"AURELL sumpah gila rasanya asin banget, sumpah coba deh rasain"
Aku menyuapkan ayam tepung itu pada aurel
"Ini yang buat pasti kebelet nikah. Asin banget tian"
Aku menghembuskan nafas panjang, saat aku menoleh ke depan aku tak sengaja melihat pak tama sedang mengamatiku, pasti dia juga mendengarnya aaah aku jadi merasa bersalah.
"Kampret, siapa sih yang masak ini bekal. Ga bakat masak banget sih" sindirku
"Udah buang aja tian. Ntar malah sakit perut"
"Jangan rel, muvazir. Kan orang lagi usah"
"Nanti pulang bareng ya?" Tiba tiba saja pak tama datang menghampiriku
"Udah janji dijemput kak danny" kataku pura pura sok cuek. Jual mahal dikit hehe
"Nonton?"
"Eh rel nanti sore jadi ngerjain tugas agama kan?" Tanyaku pada aurel, sebenernya ya gaada pr agama, aku mengedipkan sebelah mataku berharap aurel peka
"Ha- oh oh iya. Agama buat presentasi besok kan? Ya jadilah tian"
"Gabisa, ada kerja kelompok" kataku pada pak tama. Kita lihat bagaimana lagi usahamu
"Mmm dinner?"
Ini lagi malah ngajakin dinner sekarang, aku menoleh pada aurel, dia memberiku tanda untuk mengiyakan ajakan pak tama
"Okelah. Ada syaratnya"
"Apa?" Pak tama menaikkan sebelah alisnya. Gila keren banget
"Ajak bu diva juga"
"Kan aku cuman ngajakin kamu doang tian"
"Yaudah. Kalo gamau gajadi"
"Iyadeh iya" itulah kata kata terakhir pak tama sebelum akhirnya dia meninggalkanku
*******
'Aku udah didepan'
'Ya tunggu'
Aku turun ke bawah, pak tama sudah menungguku diluar
"Mau kemana dek?" Tanya kak danny yang melihat penampilanku
"Ke hatimuu. Mau keluar"
"Sama tama ya?"
"Hehe" jawabku salting
"Tuhkan balikan. Ciee balikan ciee"
"Enggak balikan kak danny. Au ah"
"Jangan pulang malem malem ya yang baru balikan"
"Yosh"
Aku cepat cepat keluar rumah, aku melihat mobil mazda putih, itu pasti pak tama. Aku langsung masuk ke mobilnya anehnya hanya ada kita berdua, mana bu diva?
"Bu diva mana?" Tanyaku saat Pak tama melajukan mobilnya
"Tadi pas di BBM katanya sakit"
"Kok gitu sih?" Aku pun memasang muka cemberut. Kenapa aku ingin bu diva ikut? Agar pak tama tidak seenaknya menggodaku
"Udah ah jangan ngambek gitu. Jelek banget mukanya"
"Biarin jelek tapi kan situ suka. Wlee" aku menjulurkan lidahku. Nyebelin banget sih pak tama ini
20 menit kemudian mobil pak tama berhenti didepan sebuah restoran. Pak tama membukakan pintu untukku dan dengan seenaknya saja langsung menggandeng tanganku
"Tama lepasin gak?"
"Gamau" pak tama malah mengeratkan genggaman tangannya
Pak tama memilih tempat duduk dekat jendela, romantis banget kalo duduk deket jendela apalagi malam ini pak tama kelihatan ganteng, pake kemeja sama celana jeans. Gantengnya ga pernah hilang

KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Crush
Teen FictionDont forget to read this sequel "Always You" -Behatioo