🌷 Pulang

267 51 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Hari ini, aku berniat mengajak Seulgi ke pasar untuk membeli buah-buahan. Kebetulan kami tidak membeli buah-buahan kemarin maka dari itu aku mengajak Seulgi, sekalian mencari udara segara di pagi hari.

Yang lainnya belum bangun dan ini menjadi kesempatanku agar tidak di usik oleh dua benalu itu, Sar dan Natya. Aku menunggu Seulgi di teras villa. Beberapa saat kemudian dia muncul dengan hoodie hitam dan jeans ketat kesukaanya. Dia sudah seperti dulu lagi.

Kamipun pergi, sebenarnya aku tidak ingin membawa mobil tapi, aku sadar yang kubawa adalah Seulgi, ratunya Taeyong. Dia tidak boleh kelelahan karena, kita masih ada satu malam sebelum pulang ke Jakarta.

"Ini mau beli buah apa aja?" tanya Seulgi.

"Anggur aja kali, lagian nggak ada yang makan nanti kalau aneh-aneh," dia kemudian mengangguk. Setelah kurang lebih 10 menit aku akhirnya sampai di pasar buah.

Aku dan Seulgi langsung turun dan mulai menelusuri pasar tersebut. Sebenarnya mencari anggur gampang tapi, aku sengaja membuatnya selama mungkin agar aku punya banyak waktu bersamanya.

"Yong, itu anggurnya," ujar Seulgi.

"Nanti aja. Di sana kayanya ada yang bagus," aku menuntun Seulgi untuk maju ke depan. Aku tidak ingin jika setelah membeli buah-buahan maka kembali ke vila. Dia hanya menggelengkan kepala dan terus melangkah mengikuti arahanku yang memegang bahunya dari belakang.

Cukup lama kita berkeliling di pasar ini, aku akhirnya kembali menuntun Seulgi ke arah depan dan kita berhenti di penjual pertama.

"Lah? Di sini?" tanyanya heran. Aku mengangguk cepat. "Yah, kalau gitu ngapain anjir tadi sampai masuk-masuk ke dalam bikin capek," lanjutnya kesal.

"Ya, gue kira, kan di sana ada yang bagus gitu."

"Aelah, buruan beli!"

"Iya-iya. Ngomel mulu," aku kemudian membeli beberapa anggur, setelah membayarnya aku dan Seulgi langsung pergi.

"Cari makan, ayo! Gue laper," ajakku.

"Ayok, di depan sana tadi ada warung gue lihat," akupun setuju dan melaju menuju warung yang dia katakan. Hanya butuh waktu beberapa saat dan akupun menghentikan mobil sesuai perintahnya. Dia turun lebih dulu kemudian aku menyusul di belakangnya. Kamipun memesan makanan yang kami inginkan.

Suasana puncak cukup indah di pagi hari, dedaunan yang basah akibat embun pun terlihat indah. Bahkan kicauan burung terdengar sangat merdu saat ini.

Bibi yang membuat makanan kami pun datang membawa satu nampan cukup besar. Kami menikmati makanan tersebut sambil melihat hamparan sawah di hadapan kami

"Yong, bisa nggak pulangnya sore nanti jam 2?" tanya Seulgi, aku menatapnya dengan tanda tanya besar di wajahku.

"Kenapa? Kan masih ada besok."

Rose [Lee Taeyong] ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang