Jangan lupa vote dan comment nya!
Selamat membaca 🤪🤪🤪
.
.
.
"Oppa mau makan apa?" tanya Hyeji yang saat ini sudah bersiap hendak mengikat tali apron pada punggung bagian bawahnya setelah meletakkan kopernya sembarang didalam kamar.
Hyeji sudah sangat menghafal dengan jelas jika saudara kandungnya itu tidak bisa jika sehari saja tidak memakan masakan rumah. Entah karena efek bawaan dari profesi nya yang seorang dokter atau memang lidahnya yang tidak bisa merasakan sedikit saja makanan cepat saji. Mau tak mau mengharuskan Hyeji untuk belajar memasak beberapa makanan rumahan khas Korea kesukaan sang kakak. Terlebih lagi semenjak Ayahnya yang menggila kepada dunia perpolitikan hingga membuat sang istri sendiri tak tahan lalu kabur bersama pria lain yang sekarang entah bagaimana keadaannya lantaran sudah hampir tiga tahun lamanya sang Ibu sama sekali tak menyambangi atau memberi kabar kepada putra putrinya–Hyeji maupun Namjoon.
Berbicara soal makanan cepat saji, sebenarnya Namjoon bukan tipe pemilih ataupun merasa tidak cocok dengan selera lidahnya. Hanya saja jika kakaknya itu sudah dihadapkan dengan tumpukan daging yang diapit sayur mayur serta berbagai saus dan juga roti di bagian atas dan juga bawahnya, atau pula adonan tepung yang dibentuk tipis dengan berbalut hamburan keju lalu di oven bersamaan saus dan juga topping topping menggoda lainnya–maka jiwa serakah rakus yang ada dalam dirinya akan menguasai sang empu saat itu juga tanpa mempedulikan protes dan ancaman yang sudah Hyeji kuarkan terhadap dirinya. Dengan sekejap akan menjadi orang berkepribadian ganda yang juga dibumbui amnesia karena setelahnya Namjoon pasti akan merengek meminta maaf kepada adiknya dengan alasan 'tidak sengaja hanya sedikit mencicipi' yang kemudian terus berlanjut menjadi 'hilang kendali dan khilaf'.
"Kau bereskan dulu barang barangmu, lalu mandi. Tidak usah memasak, kita beli saja" balas Namjoon dengan nada lembut sembari menekan nekan layar ponselnya "Kau mau memesan apa?"
"Terserah oppa saja" sahut Hyeji dengan semangat lalu menyusul sang kakak untuk duduk disebelahnya, tentu setelah melepaskan apron pada tubuhnya itu.
"Samgyeopsal, Naengmyeon, Kalguksu, Jajangmyeon..." sahut Namjoon memberikan beberapa pilihan menu makanan pada sang adik "Kau mau yang mana?"
"Aku mau pizza"
Sekarang apa? Hyeji yang memarahi, dirinya pula yang membangkitkan jiwa sang maniak makanan cepat saji di depannya itu. Jika sudah kambuh lalu menggila karena lepas kendali, baru Hyeji tau rasa.
"Cih, bilangnya terserah. Kau itu jangan terlalu sering makan makanan cepat saji, Hye" lontar Namjoon.
"Seharusnya aku yang bilang begitu pada Oppa!" spontan Hyeji sedikit menaikkan oktafnya karena ke-tidak sadar dirian orang dihadapannya itu.
"Maka dari itu jangan memancingku" jawab Namjoon dengan nada yang tetap sama hanya saja sedikit ditekankan di akhir kalimat.
"Aku akan makan di kamar. Oppa pesan makanan lain saja"
"Tidak" tolak Namjoon dengan cepat.
"Oh ayolah Oppa, sudah lama sekali aku tidak makan pizza" pinta Hyeji dengan sedikit memaksa.
"Sekali tidak tetap tidak" acuh Namjoon yang tetap fokus pada layar ponsel di genggamannya.
"Namu Oppa, please?" pinta Hyeji sekali lagi bersamaan dengan nada merengek manja, puppy eyes, bibir yang mengerucut dan tangan yang memegang sekaligus menggoyang goyang kan lengan berotot Namjoon–jurus andalan kebanggaannya. Kalau sudah begini, Namjoon bisa apa? Setidaknya berdoalah supaya air liur Namjoon tidak tiba tiba menggenang pada lantai rumahnya karena tak tahan akan hasrat yang menggebu gebu lantaran aroma makanan kesukaannya yang secara kurang ajar merengsek masuk memanjakan indra pembau sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DUSK TILL DAWN : of my life
Fanfiction[ON GOING STORY] "Aku ingin menjadi ombak yang hangat, tapi kenapa aku tidak mengenal bahwa kamu adalah Samudra" BTS - Best of me start : 250221 Note : Cerita yang ditulis tidak sesuai menurut aturan PUEBI Object cover by @darr_choi