14. Pemilik Menara Luori Bagaikan Batu Giok (1)

397 37 3
                                    

"Kakak, apakah pangeran Huang Chao itu suatu hari nanti bisa menjadi raja tidak?" Setelah berjalan sangat jauh, Han Piao bertanya kepada Bai Fengxi.

"Mungkin bisa dia, mungkin juga tidak." Bai Fengxi mengangkat kepalanya, beberapa hari ini sinar matahari sangat menyilaukan mata, mirip dengan pangeran sulung Jizhou yang merasa dirinya paling hebat di dunia.

"Tetapi cara bicaranya seperti membuat orang merasa dia memang akan menjadi raja." Han Piao juga belajar darinya mengangkat kepalanya, matanya menyipit mencoba menahan cahaya matahari yang terik.

"Pu Er, kamu sangat mengaguminya?" Bai Fengxi menundukkan kepalanya melihat Han Piao, tertawa datar bertanya kepadanya, "Kamu juga ingin menjadi orang seperti itu?"

"Kakak, saya memang mengaguminya, tetapi saya tidak ingin menjadi orang seperti itu." Han Piao mengangkat kepala kecilnya yang kotor dan menjawab dengan serius.

"Kenapa?" Bai Fengxi yang mendengar jawabannya jadi sedikit heran.

"Orang itu —" Han Piao menggigit jarinya, seperti kesulitan bagaimana mengatakannya.

Bai Fengxi tidak mendesaknya, hanya menahan tawa melihatnya.

"Sudah ada!" Han Piao tiba-tiba mengangkat jarinya ke langit, "Kakak, pangeran Huang Chao seperti matahari di langit ini, terlalu terang sampai menyilaukan mata, bisa menutupi orang-orang di sekitarnya, jadi di atas langit ini hanya ada dia seorang." Dia menoleh melihat Bai Fengxi, tampangnya sangat serius, "Hanya ada dia seorang berdiri di tempat yang begitu tinggi, bukankah akan sangat kesepian?"

Bai Fengxi yang mendengarnya menjadi tertegun, melihat Han Piao dengan pandangan yang berubah menjadi lembut, beberapa saat kemudian dia menjulurkan tangannya perlahan-lahan mengelus kepalanya, "Piao Er, kelak kamu akan menjadi orang yang lebih hebat dari Bai Feng Hei Xi."

"Oh? Benar?" Han Piao yang mendengar perkataannya langsung mulutnya melengkung tertawa senang, tetapi beberapa saat kemudian tiba-tiba menahan tawanya, "Saya tidak mau lebih hebat dari kakak, saya mau berdiri di satu tempat menemani kakak."

Bai Fengxi seakan-akan tidak mendengarnya, dia menjulurkan tangannya menyingkirkan helaian rambut yang terbang di pelipisnya, pandangan matanya melihat jauh ke depan, seperti sedang memandang ujung langit, begitu dalam dan tersembunyi.

"Tempat yang paling tinggi, walaupun tidak mempunyai teman, tetapi mempunyai kekuatan yang besar, area kekuasaan yang paling luas, ratusan ribu rakyat yang merayap seiring dengan kemewahan kekayaan ketenaran yang tidak berkesudahan, itu boleh dibilang merupakan tebusannya bukan."

"Tetapi semua barang-barang itu ketika dia mati tidak bisa dibawa serta." Han Piao mencoba berdebat, alisnya juga jadi mengkerut, "Dulu ibuku pernah berkata, ketika orang meninggal semua benda akan ditinggalkan, semua yang diperoleh ketika hidup itu menjadi seperti awan dan asap, tidak bisa ditangkap juga tidak bisa dibawa pergi. Ayah saya jadi berkata, ketika dia mati nanti bisa membawa dirinya pergi. Saya pikir ketika ibu pergi bisa membawa serta ayah, tetapi raja ketika mati tidak bisa membawa serta kedudukannya, kekuatannya, area kekuasaannya dan rakyatnya."

"Ah! Tidak disangka si pak tua Han bisa berkata hal seperti itu." Bai Fengxi tertawa pelan, kemudian menepuk-nepuk kepala Han Piao, "Siapa bilang raja tidak membawa apapun, ibumu membawa ayahmu, ketika raja mati bukan hanya membawa banyak perhiasan dan harta untuk dikubur bersama, kadang-kadang juga ada selir raja yang dikubur bersamanya, yang dia bawa pergi banyak sekali loh."

"Tetapi semua itu tidak tulus! Kalau tidak tulus, pergi ke dunia bawah juga tidak akan bisa menemui semuanya, bukankah akan menjadi sendirian lagi?" Han Piao masih sama tetap bertahan dengan pandangannya sendiri.

Who Rules The World (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang