"Simpan pedang."
Tiba-tiba, terdengar sebuah suara di belakangnya, datar tetapi berwibawa, seperti seorang raja sedang memerintah bawahannya.
Begitu mendengar suara itu, dalam sekejap pria berpakaian putih salju tersebut menahan emosinya dan menyimpan pedang, pergelangan tangannya memutar, hendak menarik mundur pedangnya, tetapi ternyata tidak dapat bergerak.
Ujung pedang masih dijepit oleh tangan Bai Fengxi, sambil mengernyitkan alisnya dia mencoba menarik pedangnya kembali, tetapi sedikitpun tidak bisa digerakkan, langsung di dalam bola mata pria berpakaian salju tersebut kembali muncul cahaya biru yang baru saja padam, tanpa berkedip sedikitpun dia menatap tajam Bai Fengxi, seperti sudah siap untuk menghunuskan pedang bertarung, tetapi juga masih sangat menahan diri.
"Bagaimana kalau nona juga melepaskan tangan?" Suara itu terdengar lagi, masih sama datarnya, walaupun terkesan tidak boleh menolak perintahnya, tetapi juga tidak membuat orang merasa tidak suka, sepertinya memang orang ini sudah dilahirkan seperti itu.
"Bagaimana kalau tidak mau melepaskannya?" Kepala Bai Fengxi tidak melihatnya.
"Kakak?" Han Piao menarik-narik lengan bajunya.
"Kalau begitu harus bagaimana baru nona berkenan melepaskan tangan?" Suara orang yang berada di belakang terdengar lagi, membawa kesabaran dan keheranan.
"Memberi hormat dan meminta maaf." Bai Fengxi menatap pria berpakaian putih salju tersebut dan berkata ringan.
"En?" Suara di belakang terdengar sedikit lucu.
"Orang ini tanpa alasan menarik pedang menerjang adikku, kalau bukan karena saya tiba tepat waktu, nyawa adik sudah melayang dibawah pedangnya." Bai Fengxi tetap tidak membalikkan kepalanya, matanya masih menatap pria berpakaian putih salju tersebut, tetapi pandangan matanya yang tadinya santai tidak peduli sekarang sudah berubah menjadi dingin bercahaya, "Mungkin di mata kalian nyawa manusia hanya seperti rumput ilalang, tetapi di mataku, adikku lebih berharga daripada semua emas di dunia ini."
"Oh?" Orang dibelakang menyipitkan matanya melihat Han Piao sekilas, "Adik terhormat ini sama sekali tidak terluka."
"Oh?" Bai Fengxi memicingkan matanya sedikit, "Hanya karena tidak terluka atau meninggal, walau dia sudah mengalami shock juga hanya bisa menyalahkan ketidak beruntungannya atau kemampuannya tidak sehebat orang lain?" Dia memiringkan kepalanya tertawa, sangat cemerlang, "Kalau begitu — saya juga sudah tidak sedikit membunuh orang, tetapi selama ini belum pernah membunuh orang yang tidak berdosa, sekarang, saya juga coba membunuh seorang asing saja!"
Pria berpakaian putih salju belum juga sempat sadar, sudah merasakan pergelangan tangannya sakit, kemudian kelima jarinya terasa kebas, pedangnya sudah terlepas dari tangannya.
"Kamu juga coba rasakan ini!" Mulut Bai Fengxi berseru kecil, merebut pedang dan berbalik badan, membalik pergelangan tangannya, pedang panjang sudah menebas seperti lengkungan pelangi dan menerjang lurus ke orang di belakang.
"Pangeran hati-hati!" Pria berpakaian putih salju itu berteriak keras.
Pedang bercahaya terang, cepat seperti angin dalam sekejap sudah bergerak lurus ke depan leher orang tersebut.
Orang itu juga bukan orang biasa, badannya dengan cepat menyamping ke kiri, pedang ini jadi melintas melewati bahunya, tetapi tidak menunggu dia mengambil nafas, pedang kedua sudah menghampiri seperti bayangan, lurus menuju ke matanya.
"Yi?" Orang itu sedikit terkejut, tidak menyangka pihak lawan gerakan tangannya begitu cepat, mau menghindar pun tidak bisa lagi, jadi dia memutar pergelangan tangannya, di lengan bajunya seberkas cahaya biru melintas, menahan pedang panjang, ujung mata pedang sudah berjarak hanya tidak sampai setengah cun dari matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Rules The World (HIATUS)
Fiksi SejarahJudul : Who Rules The World / 且试天下 / Qie Shi Tian Xia Edisi : Kolektor Penulis : 倾泠月 / Qing Lingyue Bab : 112 + 16 bab tambahan Mulai : 10 Jan 2021 Kisah ini menceritakan tentang seorang wanita berpakaian putih, bebas dan liar seperti angin, dipuji...