Aku mengikuti kak danny dari belakang, aku bahkan tidak tau dia akan ngomong tentang apa
"Kamu tadi gabawa hp kan?"
"Enggak. Kenapa?"
"Aurel terus terusan nelpon ke hp kamu, mungkin karena ga diangkat angkat dia nelpon ke hp kakak"
"Terus?" Tumben aurel nelpon
"Gatau kenapa tiba tiba keluarganya ngirim dia ke jerman buat lanjut sekolah disana. Dia udah berangkat 5 menit yang lalu"
"KAKAK? SERIUS? HWAAAA" tanyaku tak percaya, masa iya aurel ngelanjutin sekolah di jerman dan ga pamitan? Sama sahabatnya sendiri pula.
"Pinjem hp" kataku cepat cepat
"Percuma dek, hpnya dimatiin" berarti aurel udah dipesawat, kok secepet itu sih ninggalin aku. Nah kalo aurel gaada terus aku sama siapa.
*****
Aku menghembuaskan nafas panjang saat akan duduk dibangku kelas. Udah ditinggal aurel ke jerman (ga pamitan) ini lagi ditinggal pak tama juga. Ini gara gara dito semalem nih, coba aja nolak ajakan dito buat keluar, seenggaknyakan aurel bisa pamitan ke aku. Dasar cowo nyebelin!!!
Kriiiing
Author pov*
Pelajaran matematika akan dimulai sebentar lagi, tapi anehnya murid baru yang sekarang duduk bersama tian masih belum menampakkan batang hidungnya.
"Keluarkan pr deret geometrinya" kata bu tiko dengan tatapan membunuhnya.
"Tian, mana aurel?" Bu tiko memang sudah tau kalo aurel memang sebangku dengan tian.
"Aurel lanjut sekolah ke jerman buk. Yang duduk sebangku sama saya sekarang murid baru namanya di--" belum sempat tian menyelesaikan kalimatnya, dito datang dengan rambut yang acak acakan, seragam yang keluar dari tempatnya dan dasi yang dipakai asal asalan.
"Maaf buk telat" Dito berusaha untuk menetralisir nafasnya yang memburu
"Kamu itu kan murid baru, seharusnya kamu itu bisa disiplin! Rapikan dulu bajumu lalu kamu boleh masuk" bu tiko memberikan tatapan tajam pada dito, sementara teman sebangku dito hanya memberikan evil smile.
Dengan kecepatan yang melebihi sinyal 4G dito memasukkan bajunya asal asalan namun terlihat rapi, membetulkan dasinya dan masuk ke dalam kelas.
"Tumben telat"
"Pembantu gue ga bangunin gue, sialan tuh orang" dito berdecak sebal
"Firdhaus Dito Amarta masa iya lo harus dibangunin, bangun sendiri kan bisa bla bla bla" tian berceloteh layaknya ibu ibu yang sedang memarahi putra kecilnya
"Iya iya ibu cerewet. Gue tahu"
"Apa lo bilang? Ibu ibu cerewet? Talk to my hand" tian memberikan telapak tangannya tepat didepan muka dito
Kriiing....kriiing
"Jangan lupa lpr matematika dikerjakan. Cukup untuk hari ini" bu tiko melangkahkan kakinya keluar dari kelas 9f
"Tian, ayo ngantin" dito mengajak tian pergi ke kantin, biasanya tian akan pergi ke kantin bersama aurel dan sekarang dia tidak tau harus pergi ke kantin dengan siapa.
"Males ah" jawabnya sambil masih menyalin rumus matematika di papan tulis.
"Gue traktir deh"
"Beneran?" Tanya tian tak percaya
"Iya beneran" ujar dito sambil mengacungkan ibu jari dan jari tengahnya.
"Oke"
Dua orang itu pergi menuju kantin, siapapun yang melihat mereka pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih namun mereka hanya berteman saja.
"Buk! Mi ayam 2 es teh 2!" Dito berteriak pada penjual mi ayam sambil mengacungkan 2 jarinya
"Tian!" Dito menyenggol lengan tian
"Ngelamun mulu lo. Jangan jangan mikirin gue ya?" Goda dito sambil menaik turunkan kedua alisnya
"Ih jijik banget"
"Terus?" Tanya dito penasaran
"Dasar tukang kepo"
"Kan gue pacar lo jadi lo harus terbuka dong sama gue" dito mengacak acak rambut tian, candaan dito barusan membuat tian hampir tertawa. Pacar? Huh
"Ditooo, kan gue udah bilang gue punya pacar om om" dengus tian geram dengan kata kata dito barusan.
"Dan itu kakak lo"
" Firdhaus Dito Amarta !!! Nyebelin banget sih lo" tian memukul mukul lengan dito, dia juga menjitak kepala orang yang sangat menyebalkan itu. Bahkan mereka tidak sadar ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua.
2 mangkok mi ayam dan 2 gelas es teh sudah berada di meja, senyum licik terukir di bibir tian
"Dit lo suka pedes?"
"Enggak kenapa? Oiya gue juga gasuka sama sayurnya, kalo lo mau ambil aja " Dito masih asik bermain dengan ponselnya
"Gapapa kok, gue ambil ya sayurnya" tian mengambil sayur dari mangkuk dito dan memindahkan ke dalam mangkuknya. Diam diam tian mencampurkan 5 sendok sambal ke dalam mangkuk dito lalu mengaduknya.
"Dit buruan dimakan mi nya, ntar keburu dingin" ucap tian sambil berpura pura mengaduk mi ayamnya.
Dito memasukkan hp kedalam sakunya, mengaduk aduk mi ayamnya dan memakannya. Dito menatap tian dengan tatapan tajam, tian yang peka dengan tatapan dito langsung tertawa terbahak bahak.
"Habisin dit. Kasihan bokap lo susah nyari duit"
Keringat bercucuran dari dahi dito, bahkan ingusnya juga ikut keluar
"Gila lo ya hosh hosh pedes banget" dito ngos ngosan seperti orang yang baru dikejar hantu
"Kekelas yuk" ajak tian
Mereka berdua berjalan melewati depan ruangan guru
"Anjir, sumpah lo cocok banget kalo jadi pelawak dit" tian tertawa puas hingga dia tidak memperhatikan langkahnya.
"Eh tian awas" dito menarik tangan tian agar orang ceroboh itu tidak terjatuh.
"Tian...." seorang laki laki yang sangat tian kenal muncul dibalik pintu ruangan guru.
TBC
Holaaa dont forget to read Best Mistake guys :)) Danke :))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Crush
Teen FictionDont forget to read this sequel "Always You" -Behatioo