lima belas

599 141 26
                                    

Pagi itu Bitra berjalan turun melewati anak tangga. Di ruang makan ia bertemu dengan Mama nya yang seperti biasa sedang menyiapkan sarapan layaknya ibu rumah tangga.

"Masak apa Ma?"

Bitra duduk pada kursi lalu mengambil segelas air yang tertera di meja makan.

"Tikus bakar." Sahut Mama nya asal yang langsung di sambut Bitra dengan sedikit semburan air dari mulutnya. Timing yang pas sekali bukan? Ia sedang minum dan Bisa-bisanya Mama nya memberi jawaban absurd seperti itu. Jelas ia kaget.

"Mama jangan banyak bergaul sama Nata, jadi ketularan aneh." Sungut pria itu kesal sembari membersihkan sisa air mulutnya dengan tisu.

Mama nya tertawa. "Nata lawak banget, semalaman Mama sampe kepikiran waktu dia bilang mau bakar-bakar daging tikus."

"Mama jangan ikut-ikutan." ucap Bitra cemas. Ia tidak bisa membayangkan jika sikap Mama nya mirip seperti Nata. Tamat sudah dunia nya.

"Tapi Nata lucu kan Bit?"

"Gak lucu, cuma hidupnya aja lawak." Jawab Bitra.

Hingga baru beberapa detik di bicarakan, sang empu datang memasuki rumah dengan khas suara cemprengnya. "Assalamualaikum." Nata berseru.

"Waalaikusalam." Jawab Mama Bitra menyahut salam dari Nata, sedangkan anaknya hanya menoleh dengan raut wajah datarnya. "Eh Nata, baru aja di omongin sama Bitra."

"Bukannya sama Mama?" Timpal Bitra tak terima.

Nata memandang Bitra sambil nyengir. "Iya tahu gue emang cantik Bit, gak usah di omongin terus. Sadar diri kok gue."

"Gak tahu diri yang ada." Ujar Bitra penuh penekanan.

"Eh bawa apa Nata?" Mama Bitra mengalihkan pembicaraan kepada dua kantung keresek yang dibawa Nata.

"Ini Tante, bawa dari Bandung kemarin." Nata memberikan dua keresek tersebut kepada Mama nya Bitra.

"Duh, peuyeum sama tahu susu lembang ya." Ucap Mama Bitra setelah menerimanya. "Bilangin makasih ya Nat sama Mama Papa, Tante mau simpan ini dulu di kulkas." Tambahnya kemudian berlalu menuju dapur.

"Siap Tan." Jawab Nata kemudian berbalik untuk pulang.

"Gak numpang makan lo?" Tanya Bitra melihat Nata yang langsung meleos pergi. Biasanya gadis itu kan ikut sarapan atau makan disini.

"Enggak, lagi banyak makanan di rumah." Jawab Nata membalikan kembali tubuhnya.

Bitra hanya manggut-manggut, hingga Nata melangkah kembali untuk pergi. Namun lagi-lagi Bitra memanggilnya.

"Woi."

"Apa?"

"Lo ada kuliah gak?"

"Ada."

"Oh."

"Gajelas." Gumam Nata mengangkat bahu, kemudian melangkah lagi. Namun sekali lagi Bitra memanggilnya sampai membuat Nata sedikit terpancing emosi.

"Apaan sih!?" Sahutnya menghentakan kaki. Bitra sedang main-main dengannya.

"Emosian."

"Iya kenapa? Lo nya gak jelas."

Bitra berdecak. "Gak akan gue tebengin ke kampus lo."

"Biarin, gue ada yang jemput."

"Siapa?"

"Kepo lo. Udah ah gue pulang, dasar gak jelas. Buang-buang waktu aja." Gerutunya.

Tak mau memperpanjang Nata benar-benar melangkah pergi sekarang. Membiarkan Bitra yang kini penasaran tentang siapa orang lain selain dirinya yang akan menjemput Nata? Hanya satu nama yang terlintas di benaknya.

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang