Shangzhou, kota Taicheng.
Kota ini terletak di bagian selatan Shangzhou, lewat sedikit lagi ada Ercheng, Ercheng itu berbatasan dengan Jizhou. Seharusnya setelah Erzheng masih ada Gecheng, Yincheng, tetapi lima tahun yang lalu sudah dicaplok oleh Jizhou.
"Bagus, akhirnya sampai juga di Taicheng." Di luar gerbang kota Taicheng, Bai Fengxi mengangkat kepalanya melihat ke atas papan raksasa yang ada di atas gerbang kota, kemudian menoleh memanggil tuan kecil manja yang melangkah dengan santai, "Piao Er, kamu cepat sedikit, kita masuk kota untuk makan siang dulu."
"Kamu ada uang tidak?" Han Piao memegang perutnya dan berkata dengan bersemangat tetapi tidak bertenaga.
Keduanya kali ini sudah terlihat rapi dan bersih, kecuali wajah Han Piao yang kelaparan.
"Tidak ada." Bai Fengxi menepuk-nepuk kantong kain tempat uangnya, menjawab dengan apa adanya.
"Tidak ada uang perak bagaimana kamu mau makan? Memangnya mau merampok?" Han Piao menegakkan badannya. Jangan salahkan kalau bicaranya agak kurang ajar, setelah beberapa hari saling berhubungan, membuat dia merasakan kalau apapun sikap yang tidak normal begitu jatuh di Bai Fengxi maka semuanya akan menjadi normal.
"Merampok?" Bai Fengxi berkata dengan heran, sambil terus menggelengkan kepalanya, "Mana mungkin, saya seorang Bai Fengxi yang terhormat mana mungkin melakukan hal seperti itu?"
"Memangnya yang kamu lakukan masih terlalu sedikit? Obat yang kamu curi dari keluargaku memangnya masih kurang banyak?" Han Piao mengerutkan bibirnya. Teringat kalau dulu dia begitu mengagumi kedua sosok pendekar Bai Feng Hei Xi, tetapi setelah melihat wajah asli mereka, hanya merasa kalau yang disebut pendekar hebat ini ya, kadang-kadang dengan para perampok tidak terlalu ada bedanya.
"Haha, Piao Er, kalau berhubungan dengan obat keluargamu, itu namanya melakukan amal." Bai Fengxi tertawa dua kali, "Sedangkan yang berkaitan dengan uang makan hari ini, saya akan mencarinya."
"Bagaimana mencarinya?" Pandangan Han Piao yang mulai curiga melihat dia dengan ragu.
"Pokoknya ikut saya jalan saja deh." Bai Fengxi menatap ke mata Han Piao sekilas, tertawa dengan penuh maksud.
Begitu ditatap olehnya, Han Piao langsung merasakan dadanya terasa dingin, bulu kuduk berdiri di punggungnya, hatinya langsung terasa tidak enak.
"Ayo cepat jalan, Piao Er, kenapa masih bengong." Bai Fengxi mendesaknya.
Han Piao tidak berdaya dan hanya bisa mengikutinya di belakangnya.
Keduanya masuk ke dalam kota, melewati sebuah jalan kemudian berbelok dua kali, dan tiba di sebuah jalan yang sangatlah ramai.
"Sudah sampai."
Di telinganya terdengar suara Bai Fengxi yang berseru, begitu dia melihat ke atas, di depannya ada tulisan "Judi" yang sangat besar.
"Ini bukan rumah makan, ini rumah judi." Han Piao berkata. Walaupun dulu ketika belajar dengan gurunya, dia kalau bisa melarikan diri pasti akan melarikan diri, kalau bisa bersembunyi pasti bersembunyi, tetapi tulisan empat huruf "Rumah judi Jiutai" ini dia bisa baca.
"Tentu saja saya tahu ini rumah judi." Bai Fengxi memukul kepalanya, menunjuk ke papan nama rumah judi tersebut, "Rumah judi Jiutai ini adalah tempat judi terbesar di Shangzhou, reputasinya di orang banyak cukup bagus, tidak pernah menipu tamunya."
"Memangnya kamu mau mendapat uang dari berjudi?" Han Piao menebak rencananya. Tidak terlalu memikirkan kalau sebenarnya dia ini seorang wanita juga seorang pendekar besar di dunia persilatan tetapi hendak berjudi, setelah beberapa bulan ini mengikutinya, dia sudah tidak merasa heran lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Rules The World (HIATUS)
Fiction HistoriqueJudul : Who Rules The World / 且试天下 / Qie Shi Tian Xia Edisi : Kolektor Penulis : 倾泠月 / Qing Lingyue Bab : 112 + 16 bab tambahan Mulai : 10 Jan 2021 Kisah ini menceritakan tentang seorang wanita berpakaian putih, bebas dan liar seperti angin, dipuji...