Episode 8

45 1 2
                                    

HATIKU TERLUKA SAAT KAU MENANGIS

Nadia segera duduk merapikan pakaian dan rambutnya yang sudah acak-acakan. Lalu bangkit hendak pergi dari sana.

"Nad maafkan aku, aku mohon." Ucap Max seraya menggenggam tangan kiri wanita itu.

Nadia berhenti dan menoleh ke arah Max, lalu duduk kembali di sampingnya.

"Kita selesaikan masalah ini hari ini, Max. Dengarkan aku, aku menyukaimu, sangat menyukaimu, tapi hanya sebatas teman, kita tidak bisa bersama. Hiduplah dengan jalanmu sendiri, ada banyak wanita cantik di luar sana, ada seorang gadis yang sangat menyukaimu, kamu dan dia serasi." Ucap Nadia berbohong.

Max mendongakkan kepala lalu menoleh ke arah Nadia yang berada di samping kanannya. Mengernyitkan keningnya.

"Gadis mana maksudmu, Nadia?" Tanya Max.

"Kamu akan tahu nanti Max." Ucap Nadia.

"Sudahlah tidak usah main tebak-tebakan denganku. Ini tidak lucu." Max mencengkeram kedua bahu Nadia.

"Ish, Max, lepaskan itu sakit sekali. Kenapa kamu sekarang begitu sangat kasar padaku?" Ucap Nadia setelah melepaskan cengkraman tangan dari bahunya.

"Maaf, aku tidak bermaksud. Tapi katakanlah apa maksud perkataan mu itu?" Desak Max.

Awalnya Nadia tidak ingin mengatakan siapa gadis itu, karena dia hanya mengarang saja, dia memutar otak untuk mencari kambing hitamnya, dia berfikir untuk mebiarkan pria itu saja yang mencari tahunya sendiri, dia hanya ingin lepas dari pria yang benar-benar tidak pantas untuk nya.

Beberapa waktu Nadia terdiam, namun akhirnya dia mengatakan siapa gadis itu, setelah Max terus-menerus mendesaknya.

"Anita, dia menyukaimu!" Ucap Nadia.

"Anita? Siapa? Aku tidak mengenal dia!" Max Semakin penasaran.

"Gadis yang bertemu dengan mu di pesta hari itu, yang berdiri denganku saat kamu datang." Jelas Nadia.

"Ssssssshhhhh. Jadi ini alasanmu menolakku, karena dia?" Desis Max tidak percaya akan kata-kata wanita itu.

"Kamu tahu darimana dia menyukai ku? Aku saja tidak tahu dan tidak mengenali nya." Ucap Max seraya mengusap-usap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Tidak perlu tahu, aku tahu dari mana, tapi sudah jelas dia menyukaimu. Aku akan memberikan kontak nya padamu, sapalah dia. Aku yakin dia akan senang. Tentang kita, kita hanya teman biasa saja." Ucap Nadia.

"Tidak, aku tidak mau, aku hanya menginginkan mu dalam hidupku, tidak ingin yang lain." Ucap Max seraya mengaduk-aduk rambutnya.

"Max, sadarlah, kita tidak mungkin menjalin hubungan lebih."

"Aku tidak perduli, kamu tidak menerimaku saat ini, tapi aku akan terus mengejar mu, sampai kamu jatuh cinta padaku. Camkan kata-kata ku ini Nadia. Aku tidak ingin kau atur tentang asmaraku, aku mencintaimu." Teriak Max seraya mengguncang bahu Nadia.

Nadia terdiam, entah apa lagi yang harus dia jelaskan pada pria itu. Mata wanita itu kini berkaca-kaca, manik-manik bening meluncur tanpa di perintahnya.

Max terkejut melihat wanitanya menangis lalu mendekap tubuh wanita itu ke dalam pelukannya.

"Nadia, berhenti menangis, maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu seperti ini, ku mohon hatiku terluka saat kamu menangis. Dengarkan aku, perasaan ini bukan mainan, walaupun kamu tidak bisa menjadi milikku, menemani hidupku, cinta untukmu akan selalu ada sampai kapanpun juga. Selamanya kamu akan ada di hatiku, tidak bisa aku gantikan oleh wanita manapun, dan stop mengatakan kau tidak pantas untuk ku, aku tidak perduli dengan status mu sekarang, cinta bisa datang pada siapapun, tanpa mengenal status, dia datang tanpa di undang, Nadia." Ucap Max berbisik di telinga Nadia dan melepaskan pelukannya. Menatap mata Nadia dalam-dalam.

Terjebak 2 cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang