Hari ini aku sudah diperbolehkan untuk pulang. Kata Ayah juga ada tamu yang sudah menunggu kami di rumah dan aku tahu siapa itu. Mereka adalah Natya dan kedua orang tuanya.
Selama perjalanan pulang aku hanya diam sambil memasang wajah dingin. Aku benar-benar tidak ingin berbicara pada siapapun sekarang.
Setelah sampai di rumah, aku melihat mobil keluarga itu terparkir rapi di sana. Aku hanya menghela nafas kesal melihatnya.
Setelah masuk ke rumah, mereka bertiga menyambut kami. Apa ini? Mereka pikira ini rumah mereka? Bisa seenaknya saja.
"Maafkan kami membuamu menunggu," ujar Ayah.
"Tidak masalah, Gung. Bisa kita mulai sekarang? Karena, aku harus kembali ke Bali sore nanti."
"Tentu saja."
"Jadi, bagaimana?"
"Sebelumnya mohon maaf tapi, kurasa Taeyong tidak mencintai Natya padahal mereka sudah menghabiskan waktu selama satu bulan lebih tapi, dari yang aku lihat Taeyong tidak bersikap layaknya pemuda yang menyukainya," jelas Ayah. Aku hanya diam mendengar ucapannya itu.
"Tidak masalah, aku juga rasa kita terlalu egois jika harus memaksa kemauan kita sedang mereka tidak saling jatuh cinta."
"Papa, Om, tapi aku mencintai Taeyong," ujar Natya.
"Tapi, gue nggak dan bukan lo yang gue mau!"
"Lo masih aja berharap sama gadis penyakitan itu?!"
"Natya!" tegas Papanya lantang.
"Agung, Fanny maafkan atas ucapan Natya. Aku akan membawanya ke luar negeri dan dia tidak akan kembali menganggu Taeyong lagi. Pertunangan kalian Om batalkan dan tidak akan pernah terjadi lagi. Om berjanji!" aku terdiam mendengar ucapannya. Sungguh aku bahagia sekali dengan hal ini. Kupikir Ayah dan Bunda mengingkari janjinya padaku nyatanya tidak.
Natya dan kedua orang tuanya pun kembali ke Bali. Duniaku bebas tanpa bayang-bayang gadis itu mulai hari ini. Aku masuk ke kamar untuk bersih-bersih karena akan mengunjungi rumah Seulgi dan memberitahukannya tentang kabar bahagia ini.
Aku mandi dan berganti baju. Hadiah yang kujanjikan padanya juga sudah kusiapakan, aku menyuruh Kun membelikanku kemarin. Sebuah kalung dengan buah bunga mawar tergantun di sana. Ini akan sangat cantik jika Seulgi memakainya.
Setelah selesai akupun turun ke bawah untuk pamit pada Ayah dan Bunda. Aku juga sudah menghubungi Seulgi jika akan datang ke rumahnya.
Saat hendak keluar dari rumah kepalaku tiba-tiba sakit, bahkan kunci yang sedang kupegang pun terjatuh dari tanganku.
"Aaaaaaa, Bunda Sakit!" teriakku lantang sambil memegang kepala. Bunda dan Ayah langsung berlari menghampirku.
"Taeyong, sayang, kamu kenapa?" tanya Bunda panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose [Lee Taeyong] ✔ [TERBIT]
Fanfiction[PROSES REVISI] ❝Dia gadis sempurna yang kutemui di persimpangan jalan❞ Rank position #13 azaleaspublisher 150621 # 9 azaleaspublisher 160621 # 8 azaleaspublisher 190621 #6 azaleaspublisher 250621 #4 azaleaspublisher 260621 #3 azaleaspublisher 0207...