Tangga sekolah tampak ramai dengan siswa-siswi yang berlalu-lalang menuju kantin, atau pun kelas. Kini, jam menunjukkan waktu istirahat. Langit menghentikan langkah ketika salah satu temannya ditemui oleh seseorang.
Dapat Langit lihat, di depan sana ada wajah asing yang baru pertama kali ia lihat. Iya, Langit adalah murid baru di sini dan siswi pindahan dari tiga sekolah, ini adalah sekolah terakhirnya di jenjang SMP, semoga. Dia, entah siapa namanya, Langit tidak mengenalnya, yang Langit tahu, dia adalah saudara dari temannya. Dia lelaki, sedikit tampan, memiliki mata yang tajam.
Dia menatap Langit dengan tatapan tajamnya, yang mungkin Langit balas dengan tatapan tak kalah tajam. Dia adalah kakak kelasnya, sudah bisa dipastikan bahwa nilai 'tidak sopan' akan terlintas di benaknya saat Langit membalas tatapannya. Rasa benci seketika menyergap hati Langit, tak pernah Langit mendapat tatapan dari orang asing seperti ini sebelumnya dan dia adalah orang pertama yang menatapnya seperti ini.
Langit melewatinya, tanpa permisi. Di situ, Langit langsung menganggap dia adalah musuhnya. Tak peduli dengan statusnya yang ada hubungannya dengan temannya.
Langit berjalan beriringan dengan ketiga temannya, Bella, Shofia, dan Serra.
"Yang tadi itu sodara lo?" tanya Langit pada Shofia, biasa dipanggil Fia, atau pun Pia.
Fia mengangguk. "Orangnya nyebelin," adunya pada Langit.
Langit hanya tersenyum. "Namanya?" tanyanya lagi.
"Langit, kepo amat!" Ledek Bella, salah satu siswi yang menyapanya pertama kali ketika ia menginjakkan kaki di sekolah ini, di saat banyak orang menatapnya dengan sinis.
Langit tertawa renyah, "Serius nanya tau!"
"Bintang," jawab Fia.
Langit terdiam, menatap tajam kearah Fia. "Jangan natap!" kesal Fia sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Namanya kebagusan," ujar Langit, terlalu santai.
"Emang. dia kan jelek," balas Fia yang ternyata ada di barisan Langit, bersama untuk memusuhi Bintang, saudara Fia sendiri.
Mereka tertawa, menertawakan bagaimana konyolnya mereka yang secara tidak sengaja menyimpan dendam terhadap satu orang. Fia yang dendam karena Bintang selalu mengaturnya, dan Langit yang dendam karena Bintang berani menatapnya tajam.
Mungkin, suatu hal yang berlebihan, tidak tau saja Langit, jika takdir akan mempermainkannya dengan seseorang yang saat ini ia benci.
Dengar-dengar, setelah mengumpulkan cukup informasi mengenai Bintang, Langit mengetahui bahwa Bintang memiliki kekasih, yang ternyata adalah kakak kelasnya juga! Bintang dan kekasihnya satu angkatan, namun beda kelas.
Nazwa Arsyana.
Itu nama kekasihnya, ia belum mengetahui banyak tentang Bintang, ia hanya mengetahui sebagian tentang orang-orang terdekatnya. Informasi mengenai diri Bintang sendiri cukup sulit didapat karena ia lebih membuka informasi mengenai orang-orang terdekatnya di sosial medianya, dibandingkan dirinya sendiri. Bahkan fotonya pun hanya ada dua di akun miliknya, itupun foto dari jarak jauh.
'Cih, jelek bilang!' batin Langit.
Rasanya aneh, Langit yang jarang membenci seseorang dengan alasan sepele, kini terasa menyimpan banyak dendam pada Bintang.
Langit si penyuka malam, penyuka bintang dan penyuka bulan, sedikit tidak terima ketika sesuatu yang disukainya harus berhubungan dengan sesuatu yang dibencinya. Bintang di langit dan Bintang yang Langit benci jelas berbeda, tetapi nama yang menyamakan itu semua. Menyebalkan.
SEE U NEXT CHAPTER!
MOHON DIKOREKSI BILA ADA KESALAHAN TANDA BACA ATAU PENEMPATAN KALIMAT YANG KURANG PAS!
SORRY, DI CERITA INI PER-PART-NYA PENDEK-PENDEK, SOALNYA INI CERITA PENDEK. HAHAHAHA!
Vote dan komennya kakak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [ OPEN PO ]
Short StorySudah pernah dibilang bukan? Kehidupan adalah jalan seseorang menuju kekuatan. Apapun rintangannya harus dihadapi meskipun berat untuk kita lewati. Cerita ini menceritakan tentang Bintang dan Langit. Bukan ... bukan tentang keindahan alam. Ini kisah...