Pertemuan Bagian II

690 60 31
                                    

Canggung, ya keadaan saat itu sangat canggung.

Boboiboy juga Rachel sama-sama tidak mengeluarkan suara, niat Boboiboy untuk beranjak keluar kamar pun tiba-tiba tidak bisa entah kenapa.

"Uhmm... Rachel?" Dengan tiba-tiba Boboiboy memecah keheningan diantara mereka.

"Hah?! I-iya kenapa?"

"Boleh aku melihat kristal itu lebih dekat?"

"A-apa?" Rachel seketika ngebug saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Boboiboy.

Bukan karna apa tapi kalungnya itu tidak bisa dilepas seperti sudah permanen menempel di lehernya.

"T-tapi kalungnya tak bisa dilepas, Boboiboy"

"Tidak bisa di lepas? Bagaimana bisa?"

"Entahlah, saat aku ingin membuang kristal ini tali rantainya tidak bisa dilepaskan" Rachel menunduk dan melihat kristal itu sejenak.

"Kalau begitu tidak perlu di lepas"

"Maksudmu?"

Boboiboy mendekatkan wajahnya pada leher Rachel, wajahnya seketika memerah dan mencoba untuk tidak memandang Boboiboy.

Lain hal nya dengan Boboiboy yang terlihat santai mendekatkan wajahnya pada leher Rachel, dengan satu tangan Boboiboy mencoba menyentuh kristal itu.

"Kristal ini...."

"A-ada apa?"

"Terlihat cocok untukmu" dengan polosnya Boboiboy berkata seperti itu pada Rachel dengan senyumannya yang khas membuat Rachel memerah malu.

"Aha-ha-ha... Wahh disini panas juga ya ha-ha-ha" ucap Rachel seraya mengibaskan tangannya seperti kipas.

"Biar aku dinginkan, Boboiboy Ice!"

Boboiboy menggunakan kekuatan es nya untuk mengubah kamarnya menjadi hawa sejuk.

Tapi justru tindakannya itu salah, kamarnya malah membeku seperti Padang es begitu juga Rachel yang ikut membeku sedikit dan terlihat ingus Rachel yang ikut membeku juga.

"Buset dah gak ngira gue kalau dia polos banget ya tuhan" batin Rachel.

"Ehhhh Rachel! Kau tak apa-apa kah?"

"Make nanya lagi nih anak" batin Rachel.

"Akan ku cairkan, Boboiboy Blaze!"

Boboiboy berubah menjadi Boboiboy Blaze untuk mencairkan es yang ada di kamarnya namun itu malah membuat Rachel kepanasan karna Boboiboy saat menjadi Blaze tingkahnya periang sekali.

"Sudah tidak dingin kan Rachel? Oh iya kalau dilihat-lihat kau itu manis juga ya, apa kau punya itu 'ekhem' di duniamu?" Tanya Blaze.

"Ekhem? Ekhem apa?"

"Maksudku, Boyfriend loh hehe punya tidak punya tidak? Hm hm hm?" Mata Blaze berkedip-kedip seakan menggoda Rachel.

Rachel yang bingung dengan tingkah menjadi gugup, apa sikapnya berubah-ubah saat kekuatannya berubah juga? Kalau begitu mana sikap Boboiboy yang asli? Batin Rachel.

"A-anu Boboiboy..."

"Panggil aku Blaze" ucap Blaze seraya memberikan senyuman pada Rachel.

"Ah.. i-iya Blaze, mungkin sebaiknya kita pergi menemui Ochobot saja apa kau tidak penasaran dengan semua rahasia tentang kristal ini? Akan lebih baik juga kau berubah ke bentuk semula" usul Rachel yang ternyata di tanggapi oleh Blaze.

Dengan mode berpikir tangan di bawah dagu Blaze hanya berkata 'hm' saja seperti sedang memikirkan hal itu matang-matang.

"Padahal ini bukan soal matematika kenapa dia begitu serius menanggapi usulanku" batin Rachel seraya menggaruk pipi tak gatal.

In a Mirror [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang