Part 22❤

534 28 10
                                    

Happy Reading❤

•••

Whatsapp

Raisa

Thankyou ya, buat tadi siang.

Deg.

Seketika hati Kalila mencelos, ia memandang pintu kamar mandi dengan tatapan kosong. Kalila masih tidak percaya Alden membohonginya.

Alden menutupi ini semua dengan alasan membantu papanya? Kalila tersenyum kecut. Ia benci dengan dirinya yang bodoh dan mudah dibohongi ini.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka, seketika Kalila mengalihkan pandangannya dari pintu kamar mandi. Tanpa sepatah kata, Kalila keluar dari kamar. Terdengar derap langkah dibelakangnya, itu artinya Alden mengikuti dirinya.

"Kal, jadi nggak? Kalo nggak gue mau pulang." ucap Alden setelah meneguk air putih yang ia ambil dari kulkas.

Mereka sedang berada di ruang keluarga, Kalila mendudukan dirinya di sofa, begitu juga dengan Alden.

Kalila menatapnya dengan tatapan datar "Pulang aja nggak papa." ucapnya lalu menghidupkan tv.

Alden mengernyit heran, ada apa dengan gadisnya? Mengapa ia lebih banyak diam? Biasanya jika ia ajak keluar Kalila selalu antusias. Mengapa kali ini Kalila menolak?

Berbagai pertanyaan hinggap di kepala Alden. Ia bingung, semenjak dirinya keluar dari kamar mandi tadi, gadisnya menjadi aneh.

Alden mengendikan bahunya acuh. "Yaudah gue pulang dulu. Kalo ada apa apa telpon gue aja." ucap Alden lalu mengecup kening Kalila.

Setelah pintu utama tertutup, Kalila memandang kosong kearah tv yang menayangkan kartun kesukaannya tanpa minat.

Tanpa sadar air matanya menetes melewati pipinya. Mengapa Alden nya sekarang sedikit berubah?.

Tak mau berlarut larut memikirkan Alden -yang entah memikirkannya atau tidak- ia berjalan menuju dapur, ia lapar. Namun, ketika membuka pintu kulkas hanya ada tepung dan buah buahan segar.

Kalila menghembuskan nafas lelah. Ia akan pergi ke supermarket guna membeli bahan bahan masakan. Setelah memakai cardigannya, ia memesan ojol untuk mengantarnya ke supermarket.

Setelah menunggu beberapa menit, ojol yang ia pesan akhirnya sampai. Kalila menaiki ojolnya dengan kaku. Ini pertama kalinya ia menaiki motor orang asing.

Sesampainya di supermarket, ia memasuki supermarket lalu mengambil keranjang.

Saat memilih sayuran, Kalila mendengar gelak tawa yang suaranya tak asing di telinganya. Ia menengok ke samping, kearah tempat es krim.

Disana, Alden bersama seorang cewek cantik sedang memilih es krim sambil tertawa lepas. Jujur, bersama Kalila saja Alden bisa dihitung jari tertawa seperti itu.

Bahkan sekarang tawa Alden terlihat sangat bahagia. Cairan bening menetes lagi dari pelupuk matanya. Ia mengusapnya kasar air matanya. Segera, ia mengambil sayuran asal lalu membayarnya di kasir.

Childish Girl And Badboy Possesive [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang