Part 3: Student Council

92 13 2
                                    

Pagi ini jam pelajaran pertama seluruh anak kelas 9 kosong, dikarenakan rapat guru membahas ujian dan acara perpisahan anak kelas 9. Karena 3 bulan lagi mereka sudah meninggalkan masa SMP mereka dan akan menginjak masa SMA.

Karena Anneth dan Vanya merasa bosan mereka pun berkunjung ke kelasnya Joa dan Ucha di kelas 9.2. Sampai disana, mulailah Vanya jadi bahan perhatian cowok-cowok. Tapi sebelum cowok-cowok maju, Joa duluan menghadang mereka dengan muka sangarnya yang membuat para cowok itu mundur. Para cewek kelas Joa tertawa melihat cowok-cowok itu ketakutan, begitu juga Anneth dan Vanya. Mereka bersyukur punya sahabat seperti Joa yang pemberani dan bisa melindungi mereka dari orang orang yang ingin gangguin mereka.
"Ingat ya kalian semua jangan pernah gangguin sahabat gue. Karena nanti kalian bukan hanya berhadapan sama gue, tapi berhadapan juga dengan kak Verrel. Mau kalian semua?". Ucap Joa galak yang membuat semuanya takut.

"Iya Jo,kita janji. Tapi kenapa pakai bawa bawa kak Verrel?". Jawab mereka bersamaan. Dan tanya salah satu dari mereka.

"Karena Vanya itu adeknya kak Verrel". Jawab Joa santai. Tapi membuat satu kelas heboh.

"Haaa??seriusan Van lo adeknya kak Verrel". Tanya salah satu teman cowok Joa.

"Iya. Emang kenapa?". Jawab Vanya.

"Nggak papa Van. Ya udah kita semua janji nggak akan gangguin lo lagi".

"Iya makasih ya atas pengertiannya". Jawab Vanya senang.

"Iya sama-sama".

Joa pun mengajak Vanya dan Anneth untuk duduk bersama dia dan mereka pun mulai cerita-cerita.
"Eh Jo,kamu sendirian aja? Ucha mana?". Tanya Anneth pada Joa.

"Oh Ucha. Biasalah paling gara si Deven tu. Mungkin lama bangun lagi tu anak". Jawab Joa.

"Deven tu siapa Jo?". Tanya Vanya penasaran.

Tapi belum sempat pertanyaan Vanya di jawab oleh Joa tiba-tiba Ucha datang dengan seorang cowok yang sedang dijewernya.
"Tuh dia orangnya yang kamu tanya Van". Ucap Joa sambil menunjuk Deven yang sedang di jewer Ucha.

"Oohh".Ucap Vanya ber-oh ria.

"Ucha udah dong kasihan itu Deven, nanti telinga nya putus". Ucap Anneth merasa kasihan pada Deven.

"Iya Cha benar tu kata Anneth cantik. Kan tadi gue udah minta maaf". Ucap Deven memelas.

"Iya tiap hari kamu minta maaf, tiap hari juga kamu ulang. Kamu pikir nggak capek apa bangunin kebo kayak kamu. Mesti kencang-kencang lagi dijalan ngeburu biar nggak terlambat sekolah. Maunya terus aja kamu sakit biar aku aman pulang pergi sekolah. Kamu lagi Neth, nggak usah dibela-belain nih anak ntar tambah melunjak dia". Ucap Ucha frustasi menghadapi sepupunya itu dan sahabatnya yang baik itu.

"Iya Neth mentang-mentang pacar, kamu belain". Ucap Joa pada Anneth.

"Ih Joa apaan sih. Aku sama Deven nggak pacaran". Ucap Anneth malu.

"Iya Jo, Anneth itu bukan pacar aku. Tapi OTW jadi istriku, tunggu siap lahir batin dulu baru aku lamar Annethnya". Ucap Deven yang langsung dapat jitakan dari Ucha dan Joa, sementara Vanya dia hanya diam kebingungan melihat adegan di depannya.

"Auww. Sakit Jo,Cha. Ini kepala loh bukan tempurung kelapa". Ucap Deven sambil memegang kepalanya.

"Emang siapa yang bilang itu kepala tempurung kelapa? Lagian loh sih buat marah aja". Ucap Ucha.

"He..he Sorry. Anneth aja nggak marah,masak kalian marah sih?". Tanya Deven sambil menatap Anneth.

"Anneth nggak marah tapi dia malu.Lihat aja tuh pipinya merah banget". Ucap Joa menggoda Anneth.

кєν η ναη(completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang