"Rubah hitam, kamu duduk disini untuk apa?"
Matahari sore mulai jatuh terbenam, Bai Fengxi dan Han Piao yang sudah keluar bermain seharian, begitu masuk pintu langsung terlihat Hei Fengxi yang duduk di tengah taman, tangannya seperti sedang memainkan sesuatu, di bawah cahaya senja jadi memantulkan cahaya.
"Piao Er, kamu duluan mandi, setelah selesai mandi suruh abang Yan membuatmu makanan, setelah selesai makan pergi tidur." Bai Fengxi sambil memberi perintah kepada Han Piao, sambil berjalan ke arah Hei Fengxi.
"Kakak, memangnya sebentar lagi kamu mau pergi keluar bermain? Saya ikut kamu pergi boleh tidak?" Hari ini Han Piao sudah bermain begitu gembira, sekarang ini pikirannya yang masih ingin bermain masih belum selesai.
"Tidak boleh!" Bai Fengxi langsung menolak.
Han Piao tidak berdaya, sambil cemberut dia berjalan pergi.
"Hari ini mainnya cukup puas?" Hei Fengxi melirik dia sekilas, gerakan di tangannya tidak berhenti.
"Sedikit lagi kedua kaki bisa patah, aih, si setan cilik masih lebih bertenaga." Bai Fengxi menghela nafas, melihat barang di tangannya langsung menjadi terkejut, "Sudah mengenal kamu sepuluh tahun, saya belum pernah melihat di tanganmu menyentuh barang yang digunakan oleh wanita yang seperti begitu! Apakah hiasan rambut bunga ini hendak dihadiahkan kepada si cantik Feng ya, atau si cantik Hua?" Sambil berkata, sambil mendekat melihat ke hiasan bunga di tangannya, "Kalau memang belum dihadiahkan ke orangnya, kalau begitu lebih baik hadiahkan kepada saya saja, sebentar lagi kebetulan saya akan pergi keluar, hiasan bungamu ini biarkan saya tukar dua guci anggur enak saja ya."
Begitu mendengarnya, tangan Hei Fengxi bergetar, dia mengangkat matanya melihat dia, suhu udara di bulan ketiga sudah lumayan hangat, tetapi pandangan matanya malahan membuat Bai Fengxi menjadi merasa membeku, mau tidak mau dia jadi merasa gemetar, kemudian dengan sebal berkata: "Cuma hal begini saja, begitu kecil hati, barang ini harganya juga tidak seberapa, kalau tidak mau memberi ya sudah jangan berikan."
Perkataannya belum juga selesai, di depan mata tiba-tiba mutiara tersebut bercahaya, buru-buru dia melambaikan tangannya, dalam sekejap muncul ribuan bayangan tangan, menangkap mutiara yang ditembakkan ke arahnya di tangan.
"Rubah hitam, hari ini kamu kenapa sih? Kelakuannya begitu aneh."
Bai Fengxi melihat ke tangannya, kemudian melihat Hei Fengxi yang duduk diam di kursi dengan sikap santai, kalau bukan karena di tangannya menggenggam sebongkah mutiara, dirinya benar-benar curiga dan akan menyalahkan kalau dia menyerang dirinya dengan mutiara.
"Bukankah kamu hendak menggantinya dengan anggur bukan? Kalau begini bisa ditukar uang lebih banyak." Hei Fengxi menyapu melihat dia sekilas.
"Benar juga." Bai Fengxi tertawa menyeringai, malas untuk menyelidiki lebih lanjut lagi kelakuan dirinya yang agak aneh hari ini, dia berbalik badan meninggalkan tempat, "Menemani Han Piaw bermain seharian, sudah cape seharian keringatan, saya pergi mandi dulu."
Di belakangnya, Hei Fengxi melihat bayangannya dalam diam, selang beberapa lama baru perlahan menghela nafas, "Di dunia ini mengapa ada wanita semacam ini?"
Ketika angin musim semi berhembus diam-diam,
Pohon willow penuh kasih,
Saya melawan pusaran angin kembali,
Hanya demi menggandeng tangan abang.....Di tengah malam, cahaya bintang dan bulan temaram, nafas bayangan langsing dan anggun Bai Fengxi yang duduk di atas atap paviliun bergerak naik turun, di dalam pelukannya ada dua guci anggur bagus, bergumam dengan gembira senandung lagu, berpikir akan orang yang akan dia temui sebentar lagi, ujung bibirnya melengkung sedikit tersenyum. Tiba-tiba di depannya ada sebuah bayangan berkelebat, ada seseorang yang menghadang di depan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Rules The World (HIATUS)
Fiksi SejarahJudul : Who Rules The World / 且试天下 / Qie Shi Tian Xia Edisi : Kolektor Penulis : 倾泠月 / Qing Lingyue Bab : 112 + 16 bab tambahan Mulai : 10 Jan 2021 Kisah ini menceritakan tentang seorang wanita berpakaian putih, bebas dan liar seperti angin, dipuji...