01. Hujan di Kala Panas.

47 21 70
                                    

Siang ... siang yang seharusnya membuat banyak orang kepanasan dengan adanya sinar matahari yang tepat berada di atas, tapi malah membuat banyak orang berteduh agar terhindar dari hujan yang datangnya secara tiba-tiba.

Aku menolehkan pandanganku mengarah ke arah banyaknya orang yang sedang berkumpul di halte bus seberang, mereka tampak sangat enggan untuk terkena air yang selalu aku sukai, hujan.

Hujan yang seharusnya menjadi suasana yang damai, kini terpaksa menjadi undangan celotehan banyak orang. Aku yang seharusnya merasakan kedamaian, kini aku pun harus menggerutu secara perlahan. Selain aku suka matcha, aku juga suka hujan!.

Entah, hujan selalu berhasil membuatku jatuh, jatuh hati pada ketenangan yang ia bawa.

Sebelumnya, perkenalkan namaku Langit. Langita Lirihanna Selena. Namaku memang terdengar aneh. Tepatnya pada kata 'Lirih'. Namun, itulah nama yang diberikan oleh orang tuaku. Bagiku, apa yang sudah dipilihkan oleh orang tuaku, itulah yang terbaik karena pada setiap nama ada doa yang tersemat di sana.

Aku menyukai apapun yang berhubungan dengan alam. Biru langit yang sama dengan namaku. Hujan yang selalu menghembuskan kedamaian, juga kemerlap bintang yang menghias di gelapnya malam.

Orang-orang memandangku sebagai seseorang yang sering menatap tajam kepada lawan bicara. Padahal, itu bukan karakter sesungguhnya yang ada dalam diri ini. Aku yang penyayang dan lemah lembut ini justru kerap merasa khawatir bila berinteraksi dengan orang lain—khawatir melukai hati mereka.

Kini, aku sedang duduk di dalam kafe kopi yang banyak diminati remaja, sendirian. Di sini tidak begitu ramai dan aku menyukainya. Ini adalah tempat favoritku ketika aku membutuhkan waktu untuk me time. Tak banyak tempat yang ku ketahui di sini karena aku jarang keluar rumah.

Di saat sendiri seperti ini, aku selalu mengingat seseorang, seseorang dari bagian masa laluku. Mungkin, aku masih terlalu dini untuk memikirkan percintaan yang seharusnya dipikirkan ketika aku akan menikah. Aku tahu, aku masih terlalu kecil untuk berurusan serius dengan perasaan, tapi ... aku tetaplah remaja labil yang entah mengapa tidak bisa menjauh dari seseorang itu.

Dia yang selalu ada di dalam pikiranku, dan hatiku.

UNTUK PEMBUKAAN, FYI, SETELAH INI KITA AKAN MEMASUKI ALUR YANG HARUS KALIAN PAHAM.

TERIMAKASIH UNTUK PART INI.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.

AKU HARAP, KALIAN SUKA SAMA CERITA INI. SEE YOU NEXT CHAPTER!!

Hiraeth [ OPEN PO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang