/25

59 9 1
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya!

Selamat membaca 🤪🤪🤪

.

.

.

Jimin duduk santai pada salah satu tempat duduk yang tersedia di kantin itu. Menunggu Hyeji yang beberapa saat lalu mengatakan ingin menyelesaikan urusannya di kamar mandi wanita tak jauh dari sana. Sekalipun satu cup kopi americano didepannya sudah ia tenggak habis tak bersisa tetap tak mempan untuk sekedar memusatkan fokusnya kepada dimana dirinya sedang berpijak saat ini. Mengaduk tak tentu segelas jus jambu yang entah atas alasan apa dan kapan ia pesan. Seketika menjadi amnesia dan linglung merasa tak pernah memesan tahu tahu sudah disuguhkan segelas jus segar berwarna merah muda. Melamun tak tentu arah sembari menggerakan sedotan dengan tempo lambat tetapi konstan hingga membuat embun yang menempel pada gelas kaca itu lambat laun turun merembes membanjiri permukaan meja. Sudah jelas jika Jimin sedang memikirkan sesuatu. Hal yang berhasil bercokol menumbuhi lalu menguasai pikiran sang empu semenjak siang kemarin. Waktu dimana Jimin habiskan bersama seorang lelaki untuk merundingkan dan menyepakati suatu perkara. Merasa lega dan senang dalam waktu yang bersamaan meski rasa bimbang dan was was tetap saja kian membuncah saat dirinya tak mendapat ijin hanya untuk bertemu dengan Jiyoung di hari itu. Enggan berdebat lagi mencegah kemungkinan ditariknya sebuah hal yang sudah ia perjuangkan setengah mati. Setidaknya hanya ini yang bisa Jimin lakukan untuk membantu sahabatnya itu sebelum total meninggalkan Seoul untuk melanjutkan pendidikannya di negara orang lain nan jauh disana.

'Baiklah, karena kau sudah memohon seperti ini, mau tidak mau aku akan memberinya satu kesempatan lagi'

'Tolong lakukan tugasmu, bawa ia pulang sebelum tengah malam'

'Dan manfaatkan sisa waktumu bersamanya, karena jadwal penerbangannya akan dimajukan menjadi pukul tujuh pagi'

Kepingan memori yang tersimpan apik dalam otaknya terus memutar peristiwa kemarin siang. Sejenak tersadar kemudian mengubah arah pandangnya menuju sepasang sepatu yang menapak lantai vinyl bercorak kayu itu. Menghentikan kegiatan mengaduk tidak jelasnya lalu turut melipat kedua lengannya untuk bertumpuk di atas meja. Menghelakan nafas cukup panjang dan berat dengan menyirat sedikit kesedihan didalam netranya. Hatinya bagai terasa sunyi dan hampa mengetahui waktu yang tersisa hanya sehari lagi. Mau tak mau mempersiapkan jiwanya untuk tetap terlihat tegar dikala menyambut hari itu tiba. Waktu dimana dirinya dan Jiyoung benar benar akan dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh untuk pertama kali setelah sepanjang hidupnya selalu ia habiskan untuk bersama sama. Karena melepas sesosok sahabat yang sudah menemani selama jatuh dan bangun hidupmu sedari kecil hingga saat ini, sungguh sama sekali tak semudah seperti yang orang orang katakan.

Akankah ia kehilangan penumpu sekaligus penguat raganya disaat dunia lagi lagi menjajalkan perihnya kenangan masa lalu untuk ia tonton dan ingat secara tiba tiba?

Dan bisakah ia tetap menjadi satu satunya yang dapat menggenggam tangan mungil itu tatkala harinya sedang tidak baik baik saja?

Atau haruskah masing masing dari keduanya mulai mencoba belajar untuk menahan semua dan berdiri sendiri meski tulang keringnya tak lagi sanggup untuk sebatas menyanggah jiwa yang jelas sudah hancur tak berbentuk?

Jimin tidak tahu, pun Jiyoung juga begitu.

Merenungkan kembali kemudian mempertimbangkan akan sebuah percakapan yang terjadi diantara keduanya dulu. Jiyoung benar. Hanya Hyeji yang tersisa menjadi penyokong sekaligus harapannya kelak. Semakin membulatkan tekad beserta niat untuk menjadikan kewajibannya sebagai batu loncatan menuju kebahagiaan yang sebenarnya. Melawan jarak dan waktu yang cukup lama hingga hari yang paling mendebarkan hati tiba menghampiri untuk merengkuh tubuhnya selamanya. Mengubur dan mengganti segala kepedihan lalu mempercayakan lukanya kepada pasangan hidup untuk diobati kemudian disembuhkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FROM DUSK TILL DAWN : of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang