Part 18: Hilang

18 6 0
                                    

Sudah 4 hari ulang tahun Vanya berlalu tapi sampai saat ini belum juga ada kabar dari Kevin. Semalam Verrel juga bilang bahwa ternyata Sudah 3 hari Kevin tidak masuk sekolah dengan alasan yang belum diketahui. Jadi hari ini Vanya berniat untuk pergi ke SMA Nusantara untuk mencari informasi tentang Kevin sambil melihat-lihat SMA yang akan jadi sekolahnya nanti. Semalam Vanya sudah janjian dengan sahabat-sahabatnya untuk ketemuan di SMA.

"Kak nanti aku ikut sama kakak ya". Ucap Vanya pada Verrel sambil menyantap sarapannya.

"Ikut kemana?". Tanya Verrel heran.

"Ikut ke sekolah lah. Kakak mau ke sekolah
kan?".

"Ngapain kamu ikut kakak? takut ya sendirian dirumah?". Tanya Verrel jail. Sebelumnya orangtua mereka memang tidak ada dirumah, 10 menit yang lalu mereka sudah pergi ke Bekasi untuk melihat lokasi yang dimana nantinya kelurga mereka akan membuka usaha.

"Enak aja takut. Lagian apa yang mau ditakuti coba?".

"Ya sapatau kan kamu takut kehilangan Kevin". Ucap Verrel sambil tertawa.

"Udah deh kak. Nggak nyambung tau". Ucap Vanya bete.

"Hahah sorry deh. Jadi kamu ngapain mau ngikut kakak?".

"Mau lihat-lihat aja sambil nyari info tentang sekolah"

"Mau lihat dan cari info tentang sekolah atau mau lihat dan cari info tentang Kevin?". Ucap Verrel kembali menggoda Vanya.

"Hehe sekalian kak. Bukan apa-apa ya, aku sampai sekarang bingung aja kenapa Kak Kevin nggak ada kabar".

"Okedeh cepat abisin sarapannya. Kakak keatas dulu ngambil tas". Ucap Verrel lalu pergi ke kamarnya.

"Okee".

Setelah Verrel selesai mengambil tasnya mereka langsung pergi ke sekolah. Sampai di Sekolah ternyata Sahabat-sahabat Vanya sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

"Kakak masuk duluan ya!". Ucap Verrel setelah dia keluar dari mobil.

"Iya kak". Balas Vanya.

"Duluan semuanya". Pamit Verrel pada Sahabat-sahabat Vanya.

"Iya kak". Ucap Mereka serentak.

"Yaudah kita masuk juga yuk". Ajak Deven pada semuanya.

"Yuk".

"Makan dulu yuk". Ucap Ucha saat mereka melewati kantin sekolah.

"Iya ni. Kayaknya nasi uduk bu Sri baru masak, harum banget". Sambung Anneth lagi

"Iya ni gue juga jadi lapar,padahal tadi udah sarapan". Ucap Joa menyetujui ucapan Anneth. Mereka pun langsung masuk ke kantin

"Iya sekalian test food. Nanti kan kita mau sekolah disini, biar ga bingung mau makan apa nantinya". Ucap Deven setelah mereka duduk sambil tertawa.

"Kayak mau nikahan aja Dev, pake test food segala". Ucap Vanya.

"Ya sekalian lah Van. Rencana sih ntar kalau gue nikah sama Anneth Cateringnya dari bu Sri". Balas Deven sambil tertawa.

"Wah boleh-boleh. Ibu mah senang ni kalau pesannya di ibu. Nanti biar menyaingi restoran bintang lima". Ucap Bu Sri yang datang menghampiri meja mereka.

"Kebetulan Bu Sri datang. 3 tahun lagi masih buka usaha kan bu? Rencana lulus SMA aku sama Anneth lanjut ke jenjang yang lebih serius". Ucap Deven pada bu Sri.

"Gercep banget Dev. Kamu kira Anneth itu kamu yang pikirannya nikah aja. Anneth itu wanita berpendidikan, lulus SMA mah dia kuliah". Ucap Joa pada Deven.

"Doain aja usaha ibu lancar terus. Kapan pun kalian nikah ibu siap nyiapin cateringnya". Ucap Bu Sri sambil tertawa.

