dua puluh tujuh

481 134 44
                                    

Juna duduk di sisi tempat tidur. Satu tangannya menempelkan ponsel di telinga, mendengarkan dengan seksama suara Mama nya yang sedang bicara.

"Mama udah booking tiket pesawat, nanti Mama kirimin kode buat check-in nya. Kamu tinggal packing barang-barang aja, bawa seperlunya gak usah banyak biar gak repot. Nanti baju atau keperluan lainnya kita bisa beli disini." Jelas Mama nya.

"Dan untuk masalah kampus, besok kamu urus dokumen kepindahannya ya. Biar selanjutnya kita bicarain lagi kalo kamu udah disini. Sekarang kamu tidur aja, disana udah jam sebelas malam kan?"

Juna menggigit bibirnya, ada rasa penyesalan setelah mendengar perkataan Mama nya.

"Ma?"

"Iya sayang kenapa? Ada yang mau kamu tanyain?"

"Im sorry." Gumamnya pelan, bahkan nyaris tak terdengar oleh Mama nya di sebrang sana.

"Why?"

"Juna gak jadi pulang kesana."

Mama nya terdiam.

"Juna udah nemu jawaban yang bikin Juna harus bertahan disini, i'm so sorry, i feel so bad for you." Ucapnya lagi dengan mengulang permintaan maafnya. "Juna cuma bisa ngerepotin Mama terus."

"Juna?"

"Iya Ma?"

"Kamu ngerepotin apa emangnya? Mama gak buat apa-apa untuk kamu, Mama cuma baru booking tiket pesawat doang, itu pun kalo gak jadi masih bisa refund. Apa yang kamu khawatirin? Justru bagus kalau memang tidak jadi pindah lagi kesini, seenggaknya kamu gak harus ribet buat penyesuaian di kampus barunya." Ucap Mama nya. "Ya walaupun Mama kangen sama kamu dan sebenarnya ngarep kamu disini. But it's okay, the most important thing is that you are happy and healthy."

Juna merapatkan bibirnya, ia sampai tak bisa berkata-kata dengan sikap Mama nya yang terlalu baik itu.

"Tapi jawab jujur deh, kamu punya pacar ya disana? Soalnya cowok labil gini tuh biasanya gara-gara cewek. Lagi berantem sama pacar?"

"Enggak Ma, gak ada pacar." Sangkal Juna cepat.

Terdengar gelak tawa dari Mama nya. "Kalo punya pun gapapa sih Jun, Mama gak akan larang. Kamu udah dewasa, justru Mama harus khawatir kalo kamu masih jomblo. Takutnya..."

"Jangan mikir aneh-aneh ya." Potong Juna tak membiarkan Mama nya melanjutkan alasan dari kecemasannya itu. "Juna normal, Juna suka sama cewek."

"Siapa ceweknya? Kenalin dong sama Mama kalo memang ada."

Rahang Juna terkatup, Mama nya sebegitu penasarannya ya dengan kehidupan percintaan anaknya ini?

"Ma mending bahas yang lain deh. Aku tuh beneran lagi gak enak sama Mama."

"Juna sayang, Mama gak apa-apa. Udah gak usah terlalu dipikirin, kamu tuh anak Mama yang paling baik, kamu gak pernah nyusahin Mama."

"Im sorry to bother you."

"Kamu udah berapakali bilang maaf, jangan gitu deh. Mama bakalan ngambek nih gak akan kasih uang jajan lagi nanti."

"Mama sehat-sehat ya, Mama udah sabar ngurusin aku sama Kak Juan. Mama orang paling berharga di hidup Juna."

"Tentu, Mama memang harus sehat biar bisa liat kamu terus." Sahut Mama nya. "Udah ya, sekarang mending kamu tidur. Besok kan harus ngampus."

"Okay, aku tutup ya Ma. Love you."

BITRA, NATA, & JUNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang