dua puluh enam

510 119 25
                                    

Setelah kelas komunikasi politik berakhir, Nata bergegas menuju gedung fakultas MIPA untuk menghampiri Juna dan memberi kunci mobil pada pemiliknya itu. Namun di koridor, ia sudah di cegat oleh adik tingkatnya yang akhir-akhir ini selalu membuntuti dirinya dan bertanya tentang temannya itu, siapa lagi kalau bukan Refala.

"Hai Kak Nata." Sapa nya manis sembari memberikan sekaleng minuman segar kepada Nata.

"Thank you, tapi gedung Fakultas lo jauh lho dari sini, bela-belain banget ya. Mau ketemu Bitra?" Jawab Nata menerima minuman tersebut. Kemudian melangkah kembali di ikuti Refala dari samping.

Refala adalah mahasiswi jurusan Manajemen, dan gedung Fakultas Ekonomi bisnis tempatnya memang lumayan jauh dari gedung IKOM.

"Perjuangan dong Kak, kan cinta itu take and give." Sahut Refala tak merasa terbebani.

"Tapi lo Give doang, Bitra nya gak take." Timpal Nata tak mau kalah.

"Ya udah gapapa deh, tinggal ganti gini aja. Cinta kan memang searah. Love is giving, give aja udah. Kalo dua arah baru namanya jodoh." Ucap Refala yang di akhiri kekehan.

Nata memberi wajah masam. "Another luvly level ya? Cinta itu persembahan, persetan dia mau cinta balik atau enggak."

Refala mengangguk setuju. "Yup."

"Tapi apa enggak cape?" Tanya Nata gemas.

Refala menggumam pelan. "Hmm, pasti cape sih, tapi gapapa. Yang penting valid buat perasaan aku."

Nata membuang napas tak habis pikir, kok bisa suka sama seseorang yang gak suka balik sama kita sampai segitunya?

"Terus kalo misalnya nih, ada cowok yang tulus suka sama lo gimana?"

"Gimana apanya?" Tanya Refala belum menangkap maksud dari pertanyaan Nata.

"Lo bakal nerima dia atau tetep ngejar Bitra yang jelas-jelas nolak lo?"

Refala memutar bola matanya memikirkan jawaban. "Tergantung perasaan aku sih, kalo misalnya aku suka juga sama itu cowok ya gak akan aku sia-siain. Tapi kalo enggak suka ya mending tolak. Karena yang cinta sama kita tapi kita nya enggak jatuhnya jadi ganggu."

"Yaudah balikin, berarti Bitra juga bisa aja ngerasa terganggu dong dengan perasaan lo yang suka sama dia?"

Refala tersenyum malu. "Iya sih, tapi ya mau gimana lagi. Aku udah kebelet suka sama Kak Bitra. Jadi kayaknya bakal susah berpaling."

Nata menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya bahwa perkataan seperti itu keluar dari mulut Refala. "Lo sepupuan sama Kak Rakan, tapi sikapnya bertolak belakang banget ya." Ucapnya skeptis dan Refala sambut dengan tawa.

"Eh tapi ini kita mau kemana sih?" Tanya Refala setelah sadar bahwa dirinya sudah berada di depan aula.

"Ngasih kunci." Jawab Nata menunjukan kunci mobil yang ia rogoh dari saku cardigannya.

Kedatangan mereka berdua berpapasan dengan bubarnya kegiatan seminar. Beberapa mahasiswa jurusan Matematika dan Statistika menyapanya. Salah satunya Aldo, dia teman yang bisa dibilang lumayan dekat dengan Bitra. Jadi Nata mengenalinya.

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang