AKU BERSALAH
Rose dan Max sudah berada di ruang tamu.
"Kak, kopi atau teh?" Tawar Max pada Rose.
"Kopi saja!" Jawab Rose seraya meraih ponsel dari tasnya, melihat ponselnya sejenak lalu menaruhnya di atas meja setelah melihat tidak ada pesan atau panggilan di ponselnya.
Max duduk di sofa sisi kanan, jauh dari Rose.
"Max apa yang terjadi sebenarnya pada Nadia? Bukankah kamu mengatakan jika pagi ini dia sudah sadar, kenapa aku lihat tadi dia masih tidak sadarkan diri seperti itu?" Tanya Rose mengawali pembicaraan.
"Tadi pagi dia memang sudah sadar. Aku sempat menghampiri dia saat dia baru sadar, namun sepertinya dia sangat membenciku. Dia tidak ingin berbicara padaku sama sekali. Aku berulangkali meminta maaf padanya, membujukknya untuk makan, tapi dia tetap saja marah padaku." Jelas Max padanya.
"Aku ingin kau bercerita padaku, di hari pertama Nadia pingsan, apa yang terjadi padanya hingga membuat dia tidak sadar berhari-hari." Sela Rose, dia belum mendengar penjelasan dari Max kenapa Nadia bisa seperti sekarang, hingga tidak sadarkan diri dalam waktu lama.
Di sela-sela itu, Bibi pelayan mengantarkan kopi untuk mereka dan meletakkannya di atas meja.
"Maaf Tuan, kopinya." Seru pelayan itu, lalu pergi setelah meletakkan kopi tersebut di atas meja.
Max terdiam sejenak, dia tidak mungkin menyembunyikan apapun, terlebih lagi Rose adalah sahabat karib dari Nadia, mungkin jika bukan dia yang bercerita, suatu haripun Nadia yang akan mengatakan semua pada temannya itu.
Max menghela nafas panjang lalu menghembus kan pelan, dia membuat posisi duduknya lebih nyaman sebelum dia memulai bercerita pada Rose.
"Kak, hari itu, aku datang kerumah dia sesuai permintaan mu, tapi, dia tidak menerima ku, dan dia berulang kali mengusirku, dia tidak ingin aku datang kerumahnya. Aku terus memaksa, aku mencium, dia pun membalasnya, aku berfikir jika dia pun menginginkannya. Namun tidak lama kemudian dia mendorongku, Kembali menyuruhku untuk pergi dari rumahnya. Saat dia membukakan pintu lebar-lebar untuk ku, aku malah membanting pintu itu, dan menguncinya, aku, aku_" Ucapan Max terhenti , dia ragu untuk mengatakannya.
Rose melihat wajahnya dalam-dalam, mengernyitkan dahinya, memaksa pria itu mengatakan semua nya.
"Aku melakukan hal terlarang dan memaksanya. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diri saat itu. Nadia menolakku, dia meronta, namun aku tetap melakukannya." Max menengadah melihat langit-langit. Pandangannya menerawang.
Rose mendengarkan itu, dialah yang sebenarnya harus di salahkan, jika dia tidak menghubungi Max untuk menemani Nadia sejenak sebelum dia datang, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Rose tahu jika Max mencintai Nadia, namun Nadia tidak bisa membalas cinta itu karena satu pernikahan yang mengikatnya. Nadia adalah tipe wanita yang setia terhadap pasangannya, bagaimanapun perilaku suaminya selama ini, dia tidak akan pernah berpaling.
Rose sadar, ada rasa yang tersimpan di lubuk hati yang paling dalam di hati sahabatnya, ketika melihat keakraban antara Nadia dan Max di salon nya. Terlihat jelas, Nadia begitu bahagia ketika berada di samping pria itu.
Namun, Nadia mencoba mengubur nya dalam.
Suasana menjadi hening, Max dan Rose saling berdiam diri.
"Lalu apa yang terjadi padanya tadi?" Tanya Rose setelah beberapa saat mereka saling terdiam, seraya menyesap kopinya yang hampir dingin. Begitu pun dengan Max pun.
"Aku pulang ke rumah, setelah aku melihat dia terjatuh saat berusaha untuk berdiri. Lalu setelah kami makan siang, kami melanjutkan mengobrol di balkon." Ucap Max menjelaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/273265710-288-k442654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak 2 cinta
RomanceMengandung adegan 21+ "Hmmm, tidak Max, jangan lakukan ini, aku, ah, aku sudah menikah, ini, ini tidak lah benar. Ah, Max, jangan, tolong hentikan, aku mohon." Nadia memberontak ketika pria yang lebih muda dari nya mencoba untuk melakukan hal terlar...