5. Pakaian Sehitam Tinta Datang dengan Menginjak Awan (2)

437 49 0
                                    

"Fengxi? Kamu undang kemari Hei Fengxi untuk menghadapi saya Bai Fengxi?" Fengxi yang mendengarnya ekspresi wajahnya jadi aneh melihat ke arah Han Xuanling.

"Hng, kenapa? Sudah takut?" Han Xuanling yang melihat ekspresinya menganggap dia sudah takut.

"Bukan kok." Fengxi menggelengkan kepalanya, melihat ke arahnya seakan-akan sedikit prihatin, "Pak tua Han, kok kamu bisa mengundang Hei Fengxi?"

"Beberapa hari yang lalu tuan Feng datang ke kota Ruan, ketika hendak menemuinya dia tidak menolak bahkan datang mengunjungi Han Mou, bapak tua ini menganggap dia sebagai tamu penting." Han Xuanling mendelik ke Fengxi, "Bai Fengxi, kalau kamu punya nyali jangan lari!"

"Haha.... bagaimana saya bisa lari." Fengxi seperti mendengar sebuah perkataan yang sangat lucu jadi tertawa kencang, setelah tertawa baru melihat Han Xuanling, mengambil nafas kemudian seperti sedang berbicara sendiri, "Lebih mudah mengundang iblis lebih susah membuatnya pergi, pak tua Han, kamu tahu akan hal itu tidak?"

"Hng, bapak tua ini berharap kamu dewa wabah ini bisa membuatmu pergi!" Han Xuanling dengan ganas memandang ke Fengxi, kalau amarah di matanya bisa membunuh orang, sudah pasti tulang Fengxi sudah patah dan menjadi abu!"

"Aih, siapa yang benar-benar dewa wabah kamu pun tidak bisa membedakannya, sungguh tidak tahu bagaimana kamu bisa hidup sampai hari ini." Fengxi menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.

Ketika sedang berbicara, dari pintu taman terlihat dua orang remaja berpakaian hijau datang menghampiri dengan terburu-buru, kira-kira berumur empat belas lima belas tahun, sangat rapi dan tampan, ditambah lagi tampang mereka sama persis, masing-masing di kedua tangan mereka memegang sebuah buntalan kain.

Kedua remaja ini masuk ke dalam taman dan mengepalkan tangannya memberi hormat.

"Anda berdua tidak perlu begitu formal, mohon bertanya dimana tuan Feng?" Han Xuanling buru-buru maju bertanya. Siapa sangka dua remaja pria ini tidak mempedulikannya, malahan menghadap ke Fengxi dan berbicara serentak: "Tuan muda sedang membersihkan wajah, sedang memakai menyiram air untuk ketiga kalinya, mohon tunggu sebentar." Setelah keduanya berkata-kata kemudian berbalik berseru kepada para pendekar jianghu yang berada di tanah, "Kalian cepat berdiri jangan menghalangi jalan, tuan muda keluarga saya akan segera datang."

Sambil berbicara, keduanya bergerak menjulurkan tangan, para pendekar jianghu tersebut ada yang bangkit berdiri sendiri, ada yang didorong ke samping oleh mereka, sedangkan meja kursi peralatan makan semuanya ditendang atau dipungut oleh mereka, dalam sekejap di taman sudah dirapikan menjadi satu tanah kosong.

Setelah membersihkan lokasi, kedua orang itu berbalik pergi kembali, tetapi sebentar kemudian sudah kembali lagi. Yang satu menaruh kursi merah mahagoni, yang satu menaruh meja teh kecil; kemudian membuka buntalan kain yang dibawa serta, yang satu mengeluarkan kemoceng dan membersihan kursi juga peralatan teh, yang satu menebarkan kain brokat di kursi; kemudian yang satu memegang cawan teh dari batu giok, yang satu mengeluarkan poci teh dari batu yasper; yang satu membuka tutup poci teh, yang satu menuangkan air teh, air teh tersebut masih panas mengepul.

Gerakan keduanya sangatlah cepat dan tangkas, dalam sekejap semuanya sudah rapi, setelah selesai, keduanya berbalik badan pergi kembali, tidak berapa lama mereka datang lagi, kali ini menebar kain brokat merah di sepanjang jalan, terus menebar sampai ke bawah kursi mahagoni. Setelah mereka sudah menyelesaikan semua ini, kemudian berdiri di depan kursi satu di kiri satu di kanan.

Who Rules The World (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang