🌷Pantai

436 101 97
                                    

Aku kembali setelah memesan makanan di kasir. Seulgi masih asik memandang laut lepas di depan sana, dia bahkan tidak sadar akan kehadiranku saat ini dan aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

Cukup lama dia memandang lautan, sampai aku menatapnya sambil tersenyum. Sangking asiknya aku sampai bersendar dan melipat kedua tanganku di dada. Dia masih juga belum sadar sampai pelayan mengantarkan makanan kami.

Dia sedikit terkejut dan aku hanya tersenyum kecil melihat hal itu. Dia lucu sekali demi apapun, aku ingin mencubit pipinya.

"Lo dari tadi?" tanyanya.

"Iya. Pemandangan pantai kayanya lebih menarik daripada cogan di hadapan lo ini," ejekku.

"Dih pd banget lo!" ujarnya melempar selembar tissu padaku dan aku hanya terkekeh melihatnya.

"Ayo di makan habis itu kita ke sana kasihan gue lihat lo mandangin laut mulu dari tadi."

"Lo nyindir gue?"

"Lo juga waktu itu nyindir gue di instgram, iyakan ngaku lo?"

"Hehehe yakan gue kesal. Lagian lo ngapain ngerjain gue?"

"Yaudah, iya, sorry Taeyongie," aku hanya terkekeh mendengarnya memanggil namaku dengan suara yang dibuat menggemaskan itu. Kami menikmati makanan kami dengan lahap. Aku melihatnya sedikit kesulitan karena, rambutnya yang teregerai panjang. Aku berdiri dan jalan ke belakangnya.

Dia sedikit terkejut karena, aku tiba-tiba mengambil rambutnya dan mengikatnya ke belakang. Setelahnya aku kembali duduk di tempatku sambil melempar senyum ke arahnya. Dia terlihat canggung karena, perbuatanku itu.

"Maaf, ya, gue cuman mau bantu lo aja jangan GR!"

"Dih! Siapa juga yang GR," aku hanya terkekeh kecil melihatnya. Setelah kami menghabiskan makanan kami, dia bangkit dan berjalan menuju kasir namun, aku mendekatinya dengan cepat dan memberi kasir tersebut uang 100 ribu.

"Ihh, kok lo yang bayar?!" tanyanya heran.

"Gue yang ajak lo makan jadi, gue yang harus bayarin lo, udah kalau lo mau ganti rugi nanti aja kalau gue minta."

"Beneran? Nggak dua kali lipat lagikan?"

"Nggalah. Lagian gue juga bakalan balikin duit lo kok tapi, nanti di saat yang bersamaan."

"Gimana kalau duit itu buat bayar makanan ini aja?" usulnya. Aku menjitak pelan kepalanya itu.

"Aww sakit!"

"Lagian lo aneh-aneh juga! Mana ada makanan seharga duit baju yang lo kasih."

"Hehehe, maaf."

"Mbak, Mas, jangan berantem di sini," ujar sang kasir. Sepertinya aku lupa kalau kita masih berdiri di sini dan kalian tahu semua orang menatap ke arah kami sambil berbisik.

Aku langsung menarik Seulgi menjauh dari sana menuju bibir pantai. Gadis itu tertawa dan akupun ikut tertawa meski aku tidak tahu apa sebabnya dia tertawa.

Aku melepas genggaman tanganku dan rasa canggung menyelimuti kita berdua.

"Gue main air dulu kalau gitu, gue titip barang gue, ya," ujarnya kemudian melepas sepatu dan meletakkan tasnya di sampingku.

Dia berjalan menuju bibir pantai, sungguh senyumnya menggembang cantik tak kala air mengenai kakinya. Apa dia sebahagia ini saat berada di air? Atau ada hal lain?

Aku masih memperhatikannya sampai dia kembali menghampiriku suasana pagi itu membuat kami berdua merasakan alam sedang memihak kami saat ini.

Jam terus berlalu begitu saja hingga tanpa terasa ternyata sudah jam 1 siang. Aku mengajaknya duduk di gazebo yang di sediakan di sana. Sekalian menikmati angin pantai dan suara deburan ombak siang ini.

Rose [Lee Taeyong] ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang