya itu sudah menghilang dari balik pintu kantor nya.
Rama sebetulnya lebih mengkhawatirkan dia. Akhir-akhir ini atasannya tersebut kurang fokus dalam menjalankan perusahaannya, karena terlalu sibuk mengurus masalah seorang wanita. Namun dia tidak berani untuk mengeluhkan hal itu, dia hanya mampu diam menyaksikan nya.
Max melajukan mobilnya menuju rumah sakit kota, di mana Nadia di rawat. Dia pergi dari rumah sakit kemarin dengan rasa kesal dan dengan emosi. Sekarang dia merasa sangat merindukan wanita yang di cintai nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak 2 cinta
Любовные романыMengandung adegan 21+ "Hmmm, tidak Max, jangan lakukan ini, aku, ah, aku sudah menikah, ini, ini tidak lah benar. Ah, Max, jangan, tolong hentikan, aku mohon." Nadia memberontak ketika pria yang lebih muda dari nya mencoba untuk melakukan hal terlar...