tiga

916 194 16
                                    

"Mau kemana Nat?"

Nata yang baru turun dari tangga mendekat ke arah Mama nya yang sedang menonton televisi bersama Anjas, Abangnya.

"Ke rumah Bitra Ma." Ia merebut cemilan yang dipegang oleh Abangnya. "Minta dikit." Ucapnya ngengir lalu mengembalikannya lagi setelah memasukan tiga keripik ke dalam mulutnya.

"Jam segini kan Bitra lagi belajar, jangan di ganggu terus Nat." Ujar Mama nya seolah tahu kebiasaan anaknya.

"Iya lo, kasian Bitra lama-lama bisa stress." Sahut Anjas.

"Dih orang Bitra yang telpon nyuruh kesana." Sangkal Nata, berbohong. Karena sebenernya dia yang sedari tadi menelpon Bitra namun oleh anak itu tidak di angkat juga. "Bentar ya Ma." Pamitnya lalu berjalan keluar rumahnya.

Untuk sampai di rumah Bitra, ia hanya perlu melangkah beberapa kaki. Karena rumah Bitra berada tepat di sebrang rumahnya.

"Assalamualaikum, Tante." Nata memanggil Tante Ajeng, Mama dari Bitra setelah memasuki rumah. Kebutulan pintu nya tidak terkunci.

"Iya Nat." Jawab Tante Ajeng dari arah dapur, wanita paruh baya itu terlihat sedang memasak.

"Bitra lagi ngapain Tan? Aku telponin dari tadi gak di angkat."

Tante Ajeng tidak menjawab, namun ia keluar dari dapur menghampiri Nata sembari membawa dua piring nasi goreng. "Gak tahu tante juga, kamu liat aja sendiri diatas. Sama bawain ini ya suruh dia makan."

Nata menerimanya. "Satu lagi buat siapa?" Tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Buat kucing." Jawab Tante Ajeng asal. "Ya buat kamu lah, sok gak tahu." Ucapnya lalu berlalu meninggalkan Nata menuju dapur.

Nata membalas dengan cengiran. "Tahu aja lagi lapar Tan." Ucapnya malu-malu. "Yaudah aku ke atas ya."

Nata berlari kecil melewati anak tangga, hingga ia sampai di depan kamar Bitra kemudian ia mendorong pintu yang sedikit terbuka itu dengan kaki nya.

"Bitrong lagi ngapain?" Tanya Nata setelah memasuki kamar temannya itu.

Bitra membuang napas pelan, seperti menahan untuk tidak emosi dengan kedatangan Nata yang tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa ketuk pintu. "Menurut lo?" Tanya Bitra balik. Nada nya masih terdengar tenang.

"Nungguin gue." Jawab Nata menggoda. Ia mendekat lalu duduk pada kasur sebelah Bitra.

"Ngapain lo duduk?" Tanya Bitra lagi, tapi kini nada nya ketus.

"Nih." Nata menyodorkan satu piring nasi goreng yang dipegangnya. "Disuruh makan sama nyokap lo."

Bitra menerimanya, namun ia simpan pada laci samping kasur tak dulu memakannya. "Udah kan? Sana keluar." Ucapnya mengusir.

"Di makan Bitrong." Sahut Nata mulai menyantap nasi goreng miliknya.

"Jangan ubah nama orang seenaknya." Timpal Bitra tidak suka. Walau sebenarnya ini bukan pertamakalinya juga ia mendengar Nata menyebut namanya dengan slengan.

"Iya Bitra tukang marah-marah." Jawab Nata dengan mulut penuh makanan.

"Lo ngapain malah makan disini?"

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang