15. Pemilik Menara Luori Bagaikan Batu Giok (2)

352 43 1
                                    

"Semilir angin sungai, Bunga lemna semakin tua, Embun bulan yang dingin, Daun kembang sepatu menguning, kemudian tambah lagi satu guci Duan Hongye." Pelayan menyanyi nama makanan tersebut, memecah kesunyian di ruangan ini, "Silahkan dua tuan muda menyantap makanan." Setelah berkata berbalik badan berjalan pergi, tetapi setelah sampai di pintu depan tiba-tiba berkata, "Tidak tahu apakah dua tuan muda ini mau mendengar nyanyian?"

Begitu mendengar perkataan ini, kedua orang tersebut mengernyitkan alisnya memandang ke pelayan.

"Disini ada nyanyian juga?" Yu Wuyuan bertanya.

"Tuan muda jangan salah paham, menara Luori bukanlah rumah hiburan, Nona Feng Qiwu yang menyanyi tidak bisa dibandingkan dengan para nona di rumah hiburan. Dia itu tadinya adalah nona dari keluarga kaya yang tidak bercacat cela, kalau bukan karena --" Pelayan yang berbicara tiba-tiba berhenti, seperti menyadari kalau dirinya sudah terlalu banyak bicara, jadi dia hanya berkata, "Nyanyian nona Feng ini jangankan di Yucheng saja, bahkan di seluruh Qiyun ini berada di urutan nomor satu atau dua, kalau dua tuan muda ini tidak percaya, coba dengar saja maka pasti akan percaya kalau hamba tidak asal membual."

Keduanya setelah mendengar perkataan tersebut saling memandang, merasa kalau hanya mendengar lagu saja tidak merupakan masalah.

Karena itu Hei Fengxi kembali melihat pelayan, "Tadi di dalam perahu terdengar dari kejauhan setengah nyanyian "Gembira bertemu kembali", apakah itu adalah nyanyian dari nona Feng ini?"

"Benar, lagu tadi dinyanyikan oleh nona Feng." Pelayan tersebut dengan cepat menganggukkan kepalanya.

Hei Fengxi menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu silahkan nona Feng menyanyi di balik tirai saja."

"Baik." Pelayan tersebut mundur kembali.

Zhong Li maju kedepan menuangkan anggur kepada kedua orang tersebut.

"Mari, tuan muda Yu, mari kita coba makanan terkenal dan minuman enak dari menara Luori." Hei Fengxi mengangkat cawannya.

Yu Wuyuan juga mengangkat cawannya.

Keduanya saling menyulang, mengangkat kepala dan meminumnya sampai habis.

"Terasa jernih dan hangat ketika masuk ke dalam mulut, anggur yang bagus." Yu Wuyuan yang duluan memuji.

Hei Fengxi juga menganggukkan kepalanya, "Setelah meminumnya terasa wangi menyesap ke dalam paru-paru, lumayan." Dia menjulurkan sumpitnya ke Semilir angin sungai yang rupanya seperti teratai ungu, kemudian mencobanya sedikit, kemudian jadi tertawa dan berkata, "Ternyata terong. Kesulitan dari memasak terong adalah sangatlah menyerap minyak, seringkali jadinya sangat berminyak, tetapi sayur ini bening dan segar licin dan garing, setelah memakannya rasanya berubah, tidak hanya wangi terong yang terasa ketika menggigitnya, tetapi setelah menelannya seperti ada wangi bunga lotus, tidak tahu bagaimana bisa ada rasa bunga lotus didalamnya."

"Selembar daun lemna hijau dicelupkan sedikit warna kuning, tidak heran jadi disebut sebagai Bunga lemna semakin tua." Yu Wuyuan melihat lagi sayuran yang lain, kemudian menjulurkan sumpitnya dan mencobanya, "En, ternyata timun. Tingkat matang dan mentahnya sangatlah pas, segar manis garing dan enak, dan cairan timunnya sangatlah banyak, pasti sayuran yang sangat segar yang baru dipetik."

"Yang ini seharusnya adalah Embun bulan yang dingin." Hei Fengxi melihat ke sepiring sayuran yang terdiri dari lembaran-lembaran yang bulat dan licin berwarna kuning bening bagai bulan penuh, dia mengambil selembar, diatasnya masih menempel setitik kecil embun putih seperti bola kecil, perlahan dia menggigit sekali, sebuah rasa manis dan garing menyebar ke dalam mulut, "Ini adalah lembar akar lotus. Dipilih dari bagian paling lembut dari akar lotus yang terdapat tepat di tengah-tengah akar lotus, dipotong bulat dengan ukuran ketebalan dan besar yang sama, kemudian ditambah lagi dengan sari anggrek salju, warna makanannya bagus rasanya wangi dan manis, namanya juga sangatlah menarik."

Who Rules The World (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang