16. Mohon Bertanya Apa Makanan yang Ada Di Piring (1)

305 43 3
                                    

Kapal hitam tersebut walaupun eksteriornya sangatlah biasa, tetapi interiornya sangatlah cantik. Tirai kain ungu yang tergantung, meja kursi yang diukir, karpet brokat warna warni yang cantik, di dinding tergantung lukisan puisi klasik, tetapi yang paling membuat orang tertarik adalah orang yang bersandar di sofa panjang, karena ada dia, semua yang sudah cantik berubah menjadi semakin anggun dan halus.

Hei Fengxi duduk di sofa panjang tersebut, sedang memegang cawan teh sambil perlahan-lahan menikmati wanginya, Zhong Li berdiri menunggu di samping, di lantai berlutut seorang pria, menundukkan kepala dan menyembunyikan pandangannya, cahaya di dalam kamar yang remang-remang membuat wajahnya tidak terlihat jelas, hanya merasa orang ini bayangannya kabur, tidak bisa diselidiki tidak bisa diselami.

Setelah selesai minum tehnya, Hei Fengxi baru perlahan membuka mulutnya bertanya: "Kapan?"

Pria yang sedang berlutut menjawab: "Hal yang tuan perintahkan sudah ada petunjuknya, tuan muda Yun bertanya kepada tuan, apakah langsung turun tangan saja?"

"Oh." Hei Fengxi menyodorkan cawan teh di tangannya, Zhong Li maju ke depan menerimanya dan menaruhnya di samping meja kecil, "Apa yang sudah ditemukan?"

"Saat ini hanya mengikuti keberadaan mereka, sementara belum mengetahui apa tujuannya." Pria tersebut menjawab.

"Begitu?" Hei Fengxi bergumam sendiri, "Sementara tidak perlu turun tangan dulu, ikuti dulu saja."

"Baik."

"Ada lagi, masalah Xuanji suruh dia tidak perlu ikut campur lagi, saya bisa mengurusnya sendiri." Hei Fengxi berkata lagi.

"Baik."

"Pergi saja." Hei Fengxi melambaikan tangannya.

"Hamba undur diri dahulu."

Setelah pria tersebut mundur, di dalam ruangan menjadi sangat tenang, pandangan Hei Fengxi jatuh ke tempat lain, setelah merenung sekian lama baru menoleh melihat Zhong Li: "Nona Feng sudah diatur kamarnya?"

"Menjawab tuan muda, sudah mengatur nona Feng tinggal di kabin samping." Zhong Li menjawab.

"En." Hei Fengxi menganggukkan kepalanya, mengangkat punggungnya dan bersandar di sofa panjang, sedikit memiringkan kepalanya melihat ke luar kabin, sekarang langit senja sudah mulai gelap. 

Pintu perlahan didorong terbuka, Zhong Yuan berjalan masuk ke dalam kamar sambil memegang sebuah kotak batu giok hitam, dia membuka tutup kotak tersebut, dalam sekejap di depan mata langsung terlihat cahaya silau, menyingkirkan cahaya muram di dalam ruangan. Di dalam kotak tersimpan sebutir mutiara bercahaya yang lebih kurang besarnya seperti kepalan tangan bayi.

Zhong Li menurunkan sebuah lentera istana dari dinding, menaruh mutiara bercahaya tersebut ke dalam lentera, baru kemudian menggantung lentera tersebut tinggi di langit-langit kamar, dalam sekejap di dalam ruangan lentera tersebut bersinar terang seperti siang hari.

"Terlalu terang." Hei Fengxi menoleh, melihat sekilas ke lentera yang terang tersebut, tangannya ditaruh di alisnya, kelima jarinya sedikit terbuka melindungi sepasang matanya, juga melindungi ekspresi suramnya yang sulit dijelaskan.

Zhong Li dan Zhong Yuan yang mendengarnya jadi saling memandang. Selama ini mereka melayani tuan muda, mereka tahu kalau tuan muda sangat tidak suka memakai lampu minyak atau lilin yang cahayanya samar-samar, baik itu di rumah maupun di luar, selama ini selalu menggunakan mutiara bercahaya sebagai lampu, tetapi mengapa hari ini dia mengatakan terlalu terang?

"Ganti ke lampu minyak saja, kalian keluar dulu." Hei Fengxi menurunkan tangannya, matanya sedikit tertutup, dengan tenang dia memberi perintah.

"Baik." Zhong Li dan Zhong Yuan menjawab.

Who Rules The World (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang