Ini hari kesepuluh aku putus dengan pak tama, kita benar benar putus, tidak ada yang saling menghubungi.
"Tian ayo buruan ke lapangan"
Hari ini hari senin, yap upacara akan berlangsung. Biasanya sebelum upacara aku akan makan dulu, karena takut telat dalam mengikuti upacara aku harus menunda dulu kebutuhan perutku.
Pasti kalo upacara aku bakalan baris paling depan, dulu baris paling depan niatnya biar bisa liatin pak tama tapi sekarang.....gatau buat apa baris didepan.
"Untuk amanat, istirahat ditempaaaaat grak"
Padahal baru jam setengah 8 tapi panasnya kaya jarak matahari cuman sejengkal, udah panas perut sakit banget lagi gara gara belum makan. Aku melihat orang itu, orang yang selalu membuat jantungku deg degan gak karuan, dia sedang menatapku. Keringat berjatuhan dari dahiku, pengen banget ke uks tapi udah gakuat jalan, seketika semuanya menjadi samar dan....gelap
"TIAN!"
Aku membuka mataku, dimana aku? Ah ternyata aku ada di uks, aku melihat jam, setengah 10? Apa aku pingsan sampe 2 jam. Mataku terbelalak kaget saat aku tahu disampingku ada pak tama, dia ngapain disini? Sial perutku sakit sekali, ini pasti karena belum makan
"Tian?"
"Perutku sakit banget" kataku sambil memegangi perutku erat
"Kamu mau pulang aja?" Tawar tama padaku
Aku menganggukan kepalaku, tadinya aku mau menghubungi kak danny tapi pak tama melarangku dia yang akan mengantarku pulang.
Pak tama membuka pintu untukku, memasangkan sabuk pengaman, masih sama kayak yang dulu. Aku terlalu sakit untuk mengamati jalan, perutku sangat sakit. Tunggu dulu ini bukan jalan ke rumah, ini jalan menuju apartemen pak tama. Apa lagi sekarang?
"Bisa jalan?"
"Perutku sakit banget"
Pak tama membukakan pintu dan sekarang dia membelakangiku lalu berjongkok
"Cepet naik"
"Gak"
"Cepetan naik tian" katanya sedikit kesal
Aku pun naik ke punggungnya, jadi inget masa lalu pas pak tama gendong aku gara gara aku paksa demi sebuah boneka. Dia membawaku ke apartemennya dan menidurkanku di kamarnya. Dia duduk disebelahku
"Kan aku tadi minta pulang ke rumah" kataku marah
"Aku kangen kamu tian" jawabnya lembut
Deg... satu kalimat berjuta rasa yang tumbuh, aku juga pak tama tapi aku harus berusaha ngelupain kamu. Semakin kamu mendekat usahaku buat ngelupain kamu juga harus semakin besar
"Najis" ketusku
"Masih tetep ga berubah ya. Perutmu masih sakit?"
"Hmm"
"Tadi pagi udah makan?"
"Belum"
Pak tama keluar dari kamarnya, perutku memang masih sakit. Aku masih tidak tau apa maksud pak tama bilang kalo dia kangen ke aku. Aku gamungkin kan harus ngomong kalo aku juga kangen ke pak tama. Gamungkin banget lah!
10 menit kemudian pak tama datang membawa sebuah keresek di tangannya
"Makan dulu ya" ujarnya sambil duduk di pinggiran ranjang
"Gamau" ucapku dengan beribu gengsi
"Kamu gamakan mulai pagi, pasti kamu kena mag"
Bener juga kata pak tama, aku memang punya penyakit mag, kalo ga makan perut bisa tambah sakit ini
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Crush
Teen FictionDont forget to read this sequel "Always You" -Behatioo