“Nih.” Juna menyodorkan segelas kopi kalengan kepada Bitra yang tengah duduk menyandar pada kursi gazebo kampus siang ini.
“Thank.” Gumam Bitra setelah menerimanya.
“Tugas Metode Numerik udah lo kerjain belum?”
“Udah.” Jawabnya singkat lalu meneguk minumannya.
“Kalo makan udah?”
“Siapa?”
“Lo lah, masa gue nanya tukang parkir kampus.”
Bitra mendelik ke arah Juna. “Gak usah sok perhatian sampe nanya udah makan atau belum lah, geli gue dengernya. Lo bukan pacar gue.”
Juna tertawa terbahak melihat Bitra yang kesal karena ulahnya. “Abis lo lesu banget, gue sebagai teman kan hanya khawatir. Takut lo kenapa-kenapa.”
“Udah.” Sahut Bitra tegas.
“Nah gitu dong, LAKIK.” Timpal Juna sembari mengangkat sebelah tangannya seperti seorang petinju yang memamerkan otot.
Bitra berdecak semakin kesal. “Lo mau menghibur gue? Gak usah, gue gak galau seperti perkiraan lo, gue baik-baik aja.”
“Siapa juga yang ngira lo galau?”
“...”
Hening, tak ada obrolan lagi setelah itu. Keduanya hanya memperhatikan beberapa mahasiswa yang berlalu lalang melewatinya.
Juna beranjak dari duduknya, kemudian memberi kode agar Bitra ikut.
“Kemana?” Tanya Bitra malas.
“Cari cewek lain lah, kalo nyari Nata kan udah ada pawangnya.”
Bitra menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. Padahal baru kemarin Juna habis-habisan menyuruhnya untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya kepada Nata. Tapi sekarang sudah menyuruhnya untuk mencari perempuan lain. Selabil itukah temannya ini?
“Omongan lo kemarin masih anget kalau harus gue ingetin.” Ucap Bitra tak lantas berdiri mengikuti Juna.
Akhirnya Juna pun terduduk kembali di sebelah Bitra.
“Terus gue mesti gimana dong biar lo gak sedih lagi?”
“Apaansih? Gue kagak sedih gila lo.”
Juna menghela napas, lalu memandanginya dari samping secara terang-terangan. “Gue mesti gimana lagi biar lo bisa lupain Nata?”
“Ngapain gue lupain dia? Nata temen gue.”
“Dalam segi hati Bit, menyangkut perasaan.”
Bitra memutar bola matanya jengah. “Lo ngerasa hari ini tuh lo bawel banget gak?” Juna menggeleng cepat. “Bawel! lo harusnya ngerasa anjir.” Lanjut Bitra emosi. "Lagian bukannya lo juga ada rasa sama Nata? tapi kok lo keliatan baik-baik aja tahu dia udah jadian sama cowok lain."
“Gue kan...”
“Hai Kak Bitra, Hai Kak Juna.” Perkataan Juna terpotong oleh sapaan dari seorang gadis yang baru saja berdiri di hadapan mereka sembari menjinjing dua keresek yang entah apa isinya. “Udah pada makan belum? Aku gofood banyak nih.”
Juna menoleh ke arah Bitra yang detik sebelumnya membuang napa lesu, lalu beralih kembali pada gadis di depannya itu. “Hai Re.” Ucap Juna balas menyapa, sedangkan Bitra sudah memalingkan wajah malas.
“Kita makan bareng yuk, masih anget lho ini.”
“Emang itu apa?” Tanya Juna basa-basi. Karena ia orangnya sangat tidak enakan, jadi mana tega mengacuhkan Refala seperti yang Bitra lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)
Teen Fiction"Gue mau membiasakan diri untuk jadi pacar lo, bantuin gue beradaptasi ya?" #jaesoo start : november 2020 end : 18 oktober 2021 (Banyak typo bertebaran)