"Ngga Langit, gue cuma minta jawaban lo. Iya, atau engga."
Nada bicara Bintang berubah menjadi lebih tegas, membuat Langit merasa terancam di sini.
"Gue ... "
°°°
"Apa?" tanya pria itu semakin memojokkan Langit secara tidak langsung.
"Maaf," sahut Langit dengan kepala yang menunduk.
Bintang menaikkan sebelah alisnya, tersenyum masam. Sudah cukup harapannya kepada Langit, sudah cukup ekspektasinya kepada Langit. Mungkin, ini adalah kali terakhir Bintang berharap pada Langit.
"Kenapa?" tanya Bintang meminta penjelasan.
Perempuan di depannya menggeleng. "Maaf."
"Lo nolak gue, lagi?" heran Bintang, masih tak mempercayai apa yang seharusnya ia terima. Melihat Langit menggeleng, Bintang tersenyum dengan hambar.
"Selama ini ternyata gue doang, ya, yang suka sama lo?"
"Cinta gue bertepuk sebelah tangan, ya?"
Bintang terus mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah pasti jawabannya 'tidak'. Langit menyukai Bintang, tetapi rasa sayang Langit lebih besar daripada rasa sukanya. Langit ingin Bintang bahagia, Langit ingin Bintang mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya, Langit ingin Bintang memenuhi keinginan hatinya untuk mencari perempuan sesuai dengan tipe-nya.
"Lo berhak dapet yang lebih baik dari gue, Bintang," ujar Langit dengan mata yang menyiratkan ketidaksukaannya terhadap perkataan Bintang.
"Alesan lo basi, Langit!" kesalnya.
"Plis," mohon Langit, tak mau memberikan alasan lebih jelas pada Bintang.
Salahkah dirinya bertingkah seperti ini?.
Langit hanyalah gambaran kosong yang diisi keindahan oleh Bintang. Langit terlalu jauh untuk bersanding dengan Bintang, Langit merasa tak percaya diri, ditambah omongan dari salah satu teman Bintang yang seakan menjelek-jelekkan dirinya. Iya. Langit terlalu peduli dengan omongan orang lain sehingga melupakan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
Langit akan mencoba memperbaiki diri, Langit akan mencoba bagaimana caranya agar setia, Langit akan mencoba untuk menjadi orang yang menyenangkan. Namun, Langit tak bisa mencoba dan berusaha untuk menjadi tipe perempuan yang diinginkan Bintang.
"Oke, gapapa."
Bintang berjalan menjauhinya. "Pulang, udah malem," peringatnya pada Langit.
Langit mengangguk, menatap punggung Bintang yang semakin lama semakin jauh. Menghela napas panjang, lalu mengeluarkannya dengan kasar. Langit harap, ini yang terbaik untuk semuanya.
"Gue sayang sama lo."
Langit beranjak, berjalan perlahan untuk pulang. Membawa kekecewaan yang mendalam, kecewa dengan dirinya sendiri adalah hal yang lebih menyakitkan daripada ditolak dengan senyuman.
Ya. Biarkan Langit sedikit egois untuk saat ini.
Biarkan Langit menyesali semua perkataan yang tadi ia keluarkan.
Biarkan Langit menyesali penolakan yang terjadi untuk kedua kalinya.
Biarkan Langit menyesali semuanya.
Biarkan Langit menangis di bawah selimut sambil memeluk bantalnya.
Izinkan Langit sendiri.
Memulai lembaran baru, menjadikan masalalu sebagai pelajarannya.
°°°
Tak ada yang tahu bagaimana suasana hati Bintang setelah ditolak cintanya untuk kesekian kalinya.
Mungkin saat ini, Bintang akan mulai melupakan Langit untuk mendapatkan yang lebih baik. "Gue, ditolak lagi?" tanyanya.
Tawanya menggema di ruangan yang berstatus menjadi kamarnya. "Oke, cari yang baru."
Dirinya bertekad kuat untuk melupakan seseorang yang menurutnya tak pernah mencintainya. Ia merasa waktunya terbuang sia-sia hanya untuk menunggu seseorang yang tak tahu pastinya. Bodohnya, malam ini dirinya baru menyadarinya.
Mungkin, tak ada dendam dalam hatinya walaupun sedikit kesal dengan semua yang Langit lakukan padanya. Tak apa, ingatkan dirinya untuk menjadikan malam ini sebagai pelajaran untuk ke depannya.
Ingatkan dirinya, untuk tidak berekspektasi tinggi terhadap orang-orang sekitarnya.
INI AGAK GIMANA YA?
AKU PERNAH JADI LANGIT, BENERAN.DAN AKU GA TAU GIMANA PERASAAN BINTANG, JADI AKU MENGGUNAKAN KATA 'MUNGKIN', KARENA AKU SENDIRI GA TAU APA YANG DIA RASAIN SETELAH DITOLAK DUA KALI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [ OPEN PO ]
Short StorySudah pernah dibilang bukan? Kehidupan adalah jalan seseorang menuju kekuatan. Apapun rintangannya harus dihadapi meskipun berat untuk kita lewati. Cerita ini menceritakan tentang Bintang dan Langit. Bukan ... bukan tentang keindahan alam. Ini kisah...