"Udah lah. Kok malah cerita,katanya mau makan. Kasian tu Bu Sri nungguin". Ucap Anneth yang sekarang jadi salah tingkah.

"Yowes, pada pesan apa?".

"5 nasi uduk dan 5 teh es ya bu". Ucap Ucha ngewakili.

"Okee ditunggu ya". Ucap Bu Sri lalu pergi nyiapin pesanan mereka.

    Selesai makan mereka pun melanjutkan keliling sekolah. Sekarang mereka menuju ke laboratorium, karna mereka semua berencana untuk masuk jurusan IPA saat SMA nanti. Setelah dari laboratorium mereka pergi ke fasilitas sekolah lainnya dan terakhir mereka pergi ke perpustakaan. Sekarang mereka sedang diperpustakaan, sebelum masuk Vanya dan sahabat-sahabatnya mengisi buku tamu perpustakaan terlebih dahulu. Saat giliran mengisi buku tamu Vanya melihat ada nama Kevin di sana.

 Saat giliran mengisi buku tamu Vanya melihat ada nama Kevin di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa Van?". Tanya Anneth yang ada dibelakang Vanya. Ia bingung melihat Vanya yang bengong melihat buku tamu tersebut.

"Nggak papa kok. Kalian duluan aja ya aku mau keluar sebentar". Ucap Vanya pada mereka.

"Mau kemana Van?". Tanya Ucha heran. Belum sempat Vanya menjawab pertanyaan Ucha ia udah langsung pergi dari perpustakaan, tak tau kemana tujuannya.

    Ternyata Vanya pergi ke tata usaha. Dia yakin bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.

"Permisi". Ucap Vanya sambil mengetuk pintu.

"Iya, silahkan masuk". Ucap seseorang dari dalam ruangan itu.

"Permisi buk". Ucap Vanya ramah setelah ia masuk ke dalam.

"Silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu?". Ucap ibu itu tak kalah ramah dari Vanya.

"Sebelumnya perkenalkan bu, nama saya Vanya, adiknya kak Verrel. Maaf mengganggu bu dan maaf juga mungkin saya terlalu lancang nanyain ini. Tapi apa boleh saya tau tentang kak Kevin Evdirga? Kata kakak saya dia udah 3 hari nggak masuk,dia kenapa ya bu?".

"Oh soal Kevin. Yang saya tau Kevin itu rencananya mau pindah dari sekolah ini. Tapi sampai sekarang belum ada surat yang menyatakan ia resmi pindah. Dia cuma baru ngembaliin buku-buku dari Perpustakaan aja 3 hari yang lalu. Setelah itu dia nggak sekolah-sekolah lagi. Mungkin dia lagi ngurusin yang lainnya". Jelas ibu itu panjang lebar.

"Oh begitu ya bu. Terima kasih ya bu atas bantuannya. Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat Pagi bu". Ucap Vanya pamit.

"Sama-sama. Selamat Pagi". Balas ibu itu dan Vanya pun langsung keluar dari ruangan itu.

Saat keluar dari situ Vanya ketemu dengan Verrel.
"Dek,kenapa?". Tanya Verrel heran melihat Vanya yang matanya mulai memerah.

"Kakak tau tentang kak Kevin?". Tanya Vanya to the point.

"Iya kakak barusan aja tau. Ini kakak baru selesai rapat dari ruangan osis. Mereka pada bahas Kevin yang mau pindah. Dia juga udah pada bilang ke yang lainnya mau mengundurkan diri jadi wakil ketua osis, tapi dia nggak ada bilang apa-apa sama kakak. Mungkin dia takut kamu tau".

"Ya tapi nggak gini caranya kak. Aku malah tambah marah, karena aku taunya dari orang lain, bukan lansung dari kak Kevin nya". Ucap Vanya sedikit emosi.

    Verrel yang melihat adeknya nangis, langsung menenangkannya.
"Udah dek, kamu tenang ya. Kevin pasti punya alasan tersendiri kenapa ia nggak ngasih tau kamu. Sekarang kakak anterin kamu pulang ya".

    Verrel pun langsung mengantarkan Vanya pulang. Sebelumnya ia sudah izin pada guru piket untuk pergi sebentar mengantarkan Vanya pulang.













Salam Manis,
DevanyaAs.

кєν η ναη(completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang