/20

19 6 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya!

Selamat membaca 🤪🤪🤪

.

.

.

Kepulan kabut putih yang membentang di cakrawala biru nyatanya tak cukup menggugat sang mentari untuk menyorotkan sinarnya pada setiap celah kecil objek yang menjadi haluannya di atas bumi ini. Terlihat beberapa manusia yang mulai berkurang, tak berkerumun dan sibuk dengan segala aktivitasnya di luar ruangan berbeda seperti saat beberapa jam yang lalu. Seberang jalan yang mulai berangsur sepi, hanya terisi beberapa kepala yang hendak menyeberang melintasi jalan dengan lalu lintas yang juga tak sepadat biasanya. Membuat insan manusia tentunya lebih memilih untuk bersembunyi lantaran tak kuasa akan panasnya sinar matahari yang kian menyengat menusuk kulit. Berlindung di balik gedung dengan pendingin ruangan yang diturunkan suhunya kemudian sigap mencari cairan dingin untuk membasahi kerongkongan yang terasa gersang.

Sama seperti Jiyoung yang sudah terjebak selama tiga jam lamanya di dalam restoran terkenal berlogo putri duyung berekor ganda serta mahkota pada puncak kepala dengan warna hijaunya yang khas. Membuyarkan niat awalnya yang sekedar singgah membeli beberapa menu untuk dicicipi saat setelah tiba di rumah saja. Dua gelas minuman dengan satu gelas yang sudah kosong dan gelas lain yang tersisa seperempat, bersamaan dengan beberapa buku yang terbuka dan juga laptop yang turut memenuhi meja tak seberapa luas itu. Menggesekkan permukaan ujung jari telunjuknya pada touchpad benda digital lipat itu kemudian mengklik dengan sekali ketukan tepat pada kata 'shut down'. Menunggu benda pintar itu memproses sembari membereskan buku buku untuk kembali masuk ke dalam tas jinjingnya. Memilih mengakhiri kegiatan persiapan menghadapi ujian nasional yang akan berlangsung dua hari lagi dan melanjutkannya ketika sesampai di rumah saja. Hendak menutup benda lipat itu namun sebuah suara berat dan sangat familiar menginterupsi gendang telinganya.

"Kau sedang apa disini, Ji?"

Iya.

Itu Taehyung.

Dengan menyesap Cocholate Chip Cream di genggaman tangan kanannya.

Lantas langsung menoleh singkat lalu menjawab seperlunya "Sedang bermain sepak bola" jawab Jiyoung sekenanya seraya memasukkan macbook pro warna silver ke dalam tas jinjing miliknya.

"Dirumahmu tidak ada jaringan internet ya? Sampai sampai harus kesini hanya untuk bermain sepak bola" terka Taehyung sok menahu.

"Maksudmu? Dan, apa hubungannya jaringan internet dengan sepak bola?" heran Jiyoung tak mengerti.

"Kau ke sini mau menumpang WiFi, kan? Untuk bermain sepak bola di laptop mu. Benar begitu bukan?"

Jiyoung tak ingat persis kapan terakhir kali dirinya memiliki teman yang barangkali sebentar saja membiarkan sang jiwa dengan tenang dalam kedamaian tanpa ujian pertanyaan yang cukup aneh. Dan sepertinya Jiyoung baru mengingat jikalau memang hal itu tidak akan pernah ada dalam sepanjang sejarah hidupnya. Kini Jiyoung mengerti jika kesabaran yang dimiliki sepertinya khusus didedikasikan untuk menghadapi manusia manusia semacam Taehyung dan Jimin seorang. Deretan manusia paling menyebalkan seantero bumi raya.

"Bodoh" umpat Jiyoung dengan nada pelan.

"Eiyy, jangan kasar begitu dong. Lagi pula aneh sekali orang kaya sepertimu tetapi tidak mampu memasang WiFi" tanya Taehyung lagi yang sekarang sudah duduk di depan Jiyoung.

"Tererah kau. Aku mau pulang bye" kata Jiyoung yang hendak berdiri meninggalkan lelaki itu disana, namun tas jinjingnya terasa ditarik dari belakang hingga torsonya ikut berbalik.

FROM DUSK TILL DAWN : of my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang