6

12.3K 471 3
                                    

Seharusnya aku tanya dulu ke pak tama kenapa dia gabisa jemput aku, nah sekarang jadinya kaya gini kan. Aku dan pak tama memang menyembunyikan hubungan kita dari guru guru, ya gamungkin kan diumbar umbar

"Pagi juga bu diva" aku memberikan senyum palsu untuk bu diva

Bayangin aja ya, pak tama gabisa jemput pacarnya sendiri tapi giliran orang lain.....duh gausah tanya

"Tian"

Aku sengaja tidak menyahut saat pak tama memanggilku, kenapa harus hari jumat, kenapa nanti harus ada pelajarannya pak tama...

Kring....

Bel ketiga benar benar dimulai, aku sangat berharap waktu berjalan dengan cepat, ayolah aku masih marah dengan pak tama

Biasanya aku bakal terus terusan merhatiin pak tama kalo dia lagi ngasih materi, nah sekarang jangankan buat merhatiin sekedar ngelihat aja pengen muntah. Sumpah aku bener bener marah sama pak tama.

"Tian, kamu nanti jangan keluar dulu. Saya mau bicara"

Cihh pake acara saya sayaan segala, najong banget.

Kringg....

Kampret bel pulang udah bunyi, aku masih duduk di mejaku, semua anak udah keluar dari lab. Kan tadi pak tama mau ngomong sesuatu

5 menit....

Kita masih diam, sibuk dengan pikiran masing masing

10 menit...

Aku beranjak dari kursiku, kesabaranku sudah habis, udah 10 menit tapi ga ngomong apa apa. Aku menghampiri pak tama di mejanya.

"Aku balik ke kelas" kataku cuek

Pak tama menahan lenganku, apa lagi sih?

"Kamu marah ke aku?"

"Menurutmu?"

"Ya maaf"

"Ah gatau lah" aku berusaha melepaskan lenganku dari genggaman pak tama. Aku kembali ke kelas

Tama pov*

Dia tidak pernah semarah ini padaku, sepertinya kesalahanku yang ini benar benar parah. Oke kenapa aku tidak bisa menjemput tian tapi diva bisa berangkat denganku. Itu karena diva memaksaku untuk berangkat bersama, sejak kejadian diva menembakku keadaan berubah menjadi lebih rumit, jadi intinya aku ingin memperbaiki keadaan.

Tian benar benar marah besar dan aku hanya meminta maaf dengan cara secuek itu? Benar benar tidak bisa diterima.

Aku sengaja menunggu tian di depan kelasnya, tentu saja saat jam pulang. Ini waktu yang aku tunggu tunggu, sebentar lagi dia akan keluar pintu dan dan dan ...... dia hanya melewatiku? Bahkan untuk sekedar menolehpun tidak. Kelewatan

"Tian"

Dia masih terus berjalan

"Tian" aku meninggikan suaraku dan aku yakin dia mendengarnya, tapi dia masih terus berjalan. Aku menahan lengannya dan diapun berhenti

"Apa lagi sih?"

"Aku mau ngomong sesuatu"

"Gaada. Tadi kan udah ditungguin tapi malah diem aja. Udah dijemput kak danny"

"Gabisa. Pulang sama aku"

"Gamau! Pulang aja sana sama bu DIVA udah cocok kok pak tama" memberi penekanan disetiap kata katanya

******
Tian pov*

Aku udah bener bener marah, cemburu, segalanya pokoknya campur aduk lah. Sumpah pak tama nyebelin banget, kenapa ga sekalian jadian aja sama guru itu.

My Teacher My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang